Setelah kepergian kakeknya kedalam rumah, Tica tampak tak bisa menahan air matanya, dijodohkan? hah.... bahkan dia tak diberi kesempatan berpacaran layaknya remaja pada umumnya... Tica mencintai seseorang yang bahkan rasa itu sudah bercokol erat dalam hatinya sejak dia berumur 15 tahun kala itu...
Tetapi Tica tetap memilih diam tanpa berani mengungkapkan perasaannya pada laki-laki itu,
Dia adalah Hafidz alfarizi, anak dari bi Surti, Tica sudah lama mengagumi sosok itu. masih segar dalam ingatannya satu bulan yang lalu saat bi Surti meminta izin padanya untuk cuti 2 hari guna mempersiapkan acara lamaran sang anak.
Saat itu bagaikan dihantam batu yang sangat besar di dadanya Tica kaget sekaligus kecewa, tak menyangka jika laki-laki yang dicintainya sejak lama itu ternyata justru mencintai wanita lain dan bahkan akan melamar wanita itu. Terkadang Tica menyesal karena dia memilih memendam perasaan itu sendiri dalam diam.
Apakah mungkin jika Hafidz tau tentang perasaannya dia akan melihat kearahnya??
tapi pupus sudah harapan Tica saat tau siapa calon menantu bi Surti, yang ternyata seorang Ustadzah disalah satu Pondok pesantren dimana dulu Hafidz menimba ilmu.
Perasaannya harus kandas, bahkan saat belum pernah mendapatkan balasan. Hafidz memang salah satu sebab yang membuat Tica akhirnya memutuskan mengenakan hijab.
Tica rela mengikuti pengajian yang diadakan di masjid komplek perumahan elitnya, hanya karena ingin terus melihat Hafidz, meskipun pengajian itu hanya seminggu 2x pada hari jumat dan minggu saja.
Tetapi tidak apa karena dia bisa mengobati rasa rindunya dengan melihat Hafidz yang memang menjadi Ustad dalam pengajian itu.
Diam-diam Tica menaruh hati pada anak Asisten rumahtangganya sendiri. Pada saat Tica berusia 15 tahun, Hafidz telah berusia 22 tahun dan sedang menempuh pendidikan kedokteran. Sekarang Hafidz sudah menjadi salah satu dokter disalah satu RS terbaik dikota Semarang.
Seorang Ustadzah cantik bernama Qotrunnada Salsabila, yang juga sering mengisi pengajian dimasjid kompleknya bergantian dengan hafidz, membuat Tica langsung Insecure seketika.
Tica merasa tak pantas jika dibandingkan dengan wanita yang nyaris sempurna tanpa cela. Bulir bening itu kian deras membasahi pipinya kala mengingat bagaimana perlakuan Hafidz pada Ustadzah Bila, yang saat itu kehilangan sandalnya di masjid ketika akan pulang usai mengisi pengajian di madjid kompleknya.
Hafidz bahkan rela bertelanjang kaki demi sang calon istri, dengan memberikan sandalnya pada ustadzah Bila. Sementara dia yang sudah sejak 4 tahun lamanya mencintai pria itu hanya bisa mengagumi sosok Hafidz dari kejauhan, tanpa berani mengungkapkan perasaannya.
Hafidz tinggal dibelakang komplek perumahan elit milik Tica, yang bersebelahan dengan komplek perumahan biasa. Hanya saja dibatasi oleh pagar bumi yang cukup tinggi, sehingga terlihat bagaikan langit dan bumi dengan perbedaan yang cukup mencolok.
Tica menghapus air matanya kemudian dia membasuh wajahnya dan bergegas masuk kedalam rumah. Ia tak mau terus menerus menangisi Hafidz yang jelas-jelas akan menikah dalam waktu 3 minggu lagi.
Setelah masuk kedalam kamarnya dilantai 2 Tica segera mengumpulkan semua bukti cintanya pada Hafidz yang berupa ratusan fotonya yang diambilnya secara diam-diam.
Kemudian sengaja mencetaknya dan disusun rapi sedemikian rupa dalam album terbaiknya, masuk kedalam lemari yang kuncinya selalu dibawa Tica jika dia keluar rumah, sehingga bi Surti tak pernah mengetahui bahwa majikannya mencintai anaknya.
Semuanya sudah terkumpul rapi, dia memasukkannya kedalam tong sampah stainles kemudian dibakar dibelakang rumah.
rasa sesak itu kembali hadir kala mengingat percakapannya dengan Hafidz yang selalu menasehatinya, karena Hafidz memang menganggap Tica sebagai adiknya sesuai permintaan Tica saat dia baru saja kehilangan Orangtuanya.
Saat itu Tica meminta memanggilnya dengan sebutan kakak, dan Hafidz manggilnya dengan sebutan adik, supaya Tica merasa memiliki kakak dan tidak merasa sepi saat ditinggal kakek bekerja.
Meskipun kenyataannya Hafidz hanya bisa menemaninya saat ia libur dari pondok pesantrennya saja. TapiTica masih bersikukuh meminta Hafidz menemaninya saat dia sedang libur.
Hal itu disetujui oleh ibu dan bapaknya yang saat itu merasa kasihan dengan sang nona majikannya, yang kesepian dan sering menangis jika mengingat kedua orang tuanya.
Saat itu Tica terus menangis, dan Hafidz yang merasa iba pun lantas menasehati dan menenangkannya sampai Tica tertidur di sofa karena lelah menangis. Pada saat itulah benih-benih cinta mulai tumbuh subur dihatinya.
Tapi apa hendak dikata sekarang ia harus rela mengubur perasaan itu sebelum berubah menjadi kebencian, karena kekecewaan yang begitu besar. Masih teringat bagaimana satu bulan yang lalu Tica menjalani harinya setiap bangun tidur dengan mata bengkak dan menghitam akibat menangis semalaman.
................
Mansion Pramudya (Jakarta).
Turun dari jet pribadinya, Allard langsung menuju rumah Pramudya. Entah hal penting apa yang akan dikatakan oleh kakeknya sehingga memintanya untuk segera tiba di Jakarta.
"what"?????
"grandpa menjodohkan ku??? bahkan dengan gadis ingusan".
Sambil berdiri dari duduknya dan menyugar rambutnya frustasi, Allard menghela nafasnya dengan pandangan mata yang memerah.
"grandpa bercanda???? Grandpa pikir aku tidak bisa mencari calon istriku sendiri??? sampai menjodohkan ku dengan bocah kecil itu??"
Allard menjambak rambutnya frustasi, dan terus saja memprotes apa yang dikatakan oleh sang kakek.
Untuk apa Grandpa menjodohkannya, apakah dipikir dia tidak bisa mencari perempuan? sampai berniat menjodohkannya dengan cucu temannya. Allard masih tidak habis fikir dengan apa yang ada didalam pikiran kakeknya saat ini.
"Grandpa hanya ingin kau cepat menikah, hitunglah usia mu sudah berapa, bahkan saat seusia mu dulu grandpa sudah menikah bahkan sudah memiliki ayahmu yang berumur 10 tahun".
"tapi itu zaman dulu grandpa, semua orang juga nikah muda, sekarang tidak lagi, semua orang bebas mau menikah kapan pun, bahkan jika tidak menikah sama sekali".
Sahut Allard masih dengan dada naik turun, karena emosi. Mendengar ucapan sang Kakek.
"Grandpa tak ingin kau menikah dengan wanita-wanita murahan itu, yang hanya bisa menghambur-hamburkan uang mu saja"
"Grandpa tak ingin calon pewaris keluarga Pramudya dan Lee, berasal dari wanita murahan mu itu Allard".
"dan berhentilah terus menebar benih yang terbuang percuma pada perempuan murahan itu. Kau pikir Grandpa tak mengetahui kelakuan mu? Sangat menjijikkan".
Setelah berkata seperti itu Pramudya langsung beranjak menuju kamarnya. tetapi baru beberapa langkah berjalan, dia kembali menoleh pada Allard sembari mengatakan
"Grandpa tak ingin ada penolakan lagi kali ini dari mu Allard, ini keputusan Final ".
Dan setelah itu benar-benar pergi memasuki kamarnya.
Tinggallah Allard dengan kemarahan dan kekecewaannya pada sang kakek tersayangnya yang kini sedang diam-diam diumpatinya dengan pelan.
Meskipun Allard adalah pria yang kejam dalam dunia bisnis, namun dia adalan pria yang sangat menyayangi keluarga satu-satunya itu, setelah kedua orangtuanya meninggal saat Allard berusia 20 tahun yang lalu.
.........................
Hai gaezzzzz aku Up lagi nih bonus sebelum tidur yah...
jangan lupa vote, like n comen
biar othornya tetep syemangat Up-nya...
lope lope dah pokoknya sama kalian
😘😘😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Agustina Kusuma Dewi
lope jg k
2023-07-08
0
fahmi
lope lope
2023-01-02
1
Pipit Sopiah
kasihan tica😢
2022-09-03
0