UC : Bab 5 : (Tanpa) Pemberitahuan Lagi

Gheana memejamkan matanya merasa sedikit pusing, sekarang ia sedang dalam perjalanan pulang bersama ketiga teman dekatnya dan seperti ketika menuju rumah sakit tadi Gheana semobil dengan Fisya.

Gheana masih tidak habis pikir pada pernyataan Bu Nike tentang keberadaan Tresna, karena sama sekali tidak memberitahukan apapun pada Gheana sebelumnya.

"Karena kondisi Tresna yang semakin memburuk, dokter terpaksa memindahkan Tresna ke rumah sakit yang lebih besar di luar kota." Itulah penjelasan singkat Bu Nike ketika di telpon tadi yang membuat Gheana merasa ada sedikit kejanggalan.

Bukankah rumah sakit tempat Tresna ditangani tadi sudah cukup besar? Apakah rumah sakit sebesar itu peralatan nya tidak cukup lengkap hingga harus membuat Tresna dipindahkan?

"Coba deh Ghe, tanya ke Tante Nike lewat chat tentang luar kota nya itu dimana?" ujar Fisya yang sebelumnya sudah menyadarkan Gheana dari lamunan.

Gheana menatap Fisya dan setuju atas sarannya, Gheana pun mengotak-atik ponselnya untuk mengirim pesan lewat aplikasi perpesanan dan bertanya dimana lokasi rumah sakit yang dimaksud.

Setelah mengirim pesan, Gheana dibuat bingung ketika Fisya memarkirkan mobil nya. Ditatapnya Fisya dengan heran, Fisya hanya tersenyum dan keluar dari mobil.

Gheana melihat keluar, di samping tempat parkir ini ternyata ada sebuah restoran. Jadi, Fisya berhenti untuk makan. Setelah beberapa detik berpikir, akhirnya Gheana ikut turun.

"Tadi aku nanya sama Tante Wina dan ternyata si calon pengantin ini belum makan setelah sarapan pagi tadi, jadi kita berhenti disini untuk makan. Karena gimanapun juga, menunggu kabar dari camer itu butuh tenaga," ujar Rita sambil memeluk Gheana dari samping, mereka berempat tertawa setelahnya sekalian melepaskan sedikit penat atas apa yang terjadi hari ini.

Gheana berhenti tertawa bersamaan dengan langkahnya, ditatapnya nama restoran yang tertera di depan bagian restoran tersebut. Gheana menunduk setelahnya, tangannya saling bertaut dan air mata itu rasanya ingin menetes dengan deras.

"Kenapa?" tanya Fisya sambil menepuk pundak Gheana.

"A--"

"Minggir dong, jangan halangin jalan!" seruan seseorang di belakang membuat mereka berempat menepi sambil mengatakan maaf hingga orang itu pergi.

"Restoran ini itu, restoran favoritnya Mas Tresna. Dia lagi apa sekarang ya," ujar Gheana pelan.

"Gheana, makan dulu yuk. Tepikan dulu urusan Tresna, oke?" tanya Piyan kemudian membawa Gheana memasuki area dalam restoran untuk menikmati makan malam.

Begitu duduk, salah satu pelayan restoran datang menghampiri dengan buku menu yang dibawa dan empat buah buku menu itu diserahkan ke masing-masing satu.

Pelayan restoran itu hanya diam sambil bersiap untuk menulis di catatan pesanan pelanggan yang selalu dibawa, sementara Gheana dan ketiga temannya itu tengah melihat-lihat menu sambil berpikir ingin memesan apa.

"Jus kelapa, air putih dingin, dan ayam panggang plus nasi putih," kata Gheana menyebutkan nama makanan yang ia pesan.

"Jus mangga, air putih hangat dan Ayam goreng sambel ijo plus nasi putih hangat. Oh, jus nya kalo bisa hangat ya jangan dingin," sahut Piyan membuat pelayan itu mengernyit.

"Jus hangat?" tanya nya heran.

"Iya, saya minta jus nya anget. Ya," jawab Piyan tersenyum.

"Oh, oke," jawab pelayan itu kembali mencatat.

"Jus jeruk dan spaghetti," kata Fisya menyebut pesanannya setelah melihat pelayan itu selesai mencatat pesanan Piyan.

"Jus alpukat, air putih dingin, ayam panggang tanpa nasi dan nasi goreng spesial. Ayam panggang nya sepiring aja sama nasi goreng spesial," ujar Rita menyebutkan pesanannya juga dan setelahnya pelayan pun meminta agar ke empat nya menunggu pesanan mereka selama beberapa menit hingga pesanan siap disajikan.

Sambil menunggu pesanan makanan tiba, Gheana melihat sekitar area dalam restoran kemudian matanya berhenti di salah satu meja. Meja itu adalah meja yang biasa Gheana dan Tresna pilih ketika makan di restoran itu, Gheana menundukkan kepalanya.

Gheana rindu dengan Tresna, meski dua bulan mereka kenal dan dekat sekaligus menjalin hubungan tetapi Tresna berhasil mengambil seluruh perhatian Gheana. Gheana tersentak begitu tangannya disentuh oleh Rita yang duduk di dekatnya, ditatapnya Rita yang sedang tersenyum.

"Coba deh cek hp nya, siapa tau Tante Nike kasih kabar," ujar Rita memandang ponsel yang sedari tadi Gheana pegang.

Gheana tersenyum dan segera mengecek ponselnya, dibukanya aplikasi perpesanan tersebut dan Gheana dibuat terkejut karena terdapat lima panggilan tak terjawab dari kontak bernama Mama Nike.

Respon Gheana yang terkejut membuat ketiga temannya saling tatap dan bertanya-tanya dalam benak masing-masing sambil menatap Gheana, Gheana yang merasa sedang ditatap pun kemudian mengalihkan pandangannya dari ponsel.

Gheana menggeleng tak paham dengan ponselnya, setelah diperiksa tadi ponselnya tidak dalam mode diam yang artinya jika ada yang menelpon maka ponselnya pasti akan berdering.

"Dari tadi hp ku nggak berdering kan?" tanya Gheana kemudian yang direspon dengan ketiga temannya saling tatap dan akhirnya menggeleng bersama.

"Tapi ini," kata Gheana menunjukkan ponselnya, terlihat ada lima panggilan tak terjawab disana.

"Hp nya nggak dalam mode diam kan Gheana?" tanya Fisya setelah melihatnya.

Gheana menggeleng.

"Terus kok ada lima panggilan tak terjawab gitu? Sampe lima lagi?" tanya Piyan melanjutkan pertanyaan Fisya.

"Tunggu!" seru Rita kemudian mengambil ponsel Gheana, memeriksanya sejenak.

"Susah untuk berpikir positif nih, bisa jadi Tante Nike membatalkan panggilan sebelum panggilan itu sampe ke hp Gheana," ujar Rita setelah mengembalikan ponsel Gheana kepada pemiliknya.

"Maksudnya?" tanya Gheana berbarengan dengan Fisya dan Piyan yang tak paham.

Rita mengambil ponselnya dari dalam tas, mengotak-atik nya kemudian bergantian menatap Fisya dan Piyan kemudian kembali menatap ponsel.

"Fisya dipersilahkan untuk mengecek ponsel," jawab Rita kemudian menaruh kembali ponselnya.

"Eih! Kapan kau menelpon!" pekik Fisya terkejut karena mendapati satu panggilan tak terjawab dari Rita.

Rita tertawa kecil, "Ya gitu maksudnya, nggak perlu khawatir. Telpon balik aja Gheana Tante Nike nya," sahut Rita.

Gheana mengangguk paham kemudian mencoba untuk menelpon Bu Nike yang baru sekitar lima menit yang lalu menelpon, tetapi tidak membuat ponsel Gheana berdering karena tidak mungkin diwaktu bersamaan ke-empat teman dekat itu saling menulikan telinga.

Menempelkan ponselnya ke telinga sambil menunggu panggilan terjawab itu sedikit membuat jantung Gheana berdegup kencang, bagaimana kalau ternyata dugaan Rita salah dan Bu Nike tidak melakukan hal itu? Lalu marah kepada Gheana karena tidak menjawab telponnya selama lima kali.

Tapi, panggilan itu berakhir dengan tidak terjawab. Gheana menghembuskan napasnya pelan, dia berusaha tenang meskipun pikiran melayang jauh setelah mendengar perkataan Rita tadi.

"Tapi Rita, yang tadi kamu bilang itu terlalu mustahil. Kalau memang benar, apa coba motif Tante Nike ngelakuin itu?" tanya Piyan sepemikiran dengan Gheana yang sedari tadi hanya berpikir dalam diam.

Rita mengendikkan bahu nya kemudian menggeleng bersamaan dengan pesanan mereka yang datang dan siap untuk disantap, tanpa kata lagi mereka memutuskan untuk menepikan pemikiran mereka tentang Bu Nike dan memakan makanan yang telah tersaji terlebih dahulu.

***

Jika tertarik untuk lanjut membaca, jangan lupa klik like dan beri sedikit komentar sebagai bentuk apresiasi terhadap penulis ~~ Love L0VEEERSS

Terpopuler

Comments

Alitha Fransisca

Alitha Fransisca

Semangat LOVEEERSS

2022-03-14

2

NaDi ArWi

NaDi ArWi

Semangat terus thor 🥰🥰

2022-03-08

2

Mega Ackerman

Mega Ackerman

Like thor

2022-03-06

2

lihat semua
Episodes
1 UC : Bab 1 : (Tidak) Sah!
2 UC : Bab 2 : (Tidak) Baik-Baik Saja
3 UC : Bab 3 : (Bukan) Kabar Baik
4 UC : Bab 4 : (Tanpa) Pemberitahuan
5 UC : Bab 5 : (Tanpa) Pemberitahuan Lagi
6 UC : Bab 6 : Kejutan Yang Buruk
7 UC : Bab 7 : Fakta Yang Mengejutkan
8 UC : Bab 8 : Hati Yang Patah
9 UC : Bab 9 : Dekorasi Yang Hancur
10 UC : Bab 10 : Pagi Yang Mengejutkan
11 UC : Bab 11 : Rencana Liburan
12 UC : Bab 12 : Amrita Julika
13 UC : Bab 13 : Liburan
14 UC : Bab 14 : Renungan
15 UC : Bab 15 : Potret
16 UC : Bab 16 : Senja
17 UC : Bab 17 : Cerita Ayu
18 UC : Bab 18 : Insomnia
19 UC : Bab 19 : Potret Dari Ayu
20 UC : Bab 20 : Kembali ke Rutinitas
21 UC : Bab 21 : Angan-angan Vion
22 UC : Bab 22 : Lima Tahun Berlalu
23 UC : Bab 23 : Naskah Ke 31
24 UC : Bab 24 : Butik
25 UC : Bab 25 : Vion Dan Pacar Barunya
26 UC : Bab 26 : Sakit
27 UC : Bab 27 : Kekaguman Karyawan
28 UC : Bab 28 : Sebuah Obrolan
29 UC : Bab 29 : Sebuah Keinginan
30 UC : Bab 30 : Ada Calon?
31 UC : Bab 31 : Kunjungan Lifi
32 UC : Bab 32 : Niat Gheana
33 UC : Bab 33 : Rencana Kerjasama
34 UC : Bab 34 : Masakan Terenak
35 UC : Bab 35 : Ternyata....
36 UC : Bab 36 : Ungkapan Dav
37 UC : Bab 37 : Mbak Lala si Pebisnis
38 UC : Bab 38 : Makan Malam di Roman Resto
39 UC : Bab 39 : Tawaran Dav
40 UC : Bab 40 : Gheana Cinta Pertama Dav
41 UC : Bab 41 : Rasa Bangga Keluarga
42 UC : Bab 42 : Keputusan Menjadi Penentu Hidup
43 UC : Bab 43 : Fakta Mbak Lala
44 UC : Bab 44 : Wajah Bangun Tidur Gheana
45 UC : Bab 45 : Nomor Tak Dikenal
46 UC : Bab 46 : Dav Kecelakaan
47 UC : Bab 47 : DVN Compotion
48 UC : Bab 48 : Keputusan Gheana
49 UC : Bab 49 : Gaun Pernikahan
50 UC : Bab 50 : Panggil Mama
51 UC : Bab 51 : Ayu?
52 UC : Bab 52 : Kesalahpahaman
53 UC : Bab 53 : Diskusi Pernikahan
54 UC : Bab 54 : Rencana Pernikahan
55 UC : Bab 55 : Keraguan Sahabat Gheana
56 UC : Bab 56 : Siapa Dav?
57 UC : Bab 57 : Harapan Sahabat Gheana
58 UC : Bab 58 : Makan Siang Bersama
59 UC : Bab 59 : Sekedar Mengobrol
60 UC : Bab 60 : Designer Internasional Bertamu
61 UC : Bab 61 : Dav Bertamu
62 UC : Bab 62 : Akad Nikah
63 UC : Bab 63 : Pesta Pernikahan
64 UC : Bab 64 : Acara Dansa
65 UC : Bab 65 : Acara Masih Berlanjut
66 UC : Bab 66 : Lelah Usai Pesta
67 UC : Bab 67 : Aktivitas Pagi
68 UC : Bab 68 : Rumah Baru
69 UC : Bab 69 : Halaman Belakang Rumah
70 UC : Bab 70 : Bersama Pasangan Halal
71 UC : Bab 71 : Kejutan Untuk Gheana
72 UC : Bab 72 : Bintang Palsu
73 UC : Bab 73 : Takut Gagal
74 UC : Bab 74 : Harapan Yang Sama
75 UC : Bab 75 : The First Time
76 UC : Bab 76 : Ruang Kecantikan
77 UC : Bab 77 : Gedung Gheana
78 UC : Bab 78 : Persiapan Gedung Gheana
79 UC : Bab 79 : Mall DavGhe
80 UC : Bab 80 : Ayo Kerja Sama
81 UC : Bab 81 : Jajanan SD
82 UC : Bab 82 : Mama Sakit
Episodes

Updated 82 Episodes

1
UC : Bab 1 : (Tidak) Sah!
2
UC : Bab 2 : (Tidak) Baik-Baik Saja
3
UC : Bab 3 : (Bukan) Kabar Baik
4
UC : Bab 4 : (Tanpa) Pemberitahuan
5
UC : Bab 5 : (Tanpa) Pemberitahuan Lagi
6
UC : Bab 6 : Kejutan Yang Buruk
7
UC : Bab 7 : Fakta Yang Mengejutkan
8
UC : Bab 8 : Hati Yang Patah
9
UC : Bab 9 : Dekorasi Yang Hancur
10
UC : Bab 10 : Pagi Yang Mengejutkan
11
UC : Bab 11 : Rencana Liburan
12
UC : Bab 12 : Amrita Julika
13
UC : Bab 13 : Liburan
14
UC : Bab 14 : Renungan
15
UC : Bab 15 : Potret
16
UC : Bab 16 : Senja
17
UC : Bab 17 : Cerita Ayu
18
UC : Bab 18 : Insomnia
19
UC : Bab 19 : Potret Dari Ayu
20
UC : Bab 20 : Kembali ke Rutinitas
21
UC : Bab 21 : Angan-angan Vion
22
UC : Bab 22 : Lima Tahun Berlalu
23
UC : Bab 23 : Naskah Ke 31
24
UC : Bab 24 : Butik
25
UC : Bab 25 : Vion Dan Pacar Barunya
26
UC : Bab 26 : Sakit
27
UC : Bab 27 : Kekaguman Karyawan
28
UC : Bab 28 : Sebuah Obrolan
29
UC : Bab 29 : Sebuah Keinginan
30
UC : Bab 30 : Ada Calon?
31
UC : Bab 31 : Kunjungan Lifi
32
UC : Bab 32 : Niat Gheana
33
UC : Bab 33 : Rencana Kerjasama
34
UC : Bab 34 : Masakan Terenak
35
UC : Bab 35 : Ternyata....
36
UC : Bab 36 : Ungkapan Dav
37
UC : Bab 37 : Mbak Lala si Pebisnis
38
UC : Bab 38 : Makan Malam di Roman Resto
39
UC : Bab 39 : Tawaran Dav
40
UC : Bab 40 : Gheana Cinta Pertama Dav
41
UC : Bab 41 : Rasa Bangga Keluarga
42
UC : Bab 42 : Keputusan Menjadi Penentu Hidup
43
UC : Bab 43 : Fakta Mbak Lala
44
UC : Bab 44 : Wajah Bangun Tidur Gheana
45
UC : Bab 45 : Nomor Tak Dikenal
46
UC : Bab 46 : Dav Kecelakaan
47
UC : Bab 47 : DVN Compotion
48
UC : Bab 48 : Keputusan Gheana
49
UC : Bab 49 : Gaun Pernikahan
50
UC : Bab 50 : Panggil Mama
51
UC : Bab 51 : Ayu?
52
UC : Bab 52 : Kesalahpahaman
53
UC : Bab 53 : Diskusi Pernikahan
54
UC : Bab 54 : Rencana Pernikahan
55
UC : Bab 55 : Keraguan Sahabat Gheana
56
UC : Bab 56 : Siapa Dav?
57
UC : Bab 57 : Harapan Sahabat Gheana
58
UC : Bab 58 : Makan Siang Bersama
59
UC : Bab 59 : Sekedar Mengobrol
60
UC : Bab 60 : Designer Internasional Bertamu
61
UC : Bab 61 : Dav Bertamu
62
UC : Bab 62 : Akad Nikah
63
UC : Bab 63 : Pesta Pernikahan
64
UC : Bab 64 : Acara Dansa
65
UC : Bab 65 : Acara Masih Berlanjut
66
UC : Bab 66 : Lelah Usai Pesta
67
UC : Bab 67 : Aktivitas Pagi
68
UC : Bab 68 : Rumah Baru
69
UC : Bab 69 : Halaman Belakang Rumah
70
UC : Bab 70 : Bersama Pasangan Halal
71
UC : Bab 71 : Kejutan Untuk Gheana
72
UC : Bab 72 : Bintang Palsu
73
UC : Bab 73 : Takut Gagal
74
UC : Bab 74 : Harapan Yang Sama
75
UC : Bab 75 : The First Time
76
UC : Bab 76 : Ruang Kecantikan
77
UC : Bab 77 : Gedung Gheana
78
UC : Bab 78 : Persiapan Gedung Gheana
79
UC : Bab 79 : Mall DavGhe
80
UC : Bab 80 : Ayo Kerja Sama
81
UC : Bab 81 : Jajanan SD
82
UC : Bab 82 : Mama Sakit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!