Puing-puing pesawat terbang terus berjatuhan, salah satu puing yang cukup besar dari pesawat terbang terjatuh dekat dengan tubuh Queen, karena hal itu membuat ombak laut mengenai tubuh Queen. Tubuh Queen terhempas mengenai karang bebatuan di tepi laut sehingga membuatnya tidak sadarkan diri.
Tubuh Queen dan Sella terpisah begitu saja.
3 Hari Setelah Kecelakaan.....
Kedua bola mata perlahan-lahan terbuka dan melihat sekeliling berwarna putih dengan perpaduan biru langit.
"Aku di mana?" ucap Queen dengan memakai baju rumah sakit dan balutan perban yang masih berada di kepala, infus yang masih tertancap di tangannya.
"Sella!" Teriak Queen ketika mengingat kembali kejadian terakhir.
"Apa yang terjadi setelah itu?" tanya Queen dengan sangat panik melihat keadaan sekitar.
Tiba-tiba suara pintu terbuka dan terlihat sosok nenek yang berumur sekitar 60 tahun.
"Queen sudah sadar?" tanya sosok itu yang bernama Stella.
"Kamu siapa?" tanya Queen.
"Queen tidak ingat dengan mama?" tanya Stella
Stella langsung menekan bel untuk memanggil dokter datang ke dalam ruangannya mengecek kondisi Queen. Stella adalah ibu yang membesarkan Sella Queen. Beberapa menit setelah memencet bel dokter datang ke ruangan mereka dan memeriksa kondisi Queen.
"Bagaimana kondisi anak ku dok?" tanya Sella.
"Anak ibu tidak apa-apa. Pemulihan lukanya juga cepat. Dan semua kondisinya stabil." Jawab Dokter setelah memeriksa keadaan Queen.
"Tapi kenapa dia tidak mengingat saya?" tanya Stella.
"Kita akan mendapatkan CT Scan melihat kondisi kepalanya hari ini. Setelah hasilnya keluar saya akan memberitahu ibu." Ucap dokter.
"Baik dok, terima kasih." Jawab Stella.
"Apa mungkin ini ibunya Sella?" tanya Queen dalam hati.
"Sayang akhirnya kamu sadar. Gak apa-apa jika kamu belum mengingat ibu mu ini yang penting kamu sudah sadar." Jawab Stella memeluk Queen dengan erat.
"Berapa lama aku koma?" tanya Queen.
"Sudah 3 hari." Jawab Stella
"3 hari?" tanya Queen.
"Iya. Setelah kecelakaan pesawat terbang beberapa hari yang lalu. Tim bencana langsung mencari awak pesawat. Mereka tidak menemukan satu orang pun awak kapal kecuali dirimu yang terdampar di tepi pantai." Jawab Stella menjelaskan.
"Tidak ada satu pun?" tanya Queen.
"Iya, Ibu dan Ayah sangat khawatir tentang keadaanmu ketika berita itu. Dan saat pencarian 10 jam mereka menemukan dirimu sendiri di tepi pantai. Dan dikabarkan bahwa awak kapal dan puing-puing dari pesawat itu hancur tanpa ada sisa." Jawab Stella.
"Tidak ada yang selamat kecuali aku?" tanya Queen.
"Tidak ada. Orang mengatakan bahwa semua ini adalah sebuah keajaiban. Bagaimana tentang ingatan Queen bisa selamat dari kecelakaan itu?" tanya Stella.
"Queen tidak ingat apa-apa Bu." Jawab Queen.
"Bu? Biasanya memanggil ku dengan panggilan Mama. Queen benar-benar tidak mengingat apapun?" Jawab Stella.
"...." Queen menggeleng kepalannya.
"Maaf, sepertinya aku harus merahasiakan kebenarannya. Dan mencoba hidup sebagai Sella Queen." Jawab Queen.
"Sayang, tidak apa-apa. Yang penting Queen selamat dan baik-baik saja saat ini." Jawab Stella.
"Sayangku sudah di sini?" tanya seseorang yang tiba-tiba masuk. Seseorang itu bernama Bram.
"Iya. Bagaimana hasil CT Scan ya?" tanya Stella.
"Hanya amnesia ringan. Dengan berjalannya waktu akan mengingat seluruhnya. Karena sebuah benturan dan juga traumatis sehingga membuatnya melupakan sebagian memori yang dimiliki olehnya untuk sementara waktu." Jawab Bram.
"Baguslah." Jawab Stella.
"Queen bagaimana keadaanmu saat ini apa kamu ada keluhan sakit pada tubuhmu agar Ayah segera memeriksanya?" tanya Bram.
"Ayah?" tanya Queen.
"Iya, tidak apa-apa pelan-pelan kau akan mengingat semuanya. Jangan takut. Kami berdua selalu bersama mu princess." Jawab Bram yang mencium kening Queen dan mencium.
"Tidak ada yang sakit Yah, aku baik-baik saja " Jawab Queen.
"Katakan pada Ayah jika merasakan sakit." Jawab Bram.
"Oke." Jawab Queen.
"Sudah-sudah. Sekarang Queen minum dulu dan mau makan apa sayang?" tanya Stella.
"Terima kasih." Jawab Queen menerima air mineral dari gelas yang diberikan oleh Stella kepadanya.
"Katakan saja pada Ayah ingin makan apa? Biar ayah suruh koki rumah sakit memasaknya." Jawab Bram.
"Ibu bawa apa itu?" tanya Queen jangan selalu melihat sebuah rantang yang dibawa oleh Stella.
"Ibu membawa sop iga kesukaan mu." Jawab Stella.
"Iya, ibu mu setiap hari selalu membuat makanan itu karena mungkin kau akan segera siuman." Jawab Bram.
"Queen makan itu saja." Jawab Queen.
"Baiklah sayang." Jawab Stella yang melihat wajah belang dengan sangat bahagia ketika Queen ingin memakan sop buatannya.
"Pantas saja Sella mengatakan untuk menjadi dirinya untuk orang-orang yang mencintainya sampai seperti ini." Jawab Queen dalam hati melihat kehangatan yang di berikan oleh Stella dan Bram.
"Ibu suapi?" tanya Stella
"Iya." Queen hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kepada Stella.
"Walaupun lupa ingatan nama kebiasaan mu tetap saja sama. Lihat sayang, Queen kita tidak akan pernah pergi walaupun lupa ingatan." Jawab Stella
"Bagus, kita akan perlahan-lahan membantu Queen mengingat semuanya." Jawab Bram.
"Tentu." Jawab Stella dan tersenyum.
"Ayah mengapa menggunakan baju yang sama seperti dokter yang baru saja datang kemari?" tanya Queen yang mengunyah makanan sambil berbicara kepada Stella dan Bram.
"Tentu saja karena Ayah adalah dokter di tempat ini." Jawab Bram jangan tersenyum kepada Queen.
"Ayah adalah dokter?" tanya Queen.
"Oh. Kalau mama?" tanya Queen yang ingin mengorek informasi.
"Mama hanya mengurus kamu." Jawab Stella
"Iya, mama mu hanya menjadi ibu rumah tangga saja." Jawab Bram.
"Oh."
"Jadi itulah alasan Stella pergi ke kota lain untuk memeriksakan kondisi tubuhnya." Jawab Queen dalam hati.
" Mama boleh aku bertanya mengapa aku bisa ada di pesawat itu?" tanya Queen.
"Saat itu kita sedang bertengkar hebat karena Queen ini ingin kuliah di Universitas Belta. Kami berdua tidak mengizinkan hal itu. Dan Queen kabur meninggalkan rumah." Jawab Bram.
"Universitas Belta? lalu kenapa aku ada di kota itu, bukannya Universitas Belta ada di Negara Boyalia?" tanya Queen.
"Itulah yang kami tidak mengetahui mengapa kau pergi ke kota itu." Jawab Bram.
"Sayang jangan lakukan hal itu lagi. Jika kuingin berkuliah di Universitas Belta. Maka pergilah, kami mengizinkannya." Jawab Stella.
"Jadi mereka berdua memang tidak mengetahui mengapa Sella pergi ke kota itu. Dan Sella menjadikan alasan tidak setuju kedua orang tuanya tentang perkuliahan untuk bisa pergi ke rumah sakit memeriksa kondisi tubuh ya." Jawab Queen dalam hati.
"Mama, Ayah jangan khawatir tentang hal itu. Jika kalian tidak menyetujuinya aku tidak akan pergi ke tempat itu. Mungkin aku bisa berkuliah di sini saja." Jawab Queen.
"Tidak, kami berdua sudah berjanji jika kau bisa melewati masa kritis ini maka kami akan menyetujui kemauan mu." Jawab Stella.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
Pelangi
semangat trus thor...mau ngebut baca ni
2022-03-20
2
My_Cherry
aku mampir nih
2022-03-08
3
Anonim
jadi kemana lah Sella Queen?
2022-03-05
0