JAM ISTIRAHAT

DENTING Bell sekolahan telah berbunyi dan terdengar sangat nyaring sekali. para murid-murid mulai bangun dari duduk nya dan siap-siap untuk istirahat setelah mereka membereskan buku mata pelajaran yang sudah mereka pelajari itu. ibu guru wali kelas itu berdiri dari duduk nya dan berkata kepada para murid nya bahwa ia akan pergi ke ruangan sekolah dulu untuk istirahat juga. kala itu baru jam sembilan pagi dan Jam Istirahat akan berlangsung selama satu jam ke depan.

Kini keadaan kelas mulai sepi karena para murid sudah banyak yang keluar untuk pergi ke kantin samping sekolah itu untuk membeli jajanan dan macam-macam cemilan. Diana dan Diani juga mau pergi ke kantin dan ketika adik kakak itu mau bergegas keluar ruangan kelas nya, Febri mencegat nya. Diana dan Diani yang sudah kenal akrab dengan siswa lelaki itu, langsung bertanya.

"mengapa kamu menghadang kami Febri???" tanya Diana dan Diani malah menunduk saja tak berani menatap wajah Febri.

Febri lalu menatap ke arah tiga anak bandel yang sedang bercanda sembari tertawa terbahak-bahak. entah mereka sedang menertawakan apa, Febri tak terlalu memikirkan nya. lalu ia berkata menjawab pertanyaan dari Diana tadi.

"kalian mau ke kantin kan? aku ikut ya?"

"lho kan kamu biasa nya sama Bram, kok ikut kami berdua sih?" tanya Diana heran dan Diani lalu menatap ke arah bangku Bram yang kosong. mereka tahu bahwa Bram sudah lebih dulu keluar kelas itu bersama para murid lain nya ketika wali kelas mereka keluar.

Lalu Febri berkata bahwa Bram tak mau ditemani dulu dan berkata Bram ingin menyendiri dulu. Diana serta Diani tak mengerti alasan nya apa Febri berkata begitu tentang Bram, maka dari itu mereka tak banyak kata lagi dan langsung pergi ke kantin. telinga mereka mulai sakit akibat mendengar ketiga anak bandel tadi tertawa semakin keras ditambah memukul-mukul meja dikeheningan dalam kelas yang mulai kosong itu. tiba di kantin, Diana, Diani dan Febri sudah membeli jajanan yang mereka inginkan dan ketiga nya lalu duduk berhadapan di kursi kantin sembari mulai mengobrol.

"adik mu kayak nya tadi habis menangis ya Diana?" tanya Febri mulai bertanya dan Diani yang menjawab nya.

"enggak kok! aku gak nangis tahu!" jawab Diani ketus dan Febri membalas.

"awas lho bohong dosa...," lalu Diana berkata.

"iya dia habis nangis tadi. tapi kamu jangan bilang-bilang ke papa dan mama mu ya Feb. awas lho kalau kamu sampai bilang, nanti papa dan mama kami tahu Diani menangis dari aduan kedua orang tua mu itu!" Febri hanya berkerut dahi dan berkata.

"memang nya adik mu menangis karena apa? kok sampai takut mama dan papa kalian tahu?" baru saja Diana mau menjawab, tetapi adik nya sudah lebih dulu berkata.

"semua gara-gara si anak bandel itu!"

"siapa? si Yoshua maksud mu?"

"iya Feb. si Yoshua dan kedua teman nya itu sering usil kepada kami!" ujar Diana menjelaskan dan Febri manggut-manggut paham.

Lalu Febri berkata kepada adik dan kakak itu.

"ketiga anak itu enggak ada kapok-kapok nya! padahal sudah di hajar dan diancam oleh si Bram. tapi tetap saja berbuat jahil dan usil kepada teman sekelas nya."

"oh iya kak Febri..!" tanya Diani kepada Febri yang umur nya di atas nya dan di bawah Diana. lalu Diani melanjutkan ucapan nya lagi.

"apakah kak Febri juga bisa bela diri kayak ketua kelas itu?" pertanyaan Diani itu langsung dijawab oleh Diana dan Febri tak jadi berkata.

"cowok ini banci de! bukti nya dia main sama anak perempuan seperti kita! wkwkwk." Diani ikut tertawa juga walau ditahan.

"enak saja aku dibilang banci! begini juga aku bisa bela diri tauk!" ungkap Febri tak mau di rendahkan oleh kedua anak gadis itu.

"emang nya kak Febri bisa beladiri apa?" tanya Diani penasaran dan Diana yang menjawab.

"palingan dia lari dan bersembunyi dibelakang nya ketua kelas de." lalu Diana dan Diani tertawa lagi ketika menatap wajah Febri yang kesal bercampur dongkol akibat menahan malu diri nya diremehkan seperti itu.

Setelah adik dan kakak itu berhenti tertawa, lalu Febri berkata.

"nanti aku akan bilang kepada papa dan mama ku untuk ikut latihan seni bela diri sama si Bram, biar aku bisa melindungi kalian berdua dari para murid yang usil itu." Diana dan Diani saling tatap dan lalu kedua nya menatap wajah Febri yang lumayan tampan itu. pada saat itu juga Febri lanjut berkata lagi.

"apa kalian keberatan akan niat ku itu???"

"tidak Feb. justru bagus itu! aku pun ingin sekali ikut latihan seni bela diri agar aku bisa melindungi diri dan juga adik ku ini."

"tapi kakak kan perempuan? apa bisa kakak melakukan hal yang biasa di lakukan laki-laki?"

"tentu saja bisa..." jawab seseorang lelaki yang berada di belakang Febri.

Lelaki itu berdiri menatap Diana, Diani dan Febri sembari berkata lagi.

"boleh kakak duduk?"

"silahkan kakak kelas." ujar ketiga anak itu dengan sopan kepada orang yang mereka panggil 'Kakak Kelas' itu. setelah kakak kelas itu duduk di samping Febri, ia langsung berkata.

"maaf ya kakak jadi ikut-ikutan gabung dengan kalian, karena kakak tertarik sekali akan obrolan kalian ini." ketiga anak itu hanya tersenyum kaku kepada kakak kelas mereka yang diperkirakan sudah kelas enam SD.

Lalu Diani berkata tanya kepada kakak kelas yang baru disebutkan nama nya oleh Diani.

"Kak Rehan…?? apa benar seorang perempuan bisa melakukan gerakan seni beladiri?" pertanyaan tersebut langsung di jawab oleh Rehan.

"bisa lah. bukti nya banyak kok para atlet perempuan yang bisa seni bela diri sampai ke mancanegara."

"hmm... benar juga apa kata kak Rehan." ujar Febri berguman dan Diana bertanya.

"apa kak Rehan bisa mengajarkan ku cara nya?"

pertanyaan tersebut membuat Rehan agak ragu dan raut wajah bimbang terulas di wajah nya.

Diana menatap heran kepada kakak kelas nya itu karena pertanyaan nya belum dijawab. lalu Rehan kemudian menjawab pertanyaan Diana tadi.

"kamu ikut less seni beli diri saja. kebetulan paman kakak yang punya tempat itu."

"wah serius kak?!" tanya Febri kegirangan dan Rehan mengangguk seraya berkata memberi tahu nama tempat dan alamat nya untuk belajar ilmu seni bela diri. Febri, Diana dan Diani pun paham apa yang dikatakan rehan itu dan kemudian Rehan pamit lagi kepada mereka karena teman-teman nya sudah memanggil nya sejak tadi.

Setelah kepergian Rehan, ketiga anak itu mulai berunding membicarakan ucapan kakak kelas mereka itu.

"jadi bagaimana? apa kamu tetap akan mau belajar masuk ke dalam tempat ilmu seni bela diri?" tanya Wawan kepada Diana dan Diana mengangguk seraya menjawab.

"aku sudah putuskan hal itu Feb. kamu bagaimana? apa mau ikut dengan ku?"

"ya aku juga memutuskan untuk ikut juga." lalu Diani berkata.

"dede jadi penonton saja ya...," lalu Diana mencubit pipi adik nya yang agak tembem itu dengan gemas tapi pelan seraya berkata.

"iya dede, kamu ikut saja nanti temani kakak dan Febri." Diani hanya mengangguk dan berkata.

"apa mama dan papa akan membolehkan kakak ikut less yang begituan?"

"nanti kakak pikirkan cara nya de." ujar Diana dan Febri menambahkan.

"kalian tenang saja. nanti aku akan membujuk kedua orang tua ku agar mereka berkata kepada kedua orang tua kalian untuk membolehkan hal tersebut."

"lalu nanti kau jawab apa ketika ditanya untuk untuk ikut less begituan??" tanya Diana kepada Febri.

"sudah tak perlu khawatir. akan aku jelaskan nanti jika kita sudah pulang ke rumah."

"baiklah." ujar Diana dan mereka kini mereka lanjut memakan jajanan yang mereka beli sebelum nya itu.

...*...

...* *...

Terpopuler

Comments

M'healty Yoghurt

M'healty Yoghurt

Ingin tau tentang ibu dewi setalh keluar dari penjara

2022-02-05

1

M'healty Yoghurt

M'healty Yoghurt

Lanjut

2022-02-05

1

henry

henry

mantap thor

2022-02-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!