Eps 2

Di sore hari, Aisyah mendatangi rumah Keysya. Seperti biasa, ia tak perlu meminta izin dulu untuk masuk ke kamar sahabatnya itu.

Tak pernah terbayangkan, Aisyah disuguhi pemandangan yang luar biasa. Di kamar yang terbuka itu, tampak Ilham dan Keysya sedang bermesraan.

“Tega sekali kalian melakukan ini padaku,” ucap Aisyah dengan suara parau. Sebisa mungkin ia menahan air matanya agar tidak tumpah.

Ilham dan Keysya tersentak kaget mendengar suara Aisyah. Mereka berbalik untuk memastikan.

“Ini tidak seperti yang kamu pikirkan Ai. I can explain this to you,” ujar Keysya. Ia cepat-cepat melepaskan pelukannya dari Ilham.

“Banyak alasan, kalau suka sama Ilham bilang saja. Tidak usah pakai acara menusuk dari belakang gini.” Bulir-bulir air mata terus berjatuhan dari mata Aisyah.

“Jangan disembunyikan lagi sayang, kita juga sudah ketahuan.”

“Maksud kamu apa bicara seperti itu?” tanya Aisyah pada Ilham.

“Selama ini kami berdua pacaran,” jawabnya tanpa memperdulikan lagi perasaan Aisyah.

Sakit tak berdarah saat mendengarnya, hancur sudah harapan Aisyah. Ilham yang dulu mengejar-ngejarnya sejak menginjakkan kaki di bangku universitas, ternyata selama ini berpacaran dengan sahabatnya sendiri.

“Kenapa kamu memacari dia Ham? Padahal kita sudah komitmen untuk menikah setelah lulus nanti.” Sesak mulai memenuhi dada Aisyah.

“Kamu harusnya sadar diri Aisyah, lelaki setampan aku mana mau menikah dengan perempuan culun seperti kamu. Selama ini kita berdua baik ke kamu, hanya supaya kamu mau mengerjakan tugas kita terus.”

“Kamu harusnya ngaca, apa kamu pantas untuk Ilham? Gayamu culun begitu, ya wajarlah Ilham lebih suka aku.”

Bak disambar petir, terlalu sakit cercaan Ilham dan Keysya padanya. Bayangan masa lalu bersama Ilham kian menambah perih di hatinya.

Aisyah melangkah mundur, tak berani lagi untuk mendekat pada dua sejoli yang tengah kasmaran di hadapannya. Tanpa berkata apa-apa lagi, ia meninggalkan dua manusia terkutuk itu.

Setibanya di rumah, Aisyah mengunci diri di kamar. Saat ini ia hanya ingin menumpahkan semua dukanya. Dalam sekejap, kamar sederhananya itu dipenuhi tisu bekas air mata.

Di sisi lain, di rumah pak Dhiaz. “Calon istrimu kenapa tidak ke sini? Kamu sudah punya kekasih, tapi potongan kue pertama masih nenekmu yang dapat.”

“Hijabers seperti calon istriku itu tidak merayakan ulang tahun kek.”

“Kalau kamu berhasil menikahi calon istrimu itu, berarti tidak akan ada lagi perayaan ulang tahun seperti ini. Tapi tidak apa-apa, kamu kan sudah dewasa sekarang. Yang terpenting sekarang adalah kamu sudah dapat pasangan. Cepat halalkan dia ya, nenekmu sudah ingin sekali punya cucu.”

“Kalau begitu, bagaimana kalau kita ke rumahnya saja? Bawakan dia kue, sekalian silaturahmi dengan keluarganya.” Rona kebahagiaan tergambar jelas di wajah nenek saat mengutarakan usulannya itu.

“Jangan nek!” cegah pak Dhiaz.

“Kenapa kamu melarang nenek bertemu dengan calon istrimu?”

“Bukan melarang nek, tapi dia lagi sakit.”

“Sakit apa?”

“Sakit kepala nek,” jawab pak Dhiaz asal.

“Kelamaan sendiri buat kamu jadi bodoh ya dalam hubungan percintaan. Dimana-mana perempuan itu suka diperhatikan, Dhiaz. Apalagi kalau sedang sakit. Seharusnya kamu temani dia, bukan malah ogah menjenguknya karena takut mengganggu.”

“Duhhh, bagaimana ini? Tidak mungkin aku cerita ke nenek kalau sebenarnya aku berbohong. Mampus lah, aku kan belum punya calon istri.” Pak Dhiaz bermonolog dalam hati.

“Antar kami ke rumah calon istrimu sekarang. Kami mau jenguk dia.”

“Biar aku saja yang jenguk. Nenek sama kakek di sini saja.”

“Tidak bisa, kami juga mau jenguk dia.”

Cepat-cepat pak Dhiaz membuka kontak di gawainya, lalu menelepon Aisyah.

“Kirim alamat rumah kamu sekarang! Ada yang ingin kubicarakan langsung dengan kamu,” ucapnya lalu mengakhiri panggilannya.

Dengan berat hati, Aisyah mengirimkan alamat rumahnya. Bagaimana tidak berat, pak Dhiaz ingin berkunjung di saat yang tidak tepat.

Tak lama, mereka bertiga sudah tiba di rumah Aisyah. Dengan semangat empat lima, nenek mengetuk pintu seraya mengucapkan salam.

Adik Aisyah membalas salam dari tamunya. Ia pun bergegas membuka pintu. “Silakan masuk ,” ucapnya setelah membuka pintu rumah.

Wahdah meminta mereka untuk duduk. Setelah itu, ia bergegas ke dapur. “Yang datang laki-laki, dia datang bersama kakek dan neneknya.”

Bu Arni jadi sedikit khawatir mendengar informasi dari Wahdah. “Kenapa ada laki-laki yang datang bersama kakek dan neneknya? Jangan-jangan ada yang mau melamar Aisyah. Aduh, Aisyah kan cintanya ke Ilham.”

Dengan perasaan takut-takut, bu Arni membawa minuman ala kadarnya itu ke ruang tamu. “Bu guru,” ucap bu Arni keheranan.

“Ya ampun, ternyata kamu Arni ibu dari calon istrinya cucuku.”

Bu Arni tersentak kaget. “Calon istri?” pikirnya kebingungan.

Bu Arni melirik pada lelaki muda yang datang bersama gurunya itu. Saking malunya karena mengaku-ngaku, pak Dhiaz sampai tak berani menatap bu Arni balik.

“Wahdah, panggilkan kakakmu nak! Bilang ada yang cari.”

Wahdah segera melaksanakan perintah ibunya, ia berjalan ke kamar kakaknya. “Kak Aisyah ada tamu, katanya mau ketemu kakak.”

“Itu pasti pak Dhiaz,” batin Aisyah. Ia cepat-cepat mencuci muka. Dengan mata sembabnya, ia keluar kamar.

“Uhhh kasihan, matanya jadi bengkak begini. Sini, sini sayang, biar nenek pijat kepala kamu.”

Aisyah kebingungan, tapi menurut saja. Nenek pak Dhiaz mulai memijat kepalanya yang tidak sakit sama sekali. “Enak kan pijatan nenek?”

“Iya nek.” Senyum penuh kebingungan melekat di bibirnya.

“Nanti kalau sudah menikah, kamu harus perhatian ke istri ya. Kalau kepalanya sakit, kamu pijat seperti nenek.” Kakek menasehati pak Dhiaz.

“Ini dosen gila kali ya? Seenaknya saja dia mengaku ke neneknya kalau aku ini calon istrinya,” batin Aisyah.

Matanya menatap ke pak Dhiaz yang duduk tepat di depannya. Pak Dhiaz hanya bisa tersenyum kecut, karena semua memang salahnya.

Terpopuler

Comments

Becky D'lafonte

Becky D'lafonte

wwkwkwk

2023-04-12

0

Sakur Sakur

Sakur Sakur

nyimak,cuma dialog b,Inggris nya aku g ngerti,ma'lum makannya singkong,🤭🤭

2022-11-03

0

Titin Novita Sari

Titin Novita Sari

lanjut Thor 👍 aku mampir ya Thor 😊

2022-10-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!