Setelah beberapa jam menunggu. Akhirnya mereka sampai didepan rumah. Dan hal itu membuat sang satpam terkejut ketika Cia membuka jendela mobilnya “Kang ujang!!” teriak Cia membuat orang yang dipanggil itu menatapnya penuh kebingungan. Namun, sedetik kemudian membaut kang ujang teriak histeris.
“Non Cia, pulang!!” teriaknya dengan membukakan gerbang mobil tersebut. Dan langsung berlari memasuki rumah.
Sudah Cia pastikan akan terjadi hal demikian.”Nyonya!!. Tuan!!?. Non Cia pulang!!!” teriaknya menggelegar membuat orang yang di dalam rumah.
“Beneran kang?” ucap seorang ibu yang sedang menguleni tepung yang langsung diangguki oleh kang ujang.
Seorang ibu itu langsung berlari menuju pintu dan ternyata benar. Anaknya pulang. Cira dengan segera memeluk anaknya itu dan di balas pelukan haru oleh Cia. Mereka menangis dalam pelukan, melepas rindu.
Hingga deheman dari seseorang membuat mereka tersadar dan melepaskan pelukannya. “Eh,,, maaf oma” ucap Cira dengan menyalimi oma. “ Mari masuk kedalam, oma” ajak Cira yang mendorong kursi roda oma Ega.
“Aduh,,,non Cia, makin cantik aja. Setelah kabur dari rumah. Sehat ya non?” Sindir Bik Tuti yang bekerja semenjak si kembar berusia 2 tahun.
Mendengar itu membuat Aidan tertawa
“Iya, bik. Orang kabur biasanya kan hidupnya menderita ya…. Beda kalau Cia kabur malah gemuk. Lihat aja lemak di tangannya yang bergelambir” ucap Aidan membuat Cia menatapnya tajam.
“Bik, tolong buatin mereka minum. Untuk oma buatkan teh jahe hangat” perintah Cira yang langsung diangguki oleh Bik Tuti.
Cira menatap anaknya yang menunduk dari atas ke bawah. Kemudian menatap yang lainnya. “Oma pasti capek dari perjalan jauh. Lebih baik oma istirahat disini dulu.” Ucap Cira yang diangguki oleh oma yang berbarengan dengan datangnya Bik Tuti membawa minuman. “Bik ajak oma ke kamarnya” perintah Cira yang langsung diangguki oleh oleh Bik Tuti.
Setelah kepergian mereka. Kini Cira sedang duduk tegap dengan bersidekap dada, memandang Cia, Utaya dan Aidan. Membuat mereka merinding dengan tatapan yang diberikan oleh Cira.
Baik, Cia, Utaya dan Aidan sama-sama diam karena tidak tau harus memulaidari mana. “Ada yang ingin kalian sampaikan?” Tanya Cira membuat mereka bertiga mendongak dengan pelan.
Namun, ketegangan itu berakhir dengan teriakan seseorang yang nyaring dan bergema “Mommy anakmu ganteng, pulang sekolah!!” teriaknya dengan memasuki rumah.
Melihat orang yang sedang duduk disofa, membuat orang yang baru datang itu termangu. Kemudian mereka berhamburan memeluk seseorang “Kangen kak Aya…..” ucap mereka berdua yang dibales kekehan oleh Utaya melihat tingkah mereka berdua.
Melihat adik kembarnya membuat Cia termangu. Dan lebih terkejutnya lagi ketika adik kembarnya memeluk kakak Utaya nya “Woy,,,monyet, kakak lo berdua, gue, nyet” seru Cia yang tidak diperdulikan oleh adik laknatnya itu.
Si kembar melepaskan pelukannya kepada Utaya dan memandang kakaknya dengan bersidekap dada.” Kamu siapa?. Kakak saya lagi kabur karena di marahi habis nabrak pembatas jalan. Bukannya bertanggung jawab malah kabur keluar negeri. Nggak memberikan contoh yang baik untuk adik-adiknya!” ucapan Gio yang menohok hati Cia.
Mereka yang mendengar sindiran Gio terkekeh. Namun, tidak dengan Jeo yang justru acuh saja. Kini dia sudah duduk bersama mommynya dan menyederkan badannya di mommynya.
Jika Gio adalah anaknya jahil, usil dan mudah bergaul. Berbeda dengan Jeo yang cenderung lebih manja kepada mommynya dan akan terlihat dingin pada orang yang tidak dikenalnya atau pada lingkungannya jika memang dia tidak ingin menyapa ataupun berbicara.
“Kalian ke kamar dulu. Mommy mau ngehukum orang yang tidak bertanggung jawab ini!” ucap Cira tegas yang langsung diangguki oleh mereka. Geo menjulurkan lidahnya, mengejek sang kakak yang langsung dihadiahi tatapan tajam.
“Baiklah mommy yang cantik” ucap mereka berdua kemudian menuju kamar mereka setelah mencium pipi mommynya.
“Semoga selamat, ya. Kakak-kakak ku yang cantik dan ganteng” ejek Geo sebelum ke kamarnya dengan tertawa bahagia.
Selepas kepergian mereka. Kini Cia berjalan kearah mommynya dan duduk di samping mommy nya “Mommy,,,,Cia kangen” ucapnya ingin memeluk mommy nya. Namun, segera di tolak oleh Cira. Dan di hadiahi jeweran ditelinga oleh mommy nya itu.
“Kamu ini. Main kabur-kabur aja, nggak tau, apa. Kalau mommy sama daddy mu khawatir. Kalau saja Oma mu itu tidak memberitahukan kami. Kamu itu sudah di cari oleh pihak polisi.” Kesal Cira pada anak perempuan yang satu itu.
“Ampun, mom. Cia minta maaf” sesal Cia membuat Cira melepaskan jewerannya.
“Dan untuk Aidan bersiap saja. Mama mu akan datang” ucap Cira dengan menatap mereka sinis. Mendengar itu membuat Aidan mengangguk mempasrahkan dirinya.
“Ayolah,,,mom. Yang terpenting kan Cia sudah pulang. Bahkan Cia membawa Oma pulang lho,,,mom” bujuk Cia agar mommy nya tidak merajuk.
“Tau,,,ah. Tunggu daddy mu pulang kita bahas lagi.” Ucap Cira membuat Cia hanya bisa menghela nafas dengan pasrah. Ketika sudah menyangkut sang daddy.
“Maaf, ya. Utaya kamu pulang ke Indonesia. Malah di sambut dengan hal seperti ini. Kamu masuk lah untuk istirahat ke kamar yang seperti terakhir kali kamu kesini.” Ucap Cira membuat Utaya mengangguk.
“Terima kasih tante” ucap Utaya kemudian pergi ke dalam kamarnya.
“Mommy,,Cia juga ke kamar, ya?. Cia capek banget” keluh Cia namun segera digelengkan oleh mommy nya.
“Ini hukuman buat kamu. Tunggu sampai daddy mu pulang” tegas Cira.
“Kalau aku boleh kan,,,tante ku yang cantik. Ponakanmu ini perlu tidur yang nyenyak. Agar tetap ganteng dan menjadi rebutan para gadis” ucap Aidan yang dengan wajah menggodanya.
“Tante, tau ya,,,perilaku kamu selama di disana. Sudah berapa kali kamu main cewek disana?” Tanya Cira yang langsung dijawab kekehan oleh aidan.
“Biasa, tante. Anak muda. Kayak tante nggak tau aja. Disana itu bebas tante” ucap Aidan dengan wajah berbinar senang. Namun, tidak dengan Cira yang sudah menahan kesal, dengan tingkah ponakannya itu. “Cewek disana itu semuanya sudah pada pernah melakukannya. Jadi sudah tradisi disana. Kalau masih perawan itu nggak gaul alias cupu” ucap Aidan dengan bangga memberitahukan hal tersebut kepada Cira.
“Berarti kamu perlu dikebiri, ya?” ucap Cira dengan menatap tajam Aidan.
Mendengar itu membuat Aida tersedak ludahnya sendiri ketika ingin menjawab pertanyaan Cira. “Bu-bukan. Begitu juga tante. Tapi berani sumpah, tan. Aidan itu nggak pernah nyentuh lebih. Cuma sampai bibir dan dada aja, tan” ucap Aidan membela dirinya kemudian menatap Cia meminta pertolongan.
“Habis lo” ucap Cia melalui gerakan bibir. Dan dengan memamerkan tangan telunjuknya sebelah kiri dan kanannya menjukan seperti gunting. Kemudian gunting tersebut seolah-olah memotong jari telunjuknya dengan wajah devilnya.
Melihat itu membuat Aidan menelan salivanya dengan susah payah. Dan meringis pelan dengan merapatkan pahanya untuk melindungin, sang burung tersayang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
susi 2020
🤣🤣🤣🤣
2023-03-21
0
susi 2020
😄😄😂😂🤣
2023-03-21
0
Supartini
aidan tu anaknya sapa ya maaf lupa
2022-04-07
1