DONI Sudah duduk di kursi meja makan dan ia sedang sarapan dengan nasi goreng buatan ibu Asih. lalu Dona pun datang menghampiri Doni yang sedang makan itu dan Dona pun ikut sarapan juga.
"martabak telor ini buatan siapa ma? kok tumben enak sekali?" tanya Doni sembari mengunyah sepotong martabak telor itu dan Dona menjawab nya.
"tadi ibu yang bikin pa, itu sebenar nya buat anak-anak."
"oh begitu, papa pikir buat sarapan kita." Dona hanya tersenyum dan berkata,
"ya sama saja kali buat kita sarapan juga." lalu datang Diana dan Diani berlarian keluar dari kamar nya menuju meja makan dan kedua nya sudah berpakaian seragam SD lengkap. ibu Umyati terlihat berjalan menyusul kedua anak gadis itu sembari membawa kedua tas anak itu. lalu Dona berkata kepada ibu Umyati untuk menaruh kedua tas anak nya itu di sofa ruang tamu saja dan ibu Umyati menuruti nya dengan patuh.
Dona dan Doni hanya tersenyum bahagia kepada kedua anak nya itu yang sudah duduk dimeja makan dan mulai memakan martabak telor buatan nenek nya itu.
"kakak, dede... baca doa dulu.." ujar ayah nya dan kedua anak nya itu lalu tersenyum dongkol dan kemudian kedua nya mulai berdoa. setelah kedua anak gadis itu berdoa, lalu mereka mulai makan dengan riang nya. di sela makan, Dona bertanya kepada Diana.
"nanti di sekolah jaga adik mu ya kak, takut nya ada teman nya yang jahil dan usil kepada nya."
"iya mama." jawab Diana patuh dan Diani segera menyahut.
"tak perlu dijaga kakak pun, dede pemberani kok ma..."
"wah hebat dong anak papa kalau begitu." Sanjung Doni dan Diani berlagak sok jagoan dengan membusungkan dada nya dan menepak dada nya tiga kali.
puk! puk! puk!
"siapa dulu dong pa..?! dede...!" lalu Dona, Doni dan Diana tertawa geli melihat dede yang bertingkah lucu itu seperti itu.
Pada saat itu ibu Asih datang dari dalam dapur dan berjalan menghampiri meja makan dan ia menyimpan sepiring buah kupas di meja makan itu. lalu ibu Asih juga ikut makan bersama. pada saat itu waktu baru jam tujuh pagi, Diana dan Diani akan Berangkat Sekolah jam setengah delapan pagi. setelah hampir seperempat jam mereka sarapan pagi, mereka menyudahi sarapan nya dan mulai sibuk dengan kegiatan nya masing-masing. Diana dan Diani diantar oleh nenek nya menuju mobil yang dikemudikan oleh pak Soleh. sedangkan Dona dan Doni berjalan menuju mobil nya berada. sebelum berangkat, Dona dan Doni mencium kening kedua anak gadis nya itu dan kedua anak gadis itu lalu salim kepada kedua orang tua nya. kini mobil yang dikemudikan Doni dan Dona itu sudah berjalan menuju tempat pekerjaan nya dan mobil yang dikemudikan pak Soleh juga sudah berjalan menuju sekolah dasar yang elit dan berada di dekat sebuah perumahan mewah. ibu Asih seperti biasa ikut mengantar kepergian kedua cucu nya itu sampai disekolah, dan setelah itu ibu Asih pulang lagi bersama pak Soleh. kini mobil tersebut sudah berhenti di pinggir jalan menuju sekolahan itu. Diana dan Diani sudah keluar dari mobil dan kemudian mereka salim kepada ibu Asih.
"jaga diri kalian baik-baik ya di sekolah. awas lho ya jangan bandel! apa yang di ajarkan dari guru kalian nanti nya, pahami baik-baik pelajaran nya."
"baik nek." jawab kedua anak itu serentak dan setelah itu ibu Asih mencium kening kedua anak gadis itu. lalu kedua anak itu berjalan bergandengan tangan menuju pintu gerbang sekolahan itu. suasana depan gerbang sekolahan itu masih ramai dimasuki para siswa sekolah dasar dan beberapa ada yang bersama orang tua nya masuk ke dalam.
Mobil yang dibawa pak Soleh sudah pergi bersama ibu Asih yang ada di dalam nya menuju rumah nya Doni. kedua anak gadis itu sudah masuk ke dalam kelas mereka yang baru menginjak kelas empat SD. meskipun umur Diana dan Diani berjarak dua tahun, tapi kedua nya sejajar ketika masuk sekolah SD. hal itu sengaja dilakukan oleh kedua orang tua nya agar kedua anak itu dapat menjaga satu sama lain. sipat Diani dan Diana memang berbeda, Diana cenderung penurut dan pemberani. sedangkan adik nya, yaitu Diani. sipat nya cenderung manja dan agak cengeng. di kelas mereka, ada beberapa anak bandel yang sering usil dan menganggu siswa dan siswi lain nya.
Ketua kelas mereka adalah seorang anak lelaki lumayan tampan dan sikap serta tutur kata nya yang sopan. anak itu bernama Bram dan pagi itu seperti nya anak itu belum masuk ke dalam kelas nya. jika tak ada Bram, anak-anak yang bandel mulai beraksi melakukan keusilan nya kepada teman-teman sekelas nya. tetapi jika ada Bram, mereka bagai kerupuk terkena angin atau melempem dan mengkerut takut. mereka takut kepada Bram karena Bram adalah anak yang bisa bela diri Muay Thai dan tentu saja anak bandel itu pernah dipukul sampai jera oleh Bram. tetapi kenakalan mereka hanya berlaku bagi teman-teman nya yang cengeng dan penakut saja.
Bocah nakal itu ada tiga orang, yang sok tua dan menjadi pemimpin bernama Yoshua. sedangkan kedua teman nya sekaligus bawahan nya, bernama Beryl dan Usman. seperti biasa, mereka duduk di meja paling belakang dan Yoshua sering melempar buntalan kertas ke arah teman sekelas nya yang cengeng. kali ini ia melempar kertas ke arah Diani yang sedang mengobrol dengan kakak nya, karena mereka duduk bersebelahan dan satu meja. buntalan kertas di lempar dengan tenaga keras oleh Yoshua dan mengenai kepala Diani.
Pluk!
"auhh...!" pekik Diani merasa sakit sembari memegang kepala nya. Diana langsung menatap ke arah pelempar nya, yaitu Yoshua dan ia langsung memarahi nya.
"hei Yoshua! jangan nakal dooong!!" Yoshua hanya tertawa terbahak-bahak bersama kedua teman nya dan ia berkata disela tertawa nya.
"suka-suka aku dong! weee..." Yoshua meledek dengan menjulurkan lidah nya kepada Diana yang sedang mengusap kepala adik nya. wajah Diani sedikit cemberut dan hampir menangis ketika ia di olok-olok oleh ketiga bocah bandel itu.
"ya nangis..."
"dasar cengeng! begitu saja nangis..."
"huuu cengeng-cengeng!" ketiga anak bandel itu terus saja meledek Diani seperti itu dan Diana mulai marah ketika adik nya benar-benar menangis dan menutup wajah nya dengan lengan nya.
Diana bangkit dari duduk nya dan berjalan menghampiri ketiga bocah bandel itu. para siswa dan siswi lain nya tak ada yang mau ikut campur karena mereka semua nya takut kepada ketiga bocah bandel itu. kecuali Diana, ia beranikan diri menghampiri ketiga anak nakal itu sembari menuding nya dengan makian.
"aku laporkan kalian kepada ibu guru! dasar anak-anak bandel!"
"laporkan sana! kami tak takut!" jawab Usman dan Beryl menimpali.
"huuu pengecut! apa-apa main laporkan! huuu pengecut!" Yoshua hanya tertawa saja mendengar kedua teman nya itu mengejek Diana.
Diana yang sudah semakin marah itu, hanya mengepalkan kedua tangan nya dengan erat dan air mata mulai merembes membasahi pipi nya. tanpa pikir lama lagi Diana langsung menendang meja yang di duduki ketiga anak bandel itu dengan keras dan membuat ketiga anak itu terdorong jatuh ke lantai. para siswa dan siswi yang memperhatikan kejadian itu, semua nya menertawakan nya dengan puas dan Diani yang awal nya menangis pun, menyudahi tangis nya dan ikut menertawakan nya juga.
Merasa malu ketiga anak bandel itu dipermalukan oleh Diana, Yoshua langsung memaki Diana dengan kasar sembari ia menendang meja yang ia duduki tadi.
"bangs*t cewek sial*n!!" Brakkk!! meja yang ia duduki tadi, ia tendang sembari lanjut menggertak.
"mau cari masalah kamu rupa nya hah!!" para siswa dan siswi diam lagi dan suasana kelas kembali hening. tetapi keheningan tersebut segera pecah oleh suara Diana yang membalas gertakan kasar dari Yoshua itu.
"kamu tuh yang mau cari masalah! dasar cowok kadal!"
"hahahaha..." para siswa dan siswi serempak menertawakan Yoshua ketika di sebut 'Cowok Kadal' oleh Diana dan membuat Yoshua semakin murka akibat menahan malu.
"diam..!!!" bentak Yoshua. lalu ia mendekati Diana dan berdiri dihadapan nya dan Diana bertolak pinggang bagaikan seorang anak yang pemberani. Yoshua menatap wajah Diana dengan tajam dan mata nya melototi nya. Diana pun tak kalah tajam menatap mata Yoshua dan Yoshua berkata.
"kalau bukan cewek sudah aku pukul kamu!" ucap nya sembari memperagakan akan memukul Diana. tetapi Diana tak takut akan gertakan tersebut dan malah membalas gertakan nya.
"nih pukul! aku tidak takut kepada mu!" ujar Diana sembari menepuk pipi kiri dan kanan nya. suasana ruangan itu semakin tegang dan kemudian hening sejurus, setelah Yoshua memaki Diana dengan kasar.
"jangan salahkan aku jika wajah mu itu babak belur!!"
"silahkan saja! aku pun bisa memukul mu!!" balas Diana tak kalah gertak dan pada saat itu juga, sang ketua kelas masuk ke dalam kelas sembari menatap Diana dan Yoshua yang berhadapan seperti orang mau berkelahi itu. tiba-tiba saja Yoshua mati kutu serta wajah nya tiba-tiba pucat pasi akibat diri nya yang usil itu kepergok oleh Bram, orang yang paling ia takuti dikelas nya itu.
...*...
...* *...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
henry
mantap thor
2022-02-03
1