"selamat siang tuan Prasetio Hadiningrat, Senang Bertemu dengan mu lagi"
Pramudya, pengusaha Ritel asal Jogyakarta yang mempunyai beberapa mall yang tersebar dibeberapa kota di Indonesia, sahabat lama Prasetio yang sudah lama pernah bertemu. Akhirnya hari ini mereka berjumpa lagi setelah beberapa kali gagal merencanakan pertemuan, dikarenakan kesibukan masing-masing.
"ah kau ini Pram, sungguh keterlaluan itukah sambutan mu untuk ku, yang bahkan sekarang nyaris menjadi gelandangan, lihatlah sambutan yang membuat ku tersindir. Bagaimana bisa seorang pengusaha sekaligus pengangguran sukses seperti mu memanggilku Tuan".
Prasetio menjawab ucapan sahabatnya itu dengan gaya merajuknya yang malah terlihat menggelikan dimata sahabat lamanya itu.
Kedua laki-laki lanjut usia itu saling berpelukan ala pria dewasa, kemudian duduk menempati kursinya masing-masing di restoran yang sudah dipesankan oleh asisten Prasetio.
"kau ini terlalu berlebihan Pras, gelandangan apanya bahkan sekarang kau masih datang dengan seorang supir dan mobil mewah mu".
Balas Pram dengan tertawa terbahak ala kakek berusia lanjut itu. Pram heran dengan sifat sahabatnya itu yang masih sama meskipun sudah tidak muda dan sudah lama tidak bertemu, tapi selera humornya masih seperti dulu.
"ntahlah.. aku tak tau sampai kapan ini masih menjadi milik ku Pram, mungkin esok hari aku harus menyaksikan HF ditutup karena bangkrut, beberapa hari yang lalu bahkan perusahaan mem-PHK puluhan karyawan".
"aku menyerah Pram, sepertinya aku akan menerima tawaran mu dengan menitipkan cucu kesayangan ku satu-satunya pada mu".
Sambil menghela nafasnya, Prasetio kembali mengingat bagaimana saat iya dengan susah payah membangun HF, dari nol, lalu Sekelebat bayangan saat kematian anak dan menantunya, serta PHK besar-besaran yang terjadi beberapa hari yang lalu membuatnya kecewa dan sedih sebenarnya.
Nafasnya terasa sesak kala mengingat semua peristiwa itu, apakah dia salah telah mempercayakan perusahaan pada Hariyanto, anak yang dirawat dan dibesarkannya, anak yang dititipkan oleh sahabat mendiang istrinya 20 tahun yang lalu, dianggap bisa menggantikannya sementara waktu sejak kematian anak dan menantunya Ia terus saja sakit-sakitan. Nyatanya sekarang malah membuat perusahaannya nyaris bangkrut tak tersisa.
"sudahlah Pras, serahkan saja semua padaku akan ku urus Cucu dan Perusahaan mu yang nyaris bangkrut itu".
Jawab Pram sembari meremas tangan Prasetio dengan rasa prihatin yang teramat dalam. Dia menyesal terlambat mengetahui fakta, bahwa sahabat lamanya ini berada dalam kesusahan.
"aku percaya padamu Pram, aku titip cucu perempuan ku satu-satunya, dan uruslah perusahaan ku yang nyaris tak tertolong, terserah mau kau apakan HF. yang terpenting cucuku bisa hidup layak saat aku meninggalkannya".
ucap Prasetio dengan mata yang berkaca dan menerawang ke depan seolah ia tak punya harapan dan jalan keluar lainnya, selain meminta tolong pada sahabatnya itu.
Kemudian keduanya menandatangani perjanjian itu, dengan Menjodohkan kedua cucu mereka masing-masing, meskipun kedua cucunya tidak mengetahui hal itu.
....................
Mansion Allard, Seoul (Korsel).
"David apakah Grandpa sudah mengirimkan data tentang perusahaan temannya yang diserahkan kepadaku untuk diurus?? ".
Tanya Allard sambil memeriksa beberapa dokumen yang harus ditandatangani, guna persetujuan pembangunan beberapa Mall di Indonesia.
"sudah tuan baru 1 jam yang lalu, dan saya kira sepertinya mustahil apa bila kita menyelamatkannya, dengan cara hanya memperbaikinya tanpa menggelontorkan dana yang besar, karena harga sahamnya sudah sangat turun".
Jawab David sang asisten Allard, seraya memberikan ipad pada tuannya, menunjukkan semua data yang dikirimkan asisten Pramudya padanya 1 jam yang lalu itu.
Dengan ekspresi dingin dan datarnya Allard membaca semua data tentang HF, nampak keningnya mengerut sambil matanya memicing tajam. Hal itu tidak membuat kadar ketampanannya berkurang sedikitpun meskipun saat ini ia sedang berfikir keras bagaiman menyelamatkan perusahaan milik sahabat kakeknya itu.
Allard tak habis fikir, kenapa kakeknya itu bersikeras menyelamatkan perusahaan yang sudah kolaps itu, meskipun ia harus menggelontorkan dana yang tidak sedikit.
"lakukan seperti biasanya David, aku tak mau ada kesalahan sekecil apa pun, gelontorkan berapa pun dana yang dibutuhkan. Tetap jalankan perusahaan, turunkan jabatan direktur yang menjabat sekarang. Gantikan dengan orang ku, karena aku mempunyai feeling buruk tentang direktur yang sekarang menjabat".
"baik tuan, sesuai perintah yang anda inginkan".
Jawab David mengangguk patuh, sembari mengambil ipadnya dan langsung bekerja dengan cepat, sebagaimana perintah sang tuan.
Dennison Allarick Lee, adalah seorang CEO beberapa perusahaan yang kini sedang dijalankannya, diantaranya perusahaan Ritel, Bank swasta, beberapa Hotel berbintang dan Resort mewah milik keluarga Lee dan Pramudya.
Sebagaimana keluarga Pramudya, keluarga Lee juga sangatlah sukses dengan beberapa perusahaan hotel dan Resort mewahnya, pernikahan antara Ayah Allard yakni Bagas Pramudya dan Casandra Lee, merupakan pernikahan bisnis dan gabungan dua Keluarga konglomerat Indonesia dan Korsel.
Ibu Allard, Cassandra Lee, adalah merupakan warga negara korsel, sedangkan Bagas adalah warga negara Indonesia. Sejak kecil Allard terbiasa hidup berpindah-pindah mengikuti kedua orangtuanya yang memang sering berpindah tempat karena kerajaan bisnisnya yang menggurita di Dunia.
Beberapa tahun lalu, saat SMP Allard bersekolah di Jakarta, SMA di Seoul, kemudian s1 di Harvard, sedangkan s2 ditempuh di Cambridge University, sempurna memang kelihatannya, Bak pangeran dengan kekayaan dan ketampanan yang diatas rata-rata, berkulit putih kecoklatan perpaduan antara Indonesia dan Korea, tinggi badan yang nyaris mencapai 180 cm.
Berusia 32 tahun dengan badan atletis layaknya model, memiliki bentuk tubuh yang proporsional karena dia memang Seorang Model dan Aktor di Korsel, tepatnya 3 tahun yang lalu, sebelum sang kakek Pramudya menyerahkan semua tanggungjawab Perusahaan padanya.
Saat itulah Allard berhenti dari dunia entertainment yang sudah membesarkan namanya itu, meskipun sebelumnya publik mengenalnya hanya seorang model dan aktor, setelah tau ternyata Allard adalah Pewaris satu-satunya Pengusaha sukses manca negara, namanya semakin mentereng.
Tetapi Allard memutuskan berhenti dari dunia keartisannya karena ingin fokus pada permintaan sang kakek.
Siapa sangka dibalik kesempurnaan seorang Allard, ada banyak juga sisi negatif yang bahkan dengan terang-terangan diumbarnya seolah tak perduli dengan pandangan orang-orang diluaran sana.
Tak ada manusia yang sempurna, begitu juga dengan Allard, dia selalu saja bergonta ganti teman wanita kapan pun dia bosan, dan hampir tiap malam dia menghabiskan waktunya di salah satu Club malam kenamaan di Seoul.
Apa pun yang dia mau harus iya dapatkan saat itu juga, termasuk membeli para wanita yang akan menemaninya menghangatkan ranjangnya sampai pagi.
Tak pernah ada yang dianggap serius, kecuali beberapa wanita yang memang sering diajaknya berlibur kebeberapa pulau pribadi miliknya.
Semua wanita itu dengan suka rela memenuhi keinginan Allard, tentunya dengan imbalan yang lebih dari cukup, yang diperoleh wanita-wanita yang diajaknya bermain bersama Allard. Brengsek memang, tetapi seperti itulah seorang Dennison Allarick Lee.
......................
Catatan Penulis
Gimana????
ada yang sudah bisa menebak bagaimana kelanjutan ceritanya????
Jangan lupa tetep vote like n coment yaa...
maaf jika masih jauh dari kata bagus
Makasihh.....
☺☺🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Jarmini Wijayanti
lanjut 👍👍👍👍
2023-10-02
0
Agustina Kusuma Dewi
mmg d nt yg sableng ntar tobat
trs termehek mehek bucin akut
2023-07-08
0
fahmi
ok
2023-01-02
1