Kediaman Hariyanto (Semarang).
"bagaimana, apa sudah mulai bergerak?"
Hariyanto, anak angkat Prasetio berbicara ditelepon sambil mengangguk beberapa kali. dengan mata yang menatap tajam kearah gedung-gedung bertingkat didepannya.
"lakukan dengan bersih, sesuai perintah ku, jangan meninggalkan jejak sedikit pun, karena sepertinya pria tua itu sudah mulai mengendus kebaradaan mu. hem.... ok... baiklah"
Setelah memutuskan sambungan telponnya, Hariyanto kemudian tersenyum licik sambil menerawang jauh kedepan, seolah didepan sana ada sesuatu yang membuat kehidupannya menjadi senang dan bahagia, kemudian dia tertawa terbahak-bahak.
"kau akan segera berakhir tua bangka, itu hadiah yang pantas bagi orang seperti mu yang sangat serakah akan harta".
"dan cucumu yang cantik namun sangat naif itu, akan segera ku jual. Setidaknya itu akan menghasilkan uang untuk ku bersenang-senang".
"kau tidak pantas terus bisa menikmati kehidupan mu dalam kenyamanan, dengan harta yang kau peroleh dengan merebutnya dari ku, bandot tua".
Kemudian dia Tertawa lagi sambil membayangkan betapa bahagia dan bergelimang harta hidupnya setelah menyelesaikan misi yang sudah dia rencanakan bertahun-tahun lamanya.
...................
Kediaman Prasetio (Semarang)
Tica menerima telvon dari pihak kampus yang memberitahukan bahwa, pendaftaran secara online untuk bisa bekerja di pemerintahan akan ditutup besok, Tica pun segera membuka laptopnya kemudian mulai berselancar mengirimkan email yang berisi data diri serta form lamaran pekerjaan ke alamat email yang sudah diberitahukan oleh pihak kampus.
Tica sudah memantapkan hati dan membulatkan tekatnya, untuk menerima tawaran pekerjaan sekaligus beasiswa s2-nya dari Pemerintah.
Lulusan Manajemen dibutuhkan di Kemlu untuk mengisi lowongan di bagian perencanaan dan analisis kepegawaian. Sehingga Tica memutuskan untuk menerima tawaran pekerjaan itu yang gajinya lumayan besar untuk bisa menghidupi dirinya serta sang kakek, jika nanti perusahaan sudah tidak bisa diselamatkan lagi.
Setelah menyelesaikan tugasnya kali ini, Tica segera bangkit kemudian menuju kamar mandi guna menyegarkan dirinya yang sangat lelah setelah beraktifitas seharian, ditambah dengan dia menangisi kisah cintanya yang tak sampai.
Tica menyalakan air panas dan mengisi Bathup dengan sabun cair aroma therapi, yang dia harapkan bisa menyegarkan tubuhnya yang terasa sedikit kaku, Tica kemudian menyalakan musik dengan memutar lagu kesukaannya dihandphone kesayangannya, dan dia segera masuk kedalam bathup setelah sebelumnya dia melepas pakaiannya.
Kurang lebih 20 menit berendam dan merasa rilek, Tica menyudahi kegiatan berendamnya dan segera membilas dirinya dibawah air hangat yang mengucur dari shower. Dia berencana akan memulai mempersiapkan segala sesuatunya untuk keperluan jika nanti dia ditempatkan di negara mana dia harus mulai bekerja.
Tica sendiri sebenarnya pribadi yang sangat mandiri, terbukti dengan dia memiliki dua butik yang cukup mempunyai nama terpandang dikota Semarang. Butik yang menjual berbagai macam kebutuhan wanita mulai dari baju plus hijab serta pernak pernik lainnya.
Sebagian ada yang dia impor dari luar negri, ada yang hasil rancangan partnernya dan ada juga yang hasil desainnya sendiri beserta timnya di butik miliknya itu.
Tica memulai usaha butiknya sejak dia kelas 3 SMA dan sampai sekarang sudah 3 tahun berlalu, alhamdulillah berkembang baik dan sudah memiliki pelanggan tetap setiap bulannya.
Meskipun begitu, dia tidaklah menjadi gadis yang gila mode dan harus up to date dengan segala sesuatunya. Jika dia nyaman dengan apa yang dipakainya maka dia akan memakainya sampai kapan pun dia mau.
Dia senang memakai Tunik dan celana jika sedang berada diluar rumah, tetapi jika dia sedang berada didalam rumah dia akan memakai pakaian santai mulai dari kaos oblong sampai daster yang tentunya memiliki lengan panjang. Kecuali jika sedang mengadakan pengajian, dia akan memakai gamis dan kerudung yang lebih besar dari kesehariannya.
Dia tetap menggunakan motor maticnya kemanapun dia pergi. Bukan tanpa alasan mengingat kota semarang merupakan kota yang padat kendaraan dan juga selalu macet jika jam kerja, membuatnya merasa lebih praktis menggunakan maticnya itu, meskipun kakeknya telah membelikannya mobil yang cukup mewah.
Tetapi Tica enggan menggunakannya meskipun dia sebenarnya bisa menyetir mobil, dan hal itu dia belajar dari Hafidz yang lagi-lagi berjasa dalam hidupnya. Kenapa susah sekali melupakan pria itu.
Tica memasukkan beberapa stopmap berisi data diri pribadinya, serta surat-surat penting menjadi satu kemudian memasukkannya kedalam tas. Ia tak ingin jika nanti terburu-buru menyiapkan maka akan ada yang tertinggal.
Setelah dirasa cukup lengkap Tica kemudian teringat akan ucapan bi Surti beberapa saat yang lalu yang meminta izin selama satu minggu untuk mempersiapkan pernikahan anaknya.
Seketika rasa sesak itu kembali menyerangnya tetapi dia sadar jika cintanya tak kan pernah sampai dan ia harus mengubur rasa itu. Cinta pertamanya bahkan sama sekali tak menyadari jika dia mencintainya dia jatuh cinta dan cintanya tak terbalas.
Tica melangkah kebalkon kamarnya, menghirup udara yang sore ini terasa sejuk. Ditempat itulah dia sering memandang Hafidz diam-diam, kala Hafidz datang untuk menemui ibunya bi Surti.
Kala itu dia memandang dengan senyum yang terkembang, Tetapi kali ini dia meneteskan air matanya kala melihat kedatangan Hafidz yang akan mengambil beberapa keperluan ibu dan ayahnya yang dibutuhkan, guna mendaftarkan pernikahannya.
Rasa sesak dan sakit itu datang secara bersamaan, menghantam dadanya dan seketika terasa nyeri. Ntahlah sampai kapan dia harus menanggung rasa sakit seperti ini.
Tak sanggup melihat Hafidz lebih lama, Tica memutuskan untuk masuk kedalam kamarnya lagi dan merebahkan tubuhnya telungkup menangis tergugu dengan kenyataan yang tak berpihak padanya. Hingga lelah pun datang dan ia tertidur dengan mata yang sembab dan membengkak.
..........
Mansion Pramudya (Jakarta)
"apakah semuanya sudah siap David?".
Allard bertanya pada sang asisten yang selalu siap sedia kapan oun Allard membutuhkannya.
"sudah tuan, 1 jam lagi kita berangkat ke Semarang bersama Tuan Besar".
"baiklah"
Jawab Allard kemudian, sambil berjalan menuju mobilnya yang berada dibelakang mobil sang kakek, yang kali ini akan pergi dengannya itu.
Kepergiannya ke Semarang kali ini adalah untuk melihat perusahaan HF yang telah berpindah tangan menjadi milik kakeknya. Melalui Penandatanganan yang dilakukan oleh Prasetio dan Pramudya yang telah disepakati bersama oleh keduanya.
Semua berkas itu sudah dipersiapkan sebelumnya oleh pengacara Prasetio dan Pramudya, tentunya tanpa sepengetahuan dari Hariyanto, yang menjabat sebagai Direktur utama sementara, perusahaan Furnitur milik Prasetio itu.
.......................
Maaf nih telat Up hari ini ....
soalnya sedikit Pusing siang tadi...
malam ini alhamdulillah sembuh..
cuzz nulis episode ini..
maklumlah pemula jadi belum punya tabungan bab selanjutnya
tetep tungguin terus ya yang pastinya akan lebih seru ceritanya dan jangan lupa
tetep vote, Like dan comen
Tengkiyuh pokoknya...
☺☺☺😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Agustina Kusuma Dewi
sabar dan telaten kuncinya k
soal pr pembaca komen, anggep recharge cha yo
2023-07-08
0
Devi Sihotang Sihotang
benarkan sudah di tebak, biang kerok nya saudara angkat kakek tica,
2023-04-01
0
fahmi
gpp
2023-01-02
1