Canggung

  Dio terlihat kebingungan, sembari mencoba membuka pintu yang terkunci itu berulang kali.

“paaaa....!!, maaaa.....!!!” dio berusaha memanggil ke dua orang tuanya. “woii..!! siapapun...., tolong bukain pintu ini..!! sambil memukul pintu itu dengan keras, dio terus mencoba memanggil siapapun yang yang bisa membantunya. Tiba – tiba ada sautan dari luar kamar dio. “di, maafin ya..!! mama dan papa udah berunding dengan om hermawan, mungkin mulai malam ini kalian emang harus tidur bersama.!!” Suara mama dio terdengar pelan. “apa..!!??, tapi gak perlu dikunci kayak gini kan ma..!!, bukain pintunya ma..!!” dio menjawab perkataan mamanya sembari tetap memukul pintu kamar yang terkunci itu. “ini sih namanya bukan menyelesaikan masalah, tapi memperparah masalah yang ada dong.!” Dio bergumam kesal dalam hati.

  Berbeda dengan dio, veno terlihat lebih santai dan berbaring di atas tempat tidur sambil bermain ponsel.

Melihat tingkah istrinya yang memukul pintu terus menerus, veno pun mulai ber reaksi. “emang tangan lu terbuat dari besi ya? Dari tadi mukul tuh pintu emang gak sakit?”. “kenapa lu santai dan gak bingung sama sekali.?? Jangan – jangan lu emang pengen tidur bareng gua ya..?” dio menjawab dengan ketus, sambil terus memukul pintu. “lu gak bisa ya lebih sopan kalau ngmong? Gini – gini gua tuh suami lu.!! Hak gua dong mau tidur atau macem - macem sama lu.!!” Veno pun menjawab dengan tetap santai.

  Mendengar perkataan veno, diopun makin keras berteriak dan memukul – mukul pintu kamarnya yang tengah terkunci itu. Waktu semakin larut, suara teriakan diopun sudah tidak terdengar lagi. Veno melirik ke arah pintu, terlihat dio tertidur pulas sambil duduk di depan pintu yang tak bisa dibuka itu. Veno pun menghampiri dio yang tengah tertidur lelap. Sekilas ia pandangi wajah dio yang memang cantik dan manis itu. Tak berfikir panjang, veno pun menggendong istrinya ke atas tempat tidur. “dasar anak kecil.!” Veno bergumam dalam hati. Lalu ia menutupi istrinya yang tengah tidur itu dengan selimut secara perlahan.

  Veno naik ke atas tempat tidur, dan berbaring menghadap dio yang sudah tertidur duluan. “kenapa bisa aku terjebak dengan gadis SMA ini..??” veno bergumam dalam hati. “tapi kalau dilihat – lihat sepertinya dia gadis yang baik.”

  Sinar mentari mulai menerobos melewati celah – celah gorden cendela kamar dio. Mata dio yang terpejam sedikit kurang nyaman oleh silau cahaya matahari pagi itu. “hooaamm..!!” Perlahan dio membuka matanya sambil meregangkan tangan nya. Sepertinya dio masih belum sadar secara penuh. Dio melihat seorang laki – laki yang tampan sedang tidur menghadap ke arahnya. Diopun tersenyum manis sambil mengoceh pelan, “kenapa ada laki – laki tampan sedang tidur di sampingku?? Apa jangan – jangan dia pangeran.?” Dio mengelus hidung veno dengan pelan. “kenapa mimpi ini terasa begitu nyata.!” “Tapi kok wajahnya kayak gak asing ya.!”.  “ apa.??? gak asing..??” pikiran sadar dio tiba – tiba pulih secara langsug. “di, dia.., suamiku.?” Dio langsung terbangun dan langsung terduduk setelah menyadari bahwa laki – laki itu adalah suaminya. Karena gerakannya dio yang terlalu keras dan

mendadak, venopun terbangun kaget. “hooaammm..!!, ngagetin banget sih lu.!” Veno berkata pada dio.

  Dio bertanya ketus, “lu ngapain tidur seranjang sama gua.??, tadi malem lu gak apa – apa in gua kan..??” dio

memandang veno ketus. Venopun memalingkan wajahnya sambil menutup kepalanya dengan bantal sembari menjawab “lu udah lupa ya kejadian semalam..?” veno mencoba menggoda dio sambil tersenyum dibalik bantal. Karena kaget dengan jawaban veno, diopun memukul veno dengan bantalnya, “buuk,... buuk,.. buukk..!!” “lu ngomong apa, coba ulangi hah..!!” dio terus memukuli veno. “aduh, aduh, udah dong cukup..!!” veno merintih kesakitan. Dio masih gak peduli dengan rintihan veno, dan masih memukulnya dengan bantal. Karena veno mulai emosi, akhirnya veno mendorong dio hingga mereka terjatuh bersama dengan posisi veno tengkurap di atas tubuh dio. Situasi canggung pun terjadi. Mereka saling bertatapan tanpa adanya kata – kata. Wajah mereka terlihat memerah.

  Sungguh situasi yang sangat aneh, suasana menjadi hening seketika. Bahkan sepertinya mereka menahan nafas karena syok dengan posisi canggung yang sedang mereka lakukan. “tok..tok..tok.., di sudah

bangun kah? ayo kita sarapan..!!” terdengar suara ketukan pintu disertai suara mama dio memanggil. Mereka berdua kaget dan saling menjauhkan diri satu sama lain. Nafas mereka pun tersengal – sengal tidak beraturan. “i, i, iya ma..!!” dio menjawab dengan gelagapan. Setelah kejadian canggung itu, mereka saling menghindari kontak mata. Bahkan saat berpapasan di depan kamar, ruang tamu, ataupun dapur, mereka saling memalingkan wajah satu sama lain dan berpura – pura sedang tidak saling melihat.

  Akhirnya mereka bertemu di ruang makan. Sebisanya mereka menghindari kontak mata satu sama lain. Namun, melihat kecanggungan diantara mereka berdua, mama dio memulai obrolan untuk memecah keheningan diantara mereka berdua. “nak veno, kamu dan dio apa gak nginap 1 hari lagi disini.?” “maaf ma, hari ini kami harus pulang kerumah kami, soalnya....” belum selesai veno menjawab pertanyaan mama mertuanya, dio yang sedang minum jus jeruk itupun tersedak mendengar kata “rumah kami”. Mata dio terbelalak kaget. Karena ikutan kaget, papa dio pun bertanya, “kamu kenapa di..?”  sambil mengusap mulutnya yang basah, dio menjawab “gak papa kok pa.!”

  Mengemasi barang – barang dan pakaian pun sudah selesai. Mereka berdua siap untuk berangkat. Akhirnya mereka pun pamit kepada kedua orang tua dio. Tangis pun mulai tak dapat dibendung saat dio berpamitan kepada kedua orang tuanya. “dio, kamu baik – baik ya di sana.! Kalau kamu kangen mama sama papa, kamu bisa telfon atau video call.!”, sembari mengelus rambut dio, mama dio berkata “mama percaya, veno laki – laki yang baik

dan bertanggung jawab. Jadi mama harap, kamu juga harus belajar menjadi istri yang baik.!!” “iya ma.!” Dio menjawab sambil memeluk mamanya.

  Tak kalah dari istrinya, papa dio juga memberi wejangan kepada veno yang sekarang menjadi menantunya itu. “veno, dio adalah anak satu – satunya yang kami sayang dan kami jaga. Tugas menjaga dio ini papa serahkan ke kamu mulai sekarang. tolong jaga dio, perlakukan dio sebagai wanita yang paling bahagia..!!, papa percaya sama kamu ven.!” Tatapan mata papa dio terlihat berkaca – kaca. Mendengar ucapan papa dio, jantung veno pun  berdegub lebih kencang. Ucapapan itu menyadarkan veno, bahwa kebahagiaan dio adalah tanggung jawabnya mulai dari sekarang. “baik pa, veno gak akan mengecewakan papa dan juga mama..!” veno menjawab dengan pasti.

  Dalam perjalan menuju rumah, veno menyetir mobilnya sendiri tanpa di dampingi supir. Sesekali ia melirik ke arah dio yang hanya terdiam. Begitupun dengan dio, ia juga sesekali melirik ke arah veno yang sedang mengemudi itu. “hmm, sepertinya rumor nih cowok adalah pengusaha muda yang sukses tuh bener deh, bisa dilihat dari pakaian, jam tangan bahkan sepatunya pun semua barang mahal.! Apalagi mobilnya yang mewah, bahkan papa aja gk mampu buat beli nih mobil..!! dio menggerutu dalam hati, sambil memandang suaminya itu dari atas ke bawah.

Terpopuler

Comments

Desii Bune Arka

Desii Bune Arka

maaf ya kak... penulisannya di perbaiki... setiap percakapan di pisah... jangn di gabung2 biar enak bacanya... misal percakapan antara veno dio jangan di jadikan 1.. ini cerita kak jangan di bikin paragraf dong... mumpung masih up niih kedepannya car pebulisannya di ubah yaa..
semangat buat karyanya..

2022-05-01

1

lihat semua
Episodes
1 Tiba - tiba
2 SAHH..!!
3 Canggung
4 Pusat Perhatian
5 blak - blakan
6 Saingan Sialan
7 Kebetulan
8 Kepikiran
9 Gelisah
10 Gosip
11 Wanita Ganjen
12 Salah Tingkah
13 Pria Misterius
14 Trauma
15 Bermain Bersama
16 Tertidur Bersama
17 Kenyataan Pahit
18 Duka
19 Kembali Ceria
20 kevin baik dan brutal
21 Ambisi Baru
22 Tuduhan
23 Malaikat atau Bahaya
24 Kenangan
25 Buku siapa
26 Bahan Gibah
27 Lebih Dekat
28 Tanpa Jarak
29 Keputusan Dio
30 Penolakan
31 Kevin yang sadis
32 Si Pemantau Dio
33 Sehat
34 Mengunjungi Dio
35 Hampir Terbongkar
36 Unboxing
37 Dibalik Pengakuan Dina
38 Gosip Veno
39 Emosi
40 Pengawas 1
41 kevin si sosiopat
42 Terlambat
43 Pengambilan Raport
44 Veno si penarik perhatian
45 Veno yang bijaksana
46 Chika yang Ganjen
47 Makan Bersama
48 Mengantuk
49 Pengakuan kevin
50 Resmi
51 Berangkat
52 Tersesat
53 Diculik
54 Ditemukan
55 Perut Veno
56 Pulang dari Rumah Sakit
57 Kantor Polisi
58 Model Berjalan
59 Pasar Jajanan
60 Masuk Sekolah
61 Kata - kata Manis Kevin
62 Penyesalan Kevin
63 Ulang Tahun Chika
64 Pertunjukan Dimulai
65 Pelajaran Olahraga
66 Percobaan
67 Mengigau
68 Pertengkaran di Rumah Sakit
69 Bertemu Klien
70 Perusahaan Dio
71 Di bully
72 Ide Cemerlang
73 Pertikaian
74 Ancaman
75 Rekan Kerja Veno
76 Pertandingan Futsal
77 Kemenangan Tim Futsal Kevin
78 Rencana Ayah Dika Yang Gagal
79 Main di mall
80 Kecelakaan
81 Di Rumah Sakit
82 Menginap di Rumah Sakit
83 Keluar Dari Rumah Sakit
84 Jahe Anget
85 Dio Semakin Tangguh
86 Kevin Si Idola
87 Interogasi
88 Pesta
89 Bodyguard
90 Perlombaan
91 Merayakan Kemenangan Dio
92 Takut Ketahuan
93 Kejutan
94 Pelaku Ditemukan
95 Ancaman Kevin
96 Ulang Tahun Sekolah
97 Kritis
98 Kerjasama
99 Direktur
100 Idola Baru
101 Mengunjungi Papa Dio
102 Semakin Jatuh Cinta
103 Teman SMP Dio
104 Ancaman Pak Rudi
105 Resmi
106 Menginap Di Rumah Kevin
107 Membuka Hati
108 Berkemas
109 Menunaikan Kewajiban
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Tiba - tiba
2
SAHH..!!
3
Canggung
4
Pusat Perhatian
5
blak - blakan
6
Saingan Sialan
7
Kebetulan
8
Kepikiran
9
Gelisah
10
Gosip
11
Wanita Ganjen
12
Salah Tingkah
13
Pria Misterius
14
Trauma
15
Bermain Bersama
16
Tertidur Bersama
17
Kenyataan Pahit
18
Duka
19
Kembali Ceria
20
kevin baik dan brutal
21
Ambisi Baru
22
Tuduhan
23
Malaikat atau Bahaya
24
Kenangan
25
Buku siapa
26
Bahan Gibah
27
Lebih Dekat
28
Tanpa Jarak
29
Keputusan Dio
30
Penolakan
31
Kevin yang sadis
32
Si Pemantau Dio
33
Sehat
34
Mengunjungi Dio
35
Hampir Terbongkar
36
Unboxing
37
Dibalik Pengakuan Dina
38
Gosip Veno
39
Emosi
40
Pengawas 1
41
kevin si sosiopat
42
Terlambat
43
Pengambilan Raport
44
Veno si penarik perhatian
45
Veno yang bijaksana
46
Chika yang Ganjen
47
Makan Bersama
48
Mengantuk
49
Pengakuan kevin
50
Resmi
51
Berangkat
52
Tersesat
53
Diculik
54
Ditemukan
55
Perut Veno
56
Pulang dari Rumah Sakit
57
Kantor Polisi
58
Model Berjalan
59
Pasar Jajanan
60
Masuk Sekolah
61
Kata - kata Manis Kevin
62
Penyesalan Kevin
63
Ulang Tahun Chika
64
Pertunjukan Dimulai
65
Pelajaran Olahraga
66
Percobaan
67
Mengigau
68
Pertengkaran di Rumah Sakit
69
Bertemu Klien
70
Perusahaan Dio
71
Di bully
72
Ide Cemerlang
73
Pertikaian
74
Ancaman
75
Rekan Kerja Veno
76
Pertandingan Futsal
77
Kemenangan Tim Futsal Kevin
78
Rencana Ayah Dika Yang Gagal
79
Main di mall
80
Kecelakaan
81
Di Rumah Sakit
82
Menginap di Rumah Sakit
83
Keluar Dari Rumah Sakit
84
Jahe Anget
85
Dio Semakin Tangguh
86
Kevin Si Idola
87
Interogasi
88
Pesta
89
Bodyguard
90
Perlombaan
91
Merayakan Kemenangan Dio
92
Takut Ketahuan
93
Kejutan
94
Pelaku Ditemukan
95
Ancaman Kevin
96
Ulang Tahun Sekolah
97
Kritis
98
Kerjasama
99
Direktur
100
Idola Baru
101
Mengunjungi Papa Dio
102
Semakin Jatuh Cinta
103
Teman SMP Dio
104
Ancaman Pak Rudi
105
Resmi
106
Menginap Di Rumah Kevin
107
Membuka Hati
108
Berkemas
109
Menunaikan Kewajiban

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!