Dirumahnya, Davin berdiri di depan kaca besar di kamarnya. Dia berbicara sendiri di depan kaca. Dia menyiapkan kata-kata untuk melamar kiara saat bertemu nanti. Davin belum tahu kalau beberapa hari lagi pacarnya itu akan menikah dengan pria pilihan papanya.
Tok..tok.. tokk. . (pintu kamar davin di ketuk)
Davin segera membukakan pintu kamarnya. Yang mengetuk kamarnya adalah bi ijah, pembantu dirumahnya. Bi ijah bertanya davin ingin dibuatkan makan malam apa. Davin memberitahu kalau nanti dia akan keluar bersama pacarnya, jadi bi ijah tidak perlu masak untuknya.
Malampun tiba, Sekitar jam 7 kiara sudah rapi dan cantik memakai dress selutut warna biru. Melihat kiara yang seperti itu mamanya mengira kiara akan kencan dengan bima.
"Hey kia kamu mau kemana? tumben dandan cantik banget. Mau kencan sama bima ya?" Tanya mama ina
"Duh mamah nggak boleh tau kalau gue jalan sama davin, gue harus cari alasan yang tepat." Ucap kiara dalam hati
"Eeem ... aku mau ada party sama temen mah, Kan temen aku cantik semua jadi aku nggak mau kalah dong." Jawab kiara berbohong
"Oh gitu. Biar diantar supir kalau gitu ya, nanti pasti pulangnya malem banget kan kamu,"
"Enggak usah mamah, temen aku udah jemput di depan. Dadaaa mamah."
Kiara secepatnya pergi meninggalkan rumah, takut papanya datang dan malah menanyainya dengan curiga.
Di luar gerbang rumah kiara, davin sudah menunggu dengan mobil mewah miliknya. Kiara sangat terkejut melihat davin yang sekarang. Dalam hati dia berkata kalau saja dulu memutuskan davin, sekarang dia pasti menyesal. Kiara langsung memeluk davin sangat erat. Davin pun menyambut pelukan kiara. Tak lama kemudian davin mengajak kiara berangkat. Dia membukakan pintu untuk kiara. Davin melajukan mobilnya dengan kencang menuju mall blok N. Sepanjang perjalanan, kiara merangkul tangan dan bersandar di bahu davin.
...----------------...
"Assalamualaikum...." Fadly datang kerumah vella untuk mengajaknya jalan-jalan. Fadly di sambut oleh pak arman, ayah vella.
"Waalaikumsalam... Cari siapa ya?"
"Ini pak saya mau bertemu dengan vella, saya temennya vella."
"Ohhh.. masuk masuk sini, silahkan duduk dulu. saya panggilkan vellanya."
Tak lama kemudian vella datang dan duduk di sebelah fadly. Dia menjelaskan pada ayahnya kalau Fadly akan mengajaknya keluar jalan-jalan. Fadly pun meminta izin pada pak arman.
"Pak saya boleh ajak vella keluar jalan-jalan?"
"Boleh, tapi jangan pulang terlalu malam ya, dan jangan berbuat yang aneh-aneh."
Setelah itu mereka langsung berangkat. Fadly mengajak vella ke mall blok N. Sepanjang perjalanan vella merasa canggung dengan fadly. 15 menit perjalanan, mereka sampai di mall blok N. Setelah parkir mobil mereka langsung masuk ke dalam mall. Fadly berniat menggandeng tangan vella, namun dia ragu-ragu. Ketika ingin menggandeng tangannya, vella malah menunjuk kearah tempat makan yang ingin dia kunjungi. Fadly tidak jadi memegang tangan vella. Mereka langsung menuju tempat makan yang ditunjuk vella. Mereka duduk dan memilih menu makanan disana.
"Kamu mau makan apa vell?" Tanya fadly
Vella bingung mau pesan apa, melihat daftar menu tidak ada makanan yang harganya sesuai dengan isi dompetnya.
"Aduhh mahal-mahal semua makanannya. Sayang banget uangnya kalau cuma buat makan sekali gini doang. Salah pilih tempat makan nih aku." Keluh vella dalam hati.
Fadly menyadari kalau vella kebingungan memilih menu, apalagi harganya juga sangat lumayan bagi vella.
"Kamu pilih aja apa yang kamu suka, Saya yang bayar tenang aja." Ucap fadly dengan tersenyum.
"Tapi pak..."
"Sudah... pokoknya pesan aja apa yang kamu mau. Dan jangan panggil saya bapak. Panggil fadly aja. Ini kan diluar kantor."
"Tapi pak fadly kan lebih tua dari saya nggak enak aja kalau harus panggil nama." tutur vella
"Yasudah panggil saya mas aja. Biar lebih akrab."
"Emm baik pak... eh mas fadly."
Vella memesan makanan yang harganya paling murah. Tak lama setelah itu makanan datang. Mereka pun menikmati makanan masing-masing. Fadly melihat vella yang hanya mengaduk-aduk makanannya.
"Kamu kenapa? makanannya nggak enak ya? Mau pesen yang lain? aku panggilin pelayan."
"Eh enggak mas, saya cuma keinget ayah dirumah. Ayah udah lama nggak aku beliin makanan enak begini." Ucap vella dengan sedih.
Mendengar perkataan vella, fadly langsung memanggil pelayan dan memesan beberapa makanan untuk di bungkus. Vella hanya diam saja karena ia pikir, fadly membungkus makanan untuk keluarganya dirumah. Tak lama kemudian makanan itu datang. Fadly menyerahkannya pada vella. Ternyata dia memesan itu untuk ayah vella.
"Loh pak, eh mas kok dikasikan ke saya?"
"Biar kamu bisa makan dengan tenang vell, itu saya pesankan buat ayah kamu juga."
"Makasih banyak mas, tapi... ini banyak banget pasti mahal."
"Udah nggak usah dipikirin, lanjut makan yuk."
Ekspresi vella berubah menjadi ceria, dia pun menghabiskan makanannya dengan lahap. Fadly terus memandangi vella. Dia merasa senang melihat vella tersenyum ceria.
"Vella itu memang cantik, aku seneng bisa bikin dia ceria gini. semoga dia bisa nyaman sama aku." Ucap fadly dalam hati
Selesai makan mereka jalan-jalan berkeliling mall. Fadly berniat membelikan baju untuk vella. Namun vella menolaknya.
"Kamu ini lucu ya vell, biasanya kalau cewek dibeliin baju atau disuruh belanja pasti mau dan seneng banget. Kamu malah nolak. Ahaha." Ucap fadly keheranan
"Ehehe.. saya lagi nggak pengen beli baju mas. Udah dibeliin makanan ini aja saya udah cukup kok. Kan harganya udah lumayan banget ini tadi." Ucap vella
"Emmm oke kita jalan kesana, siapa tau nanti ada sesuatu yang kamu pengen beli. Bilang aja sama saya ya." ucap fadly
Vella hanya mengangguk dan tersenyum. Mereka berdua berjalan keliling mall. Fadly masih berusaha untuk menggandeng tangan vella, namun tetap belum berhasil. Sampai di lantai 3 mall, mereka melihat orang berkerumun. Fadly sangat penasaran dan mengajak vella melihat ada apa disana. Ternyata ada orang yang sedang melamar pacarnya. Dan itu adalah davin yang sedang melamar kiara.
"Kiara ananta.... di depan semua orang yang ada disini, Aku mau bilang kalau aku cinta sama kamu, aku mau hidup bersama kamu. Mau kah kamu menjafi istriku?"
Davin melamar kiara dan membuatnya bingung. Dia senang karena orang yang dia cintai akhirnya melamarnya. Tapi, beberapa hari lagi dia akan menikah dengan bima. Dan davin belum mengetahui itu.
Semua orang bersorak "Terima...Terima...Terima.."
Kiara menghelakan nafas panjang dan menjawab jika dia mau menikah dengan davin.
"Iya, aku mau menikah sama kamu."
Davin langsung memakaikan cincin di jari manis kiara. Kemudian dia berdiri dan mereka berpelukan. Semua orang bersorak ikut bahagia. Fadly pun ikut bertepuk tangan dan bersorak. Sedangkan vella membatin sendiri.
"Hmmm... Gimana ya rasanya di lamar kaya gitu? Jangankan dilamar, pacar aja aku nggak punya. Hehehe ngayal aja aku nih. Sekarang yang terpenting itu bahagiain ayah dulu. ya benar!" Batin vella.
"Hey vell, kok ngelamun? pengen ya dilamar gitu hahaha."
"Eh enggak kok mas. Udah jam 8 nih pulang aja yuk mas."
"Oke yuk."
Fadly dan vella keluar dari mall N dan bergegas pulang kerumah. Sampai dirumah vella, fadly langsung pamit.
"Pak saya pamit pulang dulu, terimakasih sudah di izinkan main sama vella. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam. kamu hati-hati dijalan."
Vella dan pak arman masuk ke dalam rumah. Pak arman senang karena vella mempunyai teman laki-laki yang baik. Pak arman menggoda vella dengan berkata kalau fadly pasti menyukainya.
"Vell temen kamu tadi pasti suka sama kamu, buktinya sampek bungkusin ayah makanan banyak gini."
"Apaan sih yah, dia itu bos aku di kantor."
"Haa? Jadi dia bos kamu. Bagus dong kalau anak ayah yang cantik ini jadi istrinya bos hahaha." ucap ayah bercanda
"Ayaaah.. Aku belum pengen nikah. Lagian pak fadly cuma minta temenin jalan bukan berarti dia suka sama aku."
"Terus kapan kamu mau nikah? Ayah tiba-tiba pengen punya cucu nih." Ucap ayah dengan semangat dan girang.
"Eee aku capek yah mau ke kamar dulu. Da daa ayah." ucap vella
Vella menghindari pertanyaan ayahnya dan masuk ke dalam kamar. Pak arman hanya menggelengkan kepala melihat anaknya yang sudah berumur 24 tahun tapi belum pernah sekalipun mempunyai teman dekat laki-laki.
Davin dan kiara berada di dalam mobil. Davin akan mengantarkan kiara pulang. Saat davin akan menjalankan mobilnya, kiara memegang tangannya dan berkata kalau ada sesuatu yang ingin dia katakan.
"Vin tunggu. Aku mau ngomong sesuatu sama kamu." Ucap kiara yang langsung membuat davin penasaran. Karena ekspresi kiara terlihat gugup.
"Ada apa sayang?" Davin menggenggam kedua tangan kiara.
"Aku... a a ku.. Sebenernya udah dijodohin papa sama cowok lain."
"Ohh.. Kan baru dijodohin, Aku bisa ngomong sama papa kamu. Kan sekarang aku udah jadi seperti apa yang papa kamu mau." Davin masih menanggapinya dengan santai.
"Tapi vin beberapa hari lagi aku menikah dengan dia. Aku sudah berpacaran sama dia 1 tahun, tepat 3bulan setelah kamu ninggalin aku tanpa kejelasan."
Davin langsung melepas genggaman tangannya. Dan mengalihkan pandangannya dari kiara. Dia sangat kecewa. Orang yang dia perjuangkan ternyata berhianat padanya.
"Tapi setelah itu, aku kan menghubungi kamu. Kenapa kamu nggak bilang kalau udah ada yang lain. Kalau saat itu kamu bilang. Aku nggak bakal pulang ke indonesia cuma buat nemuin kamu yang udah jadi calon istri orang lain." Davin sangat marah pada kiara.
Kiara mencoba menjelaskan pada davin, Dia meraih tangan davin dan menyuruhnya untuk menghadap padanya.
"Dengerin aku dulu. Aku nggak cinta sama dia. Aku menikah cuma demi perusahaan papa."
"Bilang sama papa kamu, aku bisa bantu masalah perusahaan. Kamu batalin sekarang juga pernikahan itu."
"Gak bisa, aku janji setelah bisa menguasai hartanya. Aku bakal ninggalin dia dan nikah sama kamu."
Davin berfikir panjang mendengar perkataan kiara. Akhirnya davin menyetujui namun ada satu syarat yang harus kiara penuhi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments