Hari berganti, Di pagi hari pak haris dan bu ina sarapan bersama. Pak haris menyadari ketidak beradaan anaknya. Kemudian dia bertanya pada istrinya.
"Mah kiara mana? nggak ikut sarapan bareng?"
"Kiara semalem nggak pulang paling ya tidur di rumah desi. Soalnya semalem pamit ada party gitu katanya."
"Coba kamu pastiin dia dimana sekarang, hari pernikahannya sebentar lagi loh, Kok malah nginep- nginep di rumah temennya."
Kemudian bu ina langsung mencoba menghubungi kiara.
Kriiiing. . derrtt ..kriing ..dertttt drtt.. (bunyi hp kiara)
Kiara terbangun mendengar suara hpnya. Kiara mencoba meraih hpnya dan menjawab tanpa melihat siapa yang menelfon.
"Haaloo," (Suara lemas mengantuk)
"Hey kiara ini mamah, Kamu dimana sekarang?"
Kiara yang kaget mendengar suara mamanya langsung terduduk. Davin pun ikut terbangun. Kiara memberikan isyarat agar davin tidak bersuara. Namun davin malah memeluk dan menciumi tubuhnya. Kiara menyuruh davin diam sebentar.
"Aaa maamah.. Aku.. aku nginep dirumah desi.. iya aku dirumah desi. Sebentar lagi mau pulang." Jawab kiara terbata-bata.
"Coba mana, mama mau bicara sama desi."
"Desi lagi mandi mah. Udah dulu ya mah aku muless. daa!"
Kiara menutup telfonnya dan melepaskan pelukan davin. Dia turun dari kasur dan memunguti baju-bajunya yang berserakan di lantai. Semalam kiara menginap dengan davin dan mereka sudah berhubungan selayaknya suami istri. Itu adalah syarat yang diberikan davin pada kiara. Meskipun nanti davin baru bisa menikah dengan kiara setelah dia bercerai dengan bima, yang penting kesucian kiara telah diambilnya lebih dulu.
Davin menyusul kiara turun dari kasur. Dia memeluk kiara dari belakang dan membisikkan sesuatu.
"Aku ingin sekali lagi," Bisik davin di telinga kiara.
Kiara mengerti maksudnya dan menuruti keinginan davin. Sebelum diantarkan pulang kiara melayani nafsu davin lagi.
*Rumah Bima
Di taman belakang rumah seorang pria tua sedang menikmati kopi paginya. Dia adalah surya argantara seorang pengusaha besar yang mempunyai banyak hotel. Salah satu hotelnya di kelola oleh cucunya yaitu bima. Tak hanya hotel, surya juga mempunyai pabrik pembuatan baju yang dia pasarkan ke toko-toko besar.
"Permisi tuan, sarapannya sudah siap semuanya sudah menunggu di meja makan." Ucap mbak weni pembantu di rumah bima.
Kakek surya hanya mengangguk, Dia menghabiskan kopinya dan segera menuju ruang makan. Disana sudah berkumpul Bima, pak ferdi (papa bima), bu sarah (mama bima), dan kanza (adik bima).
Kanza berusia 14 tahun, dia anak yang sangat pendiam. Traumanya di masa kecil membuatnya jadi seperti anak yang tidak normal. Kanza pernah di culik saat dia berumur 6 tahun. Saat itu kanza menemani mamanya belanja. Selesai belanja mereka pulang, namun saat menuju mobil di parkiran, bu sarah sibuk berbicara lewat telfon dengan seseorang. Banyak orang berlalu lalang disana. Bu sarah tidak sadar jika ia berjalan terlalu cepat dan meninggalkan anaknya di belakang. Kanza mencoba mengikuti mamanya itu. Dia sedikit berlari sampai tersandung dan membuat satu kantong jeruk yang dibawanya berhamburan. Kanza berteriak memanggil mamanya namun tidak di dengar karena mamanya sudah agak jauh darinya. Kemudian ada 2 pria yang mengaku ingin menolongnya, namun mereka malah menculik kanza. Sejak saat itu dia selalu takut ketika bertemu dengan orang baru. Karena itu dia home schooling. Dia tak pernah banyak bicara dengan siapapun. Bima selalu berharap adiknya itu cepat sembuh dan menjadi gadis ceria yang normal.
Kakek surya datang dan langsung duduk bergabung dengan mereka. Setelah itu mereka memulai sarapan. Ditengah sarapan kakek menanyakan soal persiapan pernikahan bima dengan kiara.
"Oh iya bim, gimana persiapan pernikahan kamu?"
"Udah selesai semua sih kek, Cuma tinggal cek gedung aja besok. Buat dekorasinya baru hari kamis nanti 3 hari lagi."
"Bagus kalo begitu, Undangannya sudah di sebar kan?" Tanya kakek lagi
"Kalau itu urusan aku yah. Aku udah suruh orang buat sebar undangan." Sahut bu sarah.
Kanza mengaduk-ngaduk makanannya dan membuat makanannya berceceran di meja. Bu sarah memarahi anaknya itu.
"Kanza kamu ini jorok banget sih! Lama-lama kelakuan kamu emang kaya anak nggak waras ya."
"Cukup mah! maklumin aja lah, mungkin kanza nggak suka sama makanan ini. Iya begitu nak?" Sahut pak ferdi
Namun kanza malah menjatuhkan piringnya dan lari ke kamar.
"Liat tuh anak kamu, makin hari bener-bener kaya orang sakit jiwa." Ucap bu sarah lagi
"Udah biar bima aja yang susulin ke kamarnya mama papa kakek lanjutin sarapannya. masih pagi jangan berdebat."
Sebelum terjadi perdebatan antara mama dan papanya, bima melerai dan pergi menyusul kanza. Sedangkan kakek surya sudah tidak kaget dengan apa yang terjadi, karena dia memaklumi kondisi cucunya itu.
Di kamarnya, kanza duduk di kasur memeluk boneka kesayangannya. Dia menangis tersedu-sedu. Bima duduk disampingnya mencoba menenangkannya.
"Adik kak bima yang paling cantik kenapa menangis?"
"Mamah jahat! Aku nggak suka mamah!"
Bima menenangkannya dan berkata bahwa mamanya tidak jahat dia hanya ingin supaya kanza cepat sembuh. Dan menjadi anak gadis yang normal. Setelah tenang, bima menawari kanza makan. Namun dia tidak ingin makan sekarang. Dia ingin berdiam diri saja di kamar dan menyuruh bima keluar. Bima mengelus rambut adiknya itu, kemudian dia keluar dari sana kembali ke meja makan.
"Gimana kanza sudah tenang bim?" Tanya pak ferdi
"Sudah pah, Loh kakek kemana? udah selesai makannya?"
"Kakek tadi dapat telepon dari pabrik katanya mesin jahit barunya udah datang, Jadi kakek langsung kesana." Jawab bu sarah
Mereka semua selesai makan dan bergegas menjalankan aktivitas masing-masing. Pak ferdy menyusul kakek surya ke pabrik. Bu sarah pergi arisan bersama teman-temannya. Dan bima pergi ke hotel seperti biasanya.
"Weni..... weni!!! yaampun weeeniiii....!" Teriak bu sarah memanggil pembantunya.
"iya nya saya disini. Aduh ada apa to nyonya kok teriak-teriak manggil weni. Aaa jangan-jangan mau kasih weni bonus ya? Wahh seneng banget saya."
"Heehh... kerja dulu yang bener. Bonus bonus terus yang dipikirin. Saya mau keluar arisan, kamu jaga itu anak manja. Jangan sampai dia bikin ulah dan dia belum makan dari pagi. Kamu tawari dia makan sampai dia mau. Paham?"
"Siap nyonya." Hormat weni pada bu sarah.
...----------------...
Di hotel, bima menyapa semua karyawan disana. Dia selalu mengecek semua fasilitas hotel agar pelanggan yang datang tidak kecewa dan senang menginap disana. Saat duduk bersantai di ruangannya, bima mendapat telepon dari lili florist.
"Halo, saya dari lili florist. ini benar mas bima?"
"Iya benar ada apa ya?"
"Jadi saya mau konfirmasi tentang pesanan bunga, itu mau yang seperti apa ya? Soalnya mbak kiara belum memberi kejelasan. Saya menghubungi mas bima karena mbak kiara tidak bisa dihubungi."
"Oh iya nanti saya tanyakan langsung sama calon istri saya."
"Tapi secepatnya ya mas, soalnya takut waktu pengerjaannya terlalu mepet."
"Oke mbak, saya langsung tanyakan sekarang."
Bima menutup teleponnya. Melihat jam di tangannya menunjukkan pukul 10:15 wib. Bima berfikir pasti kiara sekarang sudah berada di butiknya. Dia bergegas kesana untuk mengajaknya ke lili florist. Tak lama kemudian bima sampai didepan butik milik kiara. Di turun dari mobil dan langsung memasuki butik. Bima melihat kiara yang sedang melayani pelanggan. Bima duduk menunggu kiara.
"Eh bima tumben kesini nggak ngabarin aku dulu," sapa kiara.
"Iya soalnya aku tahu pasti kamu ada disini. Kamu lagi sibuk ya?"
"Enggak kok ada apa?"
Bima menjelaskan pada kiara dan mengajaknya ke lili florist sekarang juga. Karena kiara sedang tidak sibuk, dia mau diajak bima kesana. Kiara mengambil tas kemudian pergi meninggalkan butik bersama bima.
Di perjalanan menuju lili florist kiara merasa gerah. Dia mengibas-ngibaskan rambutnya ke belakang. Ketika lampu merah tak sengaja bima melihat bekas seperti memar merah di leher kiara.
"Kia, itu leher kamu kenapa kok merah-merah gitu?" Tanya bima
Kiara langsung panik dan menutupi lehernya lagi. Dia bingung mencari alasan yang tepat. Karena memang bekasnya sangat jelas.
"Eeee inii.. ini kemaren kan ada jerawat trus nggak sengaja kepencet jadi bekasnya gitu."
"Semoga bima percaya aja deh, aku juga lupa kalau ada bekas itu. Gara-gara davin pakek bikin tanda di leher segala. Semoga bima nggak curiga." Ucap kiara dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments