Akhirnya datanglah orang tua Aidan yang datang dengan tergopoh-gopoh. Terlihat wajah mereka yang menahan kesal, terhadap anaknya yang tidak pernah pulang selama tiga tahun tidak pernah pulang. Atau bahkan menelpon kalau tidak kedua orang tuanya yang duluan menelpon. Dan itu pun hanya lima menit berbicara.
“Aidan!!!” teriak mamanya dengan kesal yang membawa sapu. Membuat Aidan bangkit lalu berlindung dibelakang tantenya.
“Ihss,,,mama yang cantik jangan pukul anaknya. Nanti gantengnya hilang, lho,,,”ucap Aidan dibelakang Cira. Menatap mamanya yang kemudian mengejar Aidan. Dan jadilah mereka saling kejar seperti tikus dan kucing.
“Sini kamu anak durhaka!!”teriak mamanya yaitu Andra yang terus mengayunkan sapu dengan mengejar anaknya.
Sementara yang dikejar takut tapi senang karena dia tertawa ketika dikejar oleh mamanya “Ampun ma. Mama jangan lari-lari sudah tua” ucapnya dengan masih terus berlari menghindari serangan sapu sang mama.
“Sudah lah, sayang. Anakmu baru pulang lho..” lerai sang papa yang sejak tadi melihat tingkah anak dan ibu itu berlarian, membuatnya tidak enak dengan Cira. “Maafin kakak mu, ya, Ra. Dia memang begitu” ucap Kerta membuat Cira mengangguk. “Eh,,,yang kabur dari rumah. Sudah pulang, ya?. Gimana kaburnya enak,,dong, ya?” Tanya Kerta pada Cia yang langsung membuat Andra berhenti mengejar anaknya. Dan kini menatap pada sosok yang duduk disamping mommy nya.
“Eh,,,si preman pulang juga. Gimana kaburnya?. Enak pastinya dong. Wong,,,liburnya ke Amerika” sindir Andra yang ikut duduk di samping suaminya. Sedangkan Aidan sudah ngacir masuk kedalam kamar si kembar.
Cia yang mendapatkan sindiran dari Andra dan Kerta hanya menampilkan giginya dan menggaruk kepalanya yang sudah terasa panas mendengar setiap sindiran yang keluar.
Memang seperti ini lah, kehidupan, kesalahanmu akan menjadi momok untuk dirimu karena akan terus diingatkan oleh orang lain.
“Untung kamu, kaburnya sambil belajar. Kalau nggak habis kamu sama papa dan daddy”ucap Andra lagi.
“Iya,,kan sekalian aja. Berenang menangkap ikan” ucap Cia dengan santainya.
“Kamu ini dikasih tau, bukannya diam malah menjawab. Heran mommy sama kamu. Padahal sama-sama dikasih makan dan susu, tapi tingkahnya bikin naik darah aja” ucap Cira yang kesal dengan anaknya itu.
Cira itu sebenarnya sangat rindu dengan anaknya itu. Cuma dia kesal aja dengan anaknya yang main kabur aja, padahal kalau mau mobil kan bisa dibicarain dengan baik-baik. Ini malah memilih kabur.
“Jangan marah lah,,,mommy ku yang cantik jelita. Nanti cepat tua, lho…kasian si kembar nanti siapa yang ngurus” ucap Cia dengan mengusap punggung sang mommy.
“Apaan kamu ini. Mommy masih muda ya, cuma umur aja yang tua. Sekarang kalau jalan ke mall dengan kamu, mommy pasti dianggap kakak kamu” protes Cira yang tidak terima di katakana tua oleh anaknya.
“Khemm” dehem seseorang dari arah pintu mat mereka semua yang ada diruang tabu tersebut menatap orang tersebut. “Daddy pulang nggak ada yang kangen, nih?” ucap Rey membuat mereka tersenyum. Namun, tidak dengan Cia yang menunduk malu.
“Holla,,,,everbadyku….Rain yang cantik dan baik hati berkunjung dengan membawa raga dan jiwa sehat walaufia!” teriak seseorang dari belakang tubuh Rey. Dan menyembulkan kepalanya.
Pandangan orang yang bernama Rain itu menyapu seluruh ruangan dan pandangannya tertuju pada orang yang duduk di samping mommy Cia nya. “Wow….tante cerewet pulang dari kaburnya!” ucap Rain yang setengah berteriak dengan menunjuk kearah Cia. Dirinya bahkan sudah berdiri di depan Rey. Kemudian berjalan menghampiri mereka.
Mata Rain berbinar melihat Cia yang sudah pulang dari kaburnya. “Daddy ini beneran tante cerewet, ya?. Atau tante kunyang?” ucap Rain membuat mereka tertawa.
“Eh,,,durhaka lo, ya sama gue. Dan gue bukan tante-tante!” sinis Cia membuat Rain tertawa kemudian menyalimi mommy Cia dan kedua orang tua Aidan. “Daddy nemu tuyul dimana, sih?. Kok mulutnya lemes banget?” ucap Cia dengan menatap Rain tajam.
Mereka Rain dan Cia memang tidak pernah akur sejak mereka kecil. Namun, ada kalanya mereka akan menjadi akur ketika mood mereka sefrekuensi. Rain adalah anak sulung dari Chan dan Fiola. “Tadi Daddy ketemunya di jalan lagi ngetrak dia sama temen motornya. Lalu papa cegat, deh” ucap Rey yang duduk disamping sang istri.
“Eh,,,kamu udah selesai kuliahnya?”Tanya Daddy Rey kepada Cia.
Memang Rey begitu. Baik dulu baru nantinya akan mengeluarkan aungannya. Dan itulah yang ditakutkan Cia ataupun si kembar. “Sudah dad” cicit Cia, membuat Rey mengangguk.
“Baiklah,, berarti kamu besok bisa bekerja di kantor daddy, selama tiga bulan. Apakah kamu mau?” ucap Daddy Rey membuat jiwa bar-bar dan mager Cia terkoyak dengan perintah atau lebih tepatnnya hukuman untuknya.
“Bisa Dad” ucap Cia.
“Aidan dimana?. Dan katanya Oma Ega pulang dimana, dia?”Tanya Rey ketika tidak melihat orang tersebut.
“Dia lagi di kamar si kembar. Kalau Oma sedang istirahat bersama Utaya” ucap Andra membuat Rey mengangguk.
“Rey, Cira dan Cia. Kami mau pulang dulu, ya. Kasian dirumah Camela sendirian” pamit Kerta yang diangguki oleh mereka. “Aidan pulang kamu!!”teriak Andra membuat sang anak keluar dari kamar si kembar kemudian mengikuti orang tuanya setelah berpamit dengan mereka semua.
Andra masih tidak berubah, hanya saja bertambah, apalagi semenjak anak-anaknya bertumbuh dan berkembang membuat Andra harus lebih siaga. Bahkan kerta sudah mulai ketularan oleh Andra akibat memiliki anak seperti Aidan dan Camellia.
Mereka mengantarkan kepulangan keluarga Kerta hingga mobil yang mereka pakai tidak terlihat lagi.
“Lo nggak pulang?” Tanya Cia pada Rain yang duduk anteng di sofa tadi dengan memakan cemilan yang ada di meja tersebut.
“Orangnya gue mau nginep disini”Ucap Rain tidak perduli dengan Cia yang menatapnya tajam.
“Ayo,,,kalian tidur. Ingat Cia besok kamu harus bekerja” ucap sang daddy membuat Cia hanya menghela nafas saja.
“Kasiannya yang besok kerja…..selamat ngebabu…..”ejek Rain dengan ngebirit ke kamar sang Oma Ega.
Cia yang melihat Rain kabur hanya bisa menelan kekesalannya. Kemudian berjalan ke kamarnya. Rey dan Cira yang melihat anaknya tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat hanya bisa tersenyum.
“Ternyata mereka sudah besar, ya mas.” Ucap Cira yang berjalan menaiki tangga menuju kamar mereka.
“Iya,,mas bahkan rasanya baru kemarin liat mereka belajar berjalan dan menangis ketika berebut mainan dan sekarang malah sudah bisa berlari dengan cepat dan tidak perlu lagi bertengakar tentang masalah mainan” ucap Rey membuat Cira terkekeh.
“Kita buat bayi lagi, yuk sayang.” Ucap Rey menggoda Cira dan langsung di gendong memasuki kamar mereka lalau menutup dan mengunci pintu kamar mereka. Untuk melakukan ritual membuat bayi untuk kesekian kali nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
susi 2020
😂😂😄
2023-03-22
0
susi 2020
😍😍🥰
2023-03-22
0
murniati cls
ini yg mn papa mana daddy
2023-03-06
0