CEMBURU

Bram menatap tajam dan dahi nya berkerut melihat Diana dan Yoshua yang berhadapan seperti itu. ada rasa Cemburu terkilas di wajah Bram melihat Diana berhadapan seperti itu dengan Yoshua. entah kenapa Bram tak mendekati Diana dan Yoshua untuk melerai nya, ia malah langsung berjalan ke tempat duduk nya dan cuek terhadap keheningan dikelas nya itu.

Diana kini memalingkan wajah nya kepada Yoshua dan pada saat itu juga Yoshua berkata mengancam dengan suara ditahan.

"kali ini kamu beruntung Diana!" setelah berkata begitu, Yoshua berjalan mendekati kedua teman nya dan Diana menjawab nya dengan ketus.

"bodo amat!" lalu ia berbalik arah menatap Bram yang duduk nya paling depan itu.

"rasa-rasa nya aneh sekali! mengapa ketua kelas selalu tidak menolong ku jika aku sedang ribut dengan si Yoshua itu???" gumam Diana dalam hati nya dan ia lalu berjalan mendekati adik nya yang duduk tersenyum menatap nya dan berkata.

"terima kasih kak." lalu Diani memeluk Diana dan kedua nya berpelukan.

Suasana kelas itu mulai seperti biasa setelah ada seorang murid laki-laki yang baru masuk menyerukan kata.

"ada ibu guru wali kelas dataaang." seru nya dan ia langsung berlari ke arah tempat duduk Bram dan duduk disebelah nya. para siswa dan siswi lain nya pun saling panik dan segera bergegas untuk merapikan duduk nya. ketiga anak bandel itu pun duduk dengan rapi juga karena mereka ingin terlihat menjadi murid yang baik dan teladan oleh guru wali kelas mereka. benar saja apa yang di serukan anak lelaki yang baru masuk itu, ternyata wali kelas mereka baru saja masuk ke dalam kelas tersebut.

"selamat pagi anak-anak....?" ucap sang guru wali kelas dan para murid nya menjawab serentak.

"selamat pagi ibu guru..." ibu guru itu tersenyum mendapat sambutan dari para murid nya itu. lalu ia berjalan ke tempat kursi meja nya sembari membawa beberapa buku mata pelajaran. lalu ibu guru itu menyuruh Bram sebagai ketua kelas itu untuk memulai berdoa sebelum belajar dan Bram pun menuruti perintah ibu guru wali kelas nya itu.

Setelah berdoa sebelum belajar selesai dilaksanakan, ibu guru itu bertanya kepada Diani karena ia melihat mata Diani sedikit merah dan sembab oleh air mata.

"mata kamu kenapa Diani? apa kamu sakit?" tanya ibu guru itu dan Diani hanya menunduk tak menjawab nya. Diana tahu adik nya itu tak berani mengatakan kejadian yang sebenar nya. baru saja Diana akan mewakili jawaban dari pertanyaan ibu guru itu tentang Diani, tiba-tiba saja lengan Diani memegang tangan kakak nya sembari menggelengkan kepala tanda tak boleh mengatakan apa yang sedang terjadi sebenar nya kepada nya.

Diana paham maksud dari adik nya itu, dan Diana tetap menjawab pertanyaan wali kelas nya itu dengan jawaban yang berbeda.

"adik saya sedang sakit mata bu. wajar saja mata nya terlihat merah dan sedikit sembab oleh air mata."

"oh begitu Diana. kalau begitu, kenapa adik mu tidak izin libur saja dahulu kalau ia sedang sakit?"

"adik saya ini ingin tetap masuk bu, ia jenuh jika harus berdiam diri di kamar sendirian."

"oh begitu, baiklah kalau begitu jadi nya. kalau Diani sudah tak kuat lagi, bilang saja ya sama ibu, Diana."

"iya Ibu." jawab Diana dan Diani masih menundukan kepala nya karena ia merasa malu dipandangi oleh wali kelas dan teman-teman sekelas nya yang tak mau ikut campur mengatakan permasalahan itu. lalu ibu guru wali kelas itu segera berkata kepada para murid nya untuk membuka mata pelajaran yang akan mereka pelajari.

Bram yang sejak tadi hanya cuek saja sembari membuka-buka buku mata pelajaran yang akan dipelajari itu, segera ditanya dengan bisikan oleh teman sebangku nya yang bernama Febri.

"heh Bram. si Diani kelihatan nya habis nangis ya?"

"mana aku tahu." jawab Bram pelan dan datar saja. kemudian Febri berkata tanya lagi.

"kan kamu yang sejak tadi sudah berada di dalam kelas!? masa enggak tahu sih?"

"kamu tanya saja kepada kakak nya itu!" jawab Bram dengan jutek nya dan Febri menyenggol pinggang Bram seraya masih berkata berbisik.

"tumben kamu jutek begitu jawab nya Bram. pasti ada sesu.."

"berisik!" ucap Bram memotong ucapan Febri agak keras dan membuat semua mata memandang kepada Bram.

Bram saat itu juga merasa malu sendiri dan berkata kepada wali kelas nya.

"maaf bu. tadi Febri mengajak ku untuk mengobrol terus."

"Febri! jangan menganggu konsentrasi teman sebangku mu yang sedang belajar itu!"

"iya ibu maaf." jawab Febri menundukan kepala dan Bram tertawa pelan seraya berbisik kepada Febri.

"maka nya jadi cowok jangan bawel kayak cewek!"

"berisik kau ah!" jawab Febri dengan berbisik juga dan kini mereka berdua melanjutkan pelajaran yang sedang di ajarkan wali kelas nya itu.

Setelah itu Diana dan Diani lalu mengobrol pelan disela mereka menulis apa yang ditulis oleh wali kelas mereka itu di papan board.

"makasih ya kak sudah menutupi peristiwa hal yang memalukan ini."

"tak apa dede. kakak kan sudah bilang kepada mu, bahwa kakak akan menjaga mu. lagi pula papa, mama dan nenek juga sudah mengandalkan kakak untuk menjaga dede."

"iya kak, dede juga tahu. dede ingin seperti kakak yang pemberani, tapi tetap saja tak bisa." Diani sedikit cemberut dan berkata lagi.

"dede berpura-pura pemberani di depan papa, mama dan nenek. hanya agar dede tak di anggap anak cengeng oleh papa, mama dan nenek kak." Diana hanya tersenyum mendengar curhatan adik nya itu dan berkata.

"sudah tak perlu dipikirkan de. mama, papa dan nenek tak akan setega itu kepada dede. percaya deh sama kakak."

"iya kak." jawab Diani mulai tersenyum lagi.

"yuk kita lanjut belajar lagi de." ucap Diana dan Diani hanya mengangguk saja sembari kedua nya mulai lanjut menulis lagi.

Dikursi meja paling belakang, Yoshua dan kedua teman nya itu sejak tadi sedang berbisik-bisik sesekali menatap punggung Bram dan mereka sembari belajar juga.

"tumben tadi ketua kelas tak menegur mu Yos?" tanya Usman kepada Yoshua dan Beryl menimpali ucapan Usman.

"mungkin si Bram itu sedang malas ikut campur dengan urusan kita, Man." Yoshua yang mendengar bisikan dari kedua teman nya itu lalu berkata.

"mungkin dia cemburu melihat ku dengan si Diana itu berhadapan seperti tadi. kalian pasti tahu, ketika aku pernah menjahili Diana dan Diana pun marah seperti tadi kepada ku. apakah Bram melerai nya atau ikut campur? tidak kan!?" ucapan Yoshua itu hanya dibalas anggukan oleh kedua teman nya dan Usman lalu berkata.

"seperti nya kelemahan si Bram itu terletak terhadap perempuan deh."

"maksud mu? ia grogi jika ikut campur urusan dengan perempuan?" Usman hanya mengangguk dan ucapan kedua teman nya itu segera di timpali serta disergah oleh Yoshua.

"bisa jadi begitu. tetapi ia terhadap murid perempuan lain nya, tak seperti itu. malah ia nekat mau menghajar kita ketika kita mengganggu si Nita kemarin siang."

"benar juga." ujar Beryl dan Wawan pun menimpali.

"iya ya benar juga." lalu ketiga anak bandel yang sejak tadi berbisik itu, tanpa sadar sudah diperhatikan oleh wali kelas mereka dan mereka lalu tersentak kaget setelah wali kelas mereka menegur nya. mereka langsung buru-buru lanjut belajar lagi bersama para murid lain nya sampai jam istirahat pun tiba.

Terpopuler

Comments

Sri Handayani

Sri Handayani

diana dan diani kok sama kelasnya kn beda 2th

2022-02-20

0

henry

henry

lanjut thorr

2022-02-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!