Setelah selesai bersiap-siap mereka berdua pun akhirnya pergi meninggalkan rumah dan menuju tempat dimana Ale sekarang sedang menuntut ilmu. Tetapi sebelum mereka pergi ke kampus, mereka akan mampir ke apartemen Ale terlebih dahulu untuk menukar mobil dengan motornya. Karena jarak antara rumah dan kampusnya jauh, akhirnya dia memutuskan untuk menyewa salah satu apartemen yang letaknya tidak jauh dari kampus dan kebanyakan yang menempati pun para mahasiswa maka dari itu papa Mark juga mengizinkan anak laki-lakinya untuk tinggal sendiri.
Sesampainya di apartemen Ale segera mengganti mobil miliknya dengan motor yang terparkir di lantai bawah basement apartemen.
"Kak kita nggak mampir lihat apartemen kakak dulu?" Tanya Fio saat melihat Ale menancap gas motor setelah memarkirkan mobilnya. Fio tidak mengerti kenapa kakaknya ingin mengganti mobilnya padahal mobil lamanya juga masih bagus belum lecet sedikitpun. Bagaimana mau lecet jika Ale sendiri lebih sering naik motor sport miliknya.
"Lain kali aja, nanti aku telat ke kampusnya! Kamu cepat naik! " Perintah Ale sementara itu Fio terlihat sangat kebingungan saat Ale menyuruhnya untuk segera naik ke atas motor.
" Kak ini tinggi banget aku kesusahan naiknya! " Keluh sang adik saat akan naik ke atas motor. Benar saja tinggi jok motor itu bahkan sepinggangnya.
Ale pun tertawa melihat wajah adiknya. "Ya udah ih kakinya naikin sini terus duduk deh! Makanya tumbuh itu ke atas jangan kemana-mana! Dulu waktu pembagian tinggi badan kamu nggak ikut sih! "
"Nggak ya, motor kak Ale aja yang ketinggian lagian kenapa nggak beli motor yang metic aja sih nggak usah ribet-ribet gini! "
" Dih dasar pendek pinter banget cari alesan! " Ucap Ale sambil menggelengkan kepalanya. Dia sendiri juga tidak tahu mengapa mereka berdua berbeda. Ale dengan wajah minim blasteran atau bisa diartikan lebih mirip mamanya tetapi mempunyai tinggi badan dan bentuk tubuh yang bagus seperti papanya. Sedangkan Fio memiliki wajah yang sangat mirip dengan papanya tetapi dengan tinggi badan yang sama dengan mamanya atau bisa dikatakan tidak terlalu tinggi.
" Ya udah nanti Fio mau minta belikan motor ke papa! " Kesalnya kemudian naik ke atas motor tetapi sebelum itu dia sudah memakai helm. Ale sendiri juga takut jika terjadi sesuatu saat mereka tidak memakai helm meskipun kampus dan apartemennya jaraknya tidak terlalu jauh.
" Emang dibolehin sama papa? Lagian kamu juga nggak bisa pakai motor! " Sarkas sang kakak yang mana membuat Fio semakin kesal saja. Jika dipikirkan lagi memang benar, mendapatkan izin papanya adalah hal yang paling konkret dalam rumah mereka. Apalagi sang papa yang sangat protective padanya.
" Boleh lah, aku kan anak kesayangannya! " Ucap Fio dengan percaya diri. Baginya percaya diri saja terlebih dahulu, masalah yang lain nanti pikir belakangan.
Tak lama setelah perdebatan sengit antara keduanya itu, mereka sampai di parkiran kampus Ale. Fio pun segera turun dari motor sang kakak dan sepanjang jalan tadi, gadis kecil itu tak berhentinya berdecak kagum bagaimana rasanya menaiki besi beroda dua. Maklum saja sejak tinggal di Italia dirinya tidak pernah naik motor sebab disana mayoritas menggunakan mobil dan juga sepeda.
"Kak, kapan-kapan ajak aku naik motor lagi ya! Yang agak jauhan gitu! "
" Nggak ah nanti dimarahin papa! "
"Nggak kok, nanti Fio bilang ke papa. Sebagai gantinya gimana kalo sepasang sepatu edisi terbaru dari Gucci? "
"Nah kalo gitu kak Ale bisa pikirin lagi! " Jawaban diikuti dengan kekehan saat melihat wajah nyengir adiknya. Kemudian Ale menggandeng tangan adiknya untuk segera mengikutinya.
Setelah melewati beberapa ruangan serta anak tangga akhirnya mereka pun sampai disalah satu ruangan dimana tempat Ale dan teman-temannya berjanjian. Hari ini Ale dan teman-temannya sedang mengadakan rapat rutin untuk kegiatan fakultas mereka kedepannya. Kebetulan laki-laki pemilik nama lengkap Galen Parama Mendes itu salah satu anggota BEM fakultasnya.
"Nah ini anak raja baru nongol dah ditungguin dari kemaren broo! " Seru salah seorang teman laki-lakinya saat Ale baru saja menginjakkan kakinya ke ruangan tersebut.
" Wah bawa cewek baru lagi nih bule, emang nnga ada obat lu Ram! " Timpal salah seorang teman lainnya saat melihat Ale masuk bersama dengan seorang perempuan.
" Cewek mane? ini adek gue! Dia juga yang bikin gue telat nungguin dandan lama bener! " Jawab Ale menimpali ucapan teman-temannya itu sambil melirik ke adiknya.
" Adik lu yang dari Italia itu?" Tanya temannya itu lagi yang mana hanya dijawab anggukan kepala oleh Ale.
" Oh hay my Name is Andree double e, i don't have girlfriend. And nice to meet you! " Ucap Andree laki-laki berambut cepak itu sambil menjulurkan tangannya dan Fio pun menyambut uluran tangan Andree yang mana membuat pria itu semakin salah tingkah.
" Emm hay aku Fio adik kak Ale, aku bisa bahasa Indonesia kok mungkin hanya beberapa kata saja yang tidak mengerti. Senang bertemu dengan kak Andree juga! " Jawab Fio diikuti dengan senyum manisnya membuat Andree semakin salah tingkah sementara Ale hanya menggelengkan kepala melihat tingkah absurd temannya.
" Dih gimana ceritanya gue bisa punya temen absurd banget kayak lu gitu sih! "
"Oh oke bagus deh kalo kamu bisa bahasa Indonesia! " Jawab Andree malu-malu dan mendapat banyak sorakan dari teman-temannya.
Bisa-bisanya ya Andree ini baru ketemu Fio sekali aja tingkahnya udah kayak jelly haha...
Akhirnya teman-teman Ale pun selesai memperkenalkan diri. Ale sendiri merasa senang, teman-temannya dapat menerima keberadaan adiknya karena dia sendiri tahu dengan wajah dan kulit seputih itu pasti sulit bagi adiknya beradaptasi sama seperti waktu mereka kecil.
" Ehmm Fio gimana kalo kita walking-walking keliling kampus?" Ajak Andree masih mencoba melancarkan modusnya.
" Nggak ada! lu rapat sama kita, Fio biar jalan-jalan sendiri! Lagian dia udah gede! "
"Tapi kalo nanti dia nyasar gimana? Kan kasian Fio nya kecapean! "
" Nggak-nggak deh! Dek kamu bisa jalan-jalan sendiri kan sambil nunggu kakak? Nanti kalo udah selesai kakak telfon kamu! "
" Iya kak! "
Akhirnya Fio pun terbebas dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan dari teman-teman Ale. Sebelum melanjutkan perjalanan tour singkat di kampus sang kakak, Fio memutuskan untuk pergi makan ke kantin terlebih dahulu. Dia sungguh sudah tidak sabar untuk mencicipi bagaimana lezatnya makanan Indonesia.
Saat tiba di kantin, lagi-lagi dirinya kembali menjadi pusat perhatian sepanjang jalan. Banyak orang yang memperhatikannya, tak ayal kadang mereka juga berbisik mungkin berbicara tentang dirinya tetapi Fio tak ingin mengambil pusing hal itu toh dia sendiri tidak tahu apa yang mereka bicarakan tentangnya, kendala bahasa lah yang menyebabkannya tetapi terkadang dia bersyukur akan hal itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 6 Episodes
Comments
Dwi Pujansih
lanjut kakak
2022-02-06
0