UC : Bab 4 : (Tanpa) Pemberitahuan

Gheana langsung digiring untuk duduk di teras rumah oleh teman-temannya begitu sampai, senyum kecut dengan mata sendu adalah ekspresi nya.

"Kau bisa ceritakan tentang perasaanmu kepada kami," ujar salah dari dari tiga teman dekat Gheana.

Gheana menatap mereka bergantian lalu berkata, "Peluk aku." Yang direspon dengan pelukan oleh ketiga teman dekatnya itu.

"Kejadian hari ini, nggak di sangka-sangka. Terjadi begitu saja, terasa seperti dihantam oleh bebatuan yang besar," ungkap Gheana sambil memejamkan matanya dalam pelukan ketiga teman dekatnya.

"Kau pasti sedih, lalu bagaimana kondisi Tresna?" tanya salah satu dari ketiga teman dekat Gheana lagi.

"Kritis, kata dokter. Aku pulang untuk mandi dan berganti pakaian, lalu kembali ke rumah sakit," jawab Gheana sambil menjelaskan maksudnya pulang ke rumah.

"Oh, oke."

Pelukan itu terlepas, mereka bertiga menatap Gheana dengan senyum berharap senyum itu dapat sedikit menghilangkan kesedihan Gheana.

Mereka berempat duduk bersama menatap hiasan-hiasan yang memenuhi halaman depan rumah Gheana, dengan kompak ke-empat nya menghembuskan napas.

"Jangan dilepas dulu hiasan yang ada, barangkali Tresna bisa kembali dengan cepat dan pernikahan bisa terjadi? Siapa yang tau, kan?" ujar salah satu dari mereka.

Ketiganya menatap Fisya Arianta--salah satu teman dekat Gheana yang duduk paling ujung sebelah kanan, sedangkan yang duduk di samping kanan Gheana bernama Amrita Julika dan di sebelah kiri Gheana bernama Hanpiyana Amura.

Mereka secara kompak mengingat saat-saat mendekor halaman itu, acara resepsi pernikahan Gheana dan Tresna yang rencananya akan diadakan sore hari itu dirancang oleh ketiga teman dekat Gheana juga Gheana sendiri.

Tetapi, karena ketiga teman dekatnya itu ada urusan mendadak membuat ketiganya terpaksa tidak jadi Bridesmaids di pernikahan Gheana.

Fisya, Rita, dan Piyan tentu saja berpikir bahwa acara sedang berlangsung ketika mereka sampai. Tetapi, setengah jam yang lalu ketika mereka sampai acaranya tidak seperti yang mereka harapkan.

Bertanya pada orang yang ada disana, akhirnya mereka tau bahwa ada masalah dan merekapun turut merasa sedih atas apa yang menimpa Gheana.

Gheana memutuskan untuk pamit masuk ke dalam kamarnya, dia akan mandi setelah itu pergi ke rumah sakit lagi. Ketiga teman dekatnya itu ingin ikut ke rumah sakit untuk menjenguk Tresna, tentu saja Gheana menyetujuinya.

Sambil menunggu Gheana bersiap, ketiga nya menunggu di teras rumah tempat mereka duduk sebelumnya. Memandang dekorasi halaman dan tidak sengaja mendengar sebuah omongan tentang Gheana, membuat Fisya terdiam sejenak.

"Kalian kan hanya penonton, tidak tau apa-apa. Jadi jangan merasa paling tau, ya!" seru Fisya sesaat kemudian.

Piyan yang mendengar seruan Fisya mengangguk setuju, "Kalau tidak bisa merasakan apa yang orang lain rasakan, lebih baik diam. Berhenti bicara dan fokus pada kehidupan diri sendiri itu lebih baik," sahut Piyan kemudian.

"Lagi pula, apapun yang terjadi pada Gheana dan apapun yang Gheana lakukan. Itu kan bukan urusan kalian," sambung Rita membuat tiga Ibu-Ibu yang hanya lewat sambil bergosip itupun terdiam dan pergi dengan membisu.

"Selama Gheana punya kita sebagai teman dekat, jangan izinkan siapapun berkata yang tidak-tidak tentangnya," ujar Piyan yang di angguki oleh Rita dan Fisya.

Sesaat kemudian, Gheana keluar dengan sudah berganti pakaian. Gheana tersenyum simpul, merekapun berangkat dengan menggunakan dua buah mobil. Gheana dengan Fisya, sedangkan Piyan dengan Rita.

Dua buah mobil tersebut menyusuri jalanan kota menuju rumah sakit yang sebelumnya sudah Gheana datangi untuk mengantar Tresna, Gheana sangat berharap kalau kondisi calon suaminya itu sudah membaik setelah sebelumnya dalam keadaan kritis ketika ia tinggalkan.

Setelah setengah jam perjalanan dan melewati sedikit kemacetan, akhirnya mereka sampai di parkiran rumah sakit. Setelah memarkirkan mobil, mereka berempat berjalan memasuki area dalam rumah sakit menuju ruang rawat Tresna.

Gheana dibuat terdiam ketika tidak dilihatnya Bu Nike dan Pak Prasetya di depan ruang rawat Tresna seperti sebelum ia pergi, berpikir positif Gheana membuka pintu ruang rawat Tresna. Barangkali, ruangan itu sudah boleh dimasuki oleh penjenguk yang artinya Tresna sudah dalam kondisi baik.

Dengan ketiga teman dekat nya yang berada di belakang, Gheana mengetuk dan mengucapkan salam sebelum membuka pintu ruang rawat.

Tepat ketika pintu terbuka, yang terlihat di ruang rawat itu hanyalah dua perawat yang sedang membereskan ruangan tersebut. Ketiga teman dekat Gheana segera menerobos masuk, menyalip Gheana untuk bertanya pada dua perawat itu.

"Kemana pasien di ruangan ini?" tanya Fisya dengan cepat.

"Kalian siapa?" tanya salah satu perawat.

"Ah, kami," kata Rita menunjuk Gheana, "Dia calon istri dari pasien, dan kami adalah temannya," lanjut Rita menjelaskan.

Perawat itu tertawa meremehkan, "Jika benar dia calon istri pasien, kenapa bertanya kepada kami tentang keberadaan pasien?" tanya nya membuat ke-empat teman dekat itu saling menatap.

Benar juga kata perawat itu, seharusnya Gheana langsung saja bertanya kepada calon ibu mertuanya, Bu Nike. Kenapa malah bertanya pada perawat, dan lagi seharusnya Bu Nike memberitahukan tentang kosong nya ruang rawat ini. Tetapi, sama sekali tidak ada pemberitahuan dari Bu Nike membuat Gheana susah untuk berpikir positif.

Gheana dan ketiga teman dekatnya pun keluar dari ruang rawat yang tengah dibersihkan itu, Gheana segera mengotak-atik ponselnya lalu menaruh nya di telinga.

Bunyi pertanda bahwa ponsel penerima telpon tersebut berdering pun terdengar, Gheana menanti agar panggilan yang ia lakukan lewat aplikasi perpesanan terhadap Bu Nike itu terangkat.

Tetapi, panggilan itu berakhir dengan tidak terjawab. Diperiksanya lagi ponselnya, ternyata ada panggilan tak terjawab dari Bu Nike membuat Gheana kembali berpikir positif.

Fisya, Rita, Piyan menatap penasaran pada Gheana. Gheana membalas tatapan itu dengan gelengan kepala dan tatapan sendu, juga bibirnya yang serasa ingin menangis.

Fisya segera memeluk Gheana, mengelus punggungnya. "Coba telpon terus ya, mungkin nanti akan terangkat dan tanya dengan jelas tentang keberadaan Tresna," ujar Fisya sembari tangannya masih mengelus punggung Gheana.

Gheana menganggukkan kepalanya setuju pada kata-kata Fisya, Gheana menelpon sekali lagi dan menunggu panggilan terjawab. Semenit menunggu, panggilan itu berakhir dengan tidak terjawab lagi.

Gheana menghembuskan napasnya pelan, bingung harus apa.

"Bertanya lewat pesan saja, mungkin Tante Nike nggak sempat liat HP?" kata Rita diakhiri tanya.

Piyan dan Fisya mengangguk setuju pada perkataan Rita begitu juga dengan Gheana yang kemudian segera mengetik pesan, bertanya tentang dimana Tresna berada sekarang.

Sambil menunggu jawaban dari Bu Nike, mereka berempat memutuskan untuk menghampiri resepsionis untuk bertanya. Sesampainya disana, mereka harus mengantri untuk bertanya karena bukan hanya mereka yang ingin bertanya.

Tepat ketika antrian habis dan tersisa mereka untuk bertanya, ponsel Gheana tiba-tiba saja berdering membuat Gheana segera memeriksa ponselnya. Nama "Mama Nike." Tertera di bagian atas layar ponsel, Gheana menatap ketiga teman dekatnya yang langsung menyuruhnya menjawab panggilan tersebut.

***

Jika tertarik untuk lanjut membaca, jangan lupa klik like dan beri sedikit komentar sebagai bentuk apresiasi terhadap penulis ~~ Love L0VEEERSS

Terpopuler

Comments

Alitha Fransisca

Alitha Fransisca

Semoga sukses Loveeerss

2022-03-10

2

Dandi Ramadhan

Dandi Ramadhan

nexttt

2022-02-16

3

SAquenn

SAquenn

Agak gemesh sm tnte Nike! kok gt sih jd org? 😔

2022-02-15

3

lihat semua
Episodes
1 UC : Bab 1 : (Tidak) Sah!
2 UC : Bab 2 : (Tidak) Baik-Baik Saja
3 UC : Bab 3 : (Bukan) Kabar Baik
4 UC : Bab 4 : (Tanpa) Pemberitahuan
5 UC : Bab 5 : (Tanpa) Pemberitahuan Lagi
6 UC : Bab 6 : Kejutan Yang Buruk
7 UC : Bab 7 : Fakta Yang Mengejutkan
8 UC : Bab 8 : Hati Yang Patah
9 UC : Bab 9 : Dekorasi Yang Hancur
10 UC : Bab 10 : Pagi Yang Mengejutkan
11 UC : Bab 11 : Rencana Liburan
12 UC : Bab 12 : Amrita Julika
13 UC : Bab 13 : Liburan
14 UC : Bab 14 : Renungan
15 UC : Bab 15 : Potret
16 UC : Bab 16 : Senja
17 UC : Bab 17 : Cerita Ayu
18 UC : Bab 18 : Insomnia
19 UC : Bab 19 : Potret Dari Ayu
20 UC : Bab 20 : Kembali ke Rutinitas
21 UC : Bab 21 : Angan-angan Vion
22 UC : Bab 22 : Lima Tahun Berlalu
23 UC : Bab 23 : Naskah Ke 31
24 UC : Bab 24 : Butik
25 UC : Bab 25 : Vion Dan Pacar Barunya
26 UC : Bab 26 : Sakit
27 UC : Bab 27 : Kekaguman Karyawan
28 UC : Bab 28 : Sebuah Obrolan
29 UC : Bab 29 : Sebuah Keinginan
30 UC : Bab 30 : Ada Calon?
31 UC : Bab 31 : Kunjungan Lifi
32 UC : Bab 32 : Niat Gheana
33 UC : Bab 33 : Rencana Kerjasama
34 UC : Bab 34 : Masakan Terenak
35 UC : Bab 35 : Ternyata....
36 UC : Bab 36 : Ungkapan Dav
37 UC : Bab 37 : Mbak Lala si Pebisnis
38 UC : Bab 38 : Makan Malam di Roman Resto
39 UC : Bab 39 : Tawaran Dav
40 UC : Bab 40 : Gheana Cinta Pertama Dav
41 UC : Bab 41 : Rasa Bangga Keluarga
42 UC : Bab 42 : Keputusan Menjadi Penentu Hidup
43 UC : Bab 43 : Fakta Mbak Lala
44 UC : Bab 44 : Wajah Bangun Tidur Gheana
45 UC : Bab 45 : Nomor Tak Dikenal
46 UC : Bab 46 : Dav Kecelakaan
47 UC : Bab 47 : DVN Compotion
48 UC : Bab 48 : Keputusan Gheana
49 UC : Bab 49 : Gaun Pernikahan
50 UC : Bab 50 : Panggil Mama
51 UC : Bab 51 : Ayu?
52 UC : Bab 52 : Kesalahpahaman
53 UC : Bab 53 : Diskusi Pernikahan
54 UC : Bab 54 : Rencana Pernikahan
55 UC : Bab 55 : Keraguan Sahabat Gheana
56 UC : Bab 56 : Siapa Dav?
57 UC : Bab 57 : Harapan Sahabat Gheana
58 UC : Bab 58 : Makan Siang Bersama
59 UC : Bab 59 : Sekedar Mengobrol
60 UC : Bab 60 : Designer Internasional Bertamu
61 UC : Bab 61 : Dav Bertamu
62 UC : Bab 62 : Akad Nikah
63 UC : Bab 63 : Pesta Pernikahan
64 UC : Bab 64 : Acara Dansa
65 UC : Bab 65 : Acara Masih Berlanjut
66 UC : Bab 66 : Lelah Usai Pesta
67 UC : Bab 67 : Aktivitas Pagi
68 UC : Bab 68 : Rumah Baru
69 UC : Bab 69 : Halaman Belakang Rumah
70 UC : Bab 70 : Bersama Pasangan Halal
71 UC : Bab 71 : Kejutan Untuk Gheana
72 UC : Bab 72 : Bintang Palsu
73 UC : Bab 73 : Takut Gagal
74 UC : Bab 74 : Harapan Yang Sama
75 UC : Bab 75 : The First Time
76 UC : Bab 76 : Ruang Kecantikan
77 UC : Bab 77 : Gedung Gheana
78 UC : Bab 78 : Persiapan Gedung Gheana
79 UC : Bab 79 : Mall DavGhe
80 UC : Bab 80 : Ayo Kerja Sama
81 UC : Bab 81 : Jajanan SD
82 UC : Bab 82 : Mama Sakit
Episodes

Updated 82 Episodes

1
UC : Bab 1 : (Tidak) Sah!
2
UC : Bab 2 : (Tidak) Baik-Baik Saja
3
UC : Bab 3 : (Bukan) Kabar Baik
4
UC : Bab 4 : (Tanpa) Pemberitahuan
5
UC : Bab 5 : (Tanpa) Pemberitahuan Lagi
6
UC : Bab 6 : Kejutan Yang Buruk
7
UC : Bab 7 : Fakta Yang Mengejutkan
8
UC : Bab 8 : Hati Yang Patah
9
UC : Bab 9 : Dekorasi Yang Hancur
10
UC : Bab 10 : Pagi Yang Mengejutkan
11
UC : Bab 11 : Rencana Liburan
12
UC : Bab 12 : Amrita Julika
13
UC : Bab 13 : Liburan
14
UC : Bab 14 : Renungan
15
UC : Bab 15 : Potret
16
UC : Bab 16 : Senja
17
UC : Bab 17 : Cerita Ayu
18
UC : Bab 18 : Insomnia
19
UC : Bab 19 : Potret Dari Ayu
20
UC : Bab 20 : Kembali ke Rutinitas
21
UC : Bab 21 : Angan-angan Vion
22
UC : Bab 22 : Lima Tahun Berlalu
23
UC : Bab 23 : Naskah Ke 31
24
UC : Bab 24 : Butik
25
UC : Bab 25 : Vion Dan Pacar Barunya
26
UC : Bab 26 : Sakit
27
UC : Bab 27 : Kekaguman Karyawan
28
UC : Bab 28 : Sebuah Obrolan
29
UC : Bab 29 : Sebuah Keinginan
30
UC : Bab 30 : Ada Calon?
31
UC : Bab 31 : Kunjungan Lifi
32
UC : Bab 32 : Niat Gheana
33
UC : Bab 33 : Rencana Kerjasama
34
UC : Bab 34 : Masakan Terenak
35
UC : Bab 35 : Ternyata....
36
UC : Bab 36 : Ungkapan Dav
37
UC : Bab 37 : Mbak Lala si Pebisnis
38
UC : Bab 38 : Makan Malam di Roman Resto
39
UC : Bab 39 : Tawaran Dav
40
UC : Bab 40 : Gheana Cinta Pertama Dav
41
UC : Bab 41 : Rasa Bangga Keluarga
42
UC : Bab 42 : Keputusan Menjadi Penentu Hidup
43
UC : Bab 43 : Fakta Mbak Lala
44
UC : Bab 44 : Wajah Bangun Tidur Gheana
45
UC : Bab 45 : Nomor Tak Dikenal
46
UC : Bab 46 : Dav Kecelakaan
47
UC : Bab 47 : DVN Compotion
48
UC : Bab 48 : Keputusan Gheana
49
UC : Bab 49 : Gaun Pernikahan
50
UC : Bab 50 : Panggil Mama
51
UC : Bab 51 : Ayu?
52
UC : Bab 52 : Kesalahpahaman
53
UC : Bab 53 : Diskusi Pernikahan
54
UC : Bab 54 : Rencana Pernikahan
55
UC : Bab 55 : Keraguan Sahabat Gheana
56
UC : Bab 56 : Siapa Dav?
57
UC : Bab 57 : Harapan Sahabat Gheana
58
UC : Bab 58 : Makan Siang Bersama
59
UC : Bab 59 : Sekedar Mengobrol
60
UC : Bab 60 : Designer Internasional Bertamu
61
UC : Bab 61 : Dav Bertamu
62
UC : Bab 62 : Akad Nikah
63
UC : Bab 63 : Pesta Pernikahan
64
UC : Bab 64 : Acara Dansa
65
UC : Bab 65 : Acara Masih Berlanjut
66
UC : Bab 66 : Lelah Usai Pesta
67
UC : Bab 67 : Aktivitas Pagi
68
UC : Bab 68 : Rumah Baru
69
UC : Bab 69 : Halaman Belakang Rumah
70
UC : Bab 70 : Bersama Pasangan Halal
71
UC : Bab 71 : Kejutan Untuk Gheana
72
UC : Bab 72 : Bintang Palsu
73
UC : Bab 73 : Takut Gagal
74
UC : Bab 74 : Harapan Yang Sama
75
UC : Bab 75 : The First Time
76
UC : Bab 76 : Ruang Kecantikan
77
UC : Bab 77 : Gedung Gheana
78
UC : Bab 78 : Persiapan Gedung Gheana
79
UC : Bab 79 : Mall DavGhe
80
UC : Bab 80 : Ayo Kerja Sama
81
UC : Bab 81 : Jajanan SD
82
UC : Bab 82 : Mama Sakit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!