Kejadian sebelum dio sadar...
“woii bangun woi...!!”
laki – laki itu menepuk – nepuk jidat dio. “nih anak emang nyusahin dari awal ketemu, kalau dah sadar awas aja lu..!!” laki – laki itu bergumam dengan ekspresi kesal di wajahnya. Tak ambil pusing dengan kondisi dio yang tengah
pingsan, laki – laki itu membawa dio menuju ke salah satu kamar di hotel itu.
Namun dalam perjalanan menuju kamar hotel, laki – laki itu terkejut hingga hampir saja melemparkan dio yang sedang ia gendong. “pa, papa..!!” laki – laki itu terbata – bata. Ternyata laki – laki itu melihat papanya beserta rekan – rekan bisnisnya tengah berjalan ber iringan. “dio..!!!” salah satu pria paruh baya itu tercengang sambil menunjuk dio yang tidak sadarkan diri itu. Ternyata laki – laki paruh baya itu adalah papanya dio.
“kurang ajar, mau kamu bawa kemana dioku..??” bentak papa dio.
“veno..!! apa yang kamu lakukan..??” papa veno bertanya dengan ekspresi marah. Belum sempat veno menjawab, papa dio membentak kasar lagi, “mau kamu apakan dio..? berani – beraninya kamu bikin dio gak sadar dan kamu ajak dia ke hotel...!!” papa dio sangat marah, hingga ia mengepalkan tangannya untuk meninju muka veno.
Namun para rekan bisnis papa veno mencoba menahan papa dio agar tidak terjadi keributan. “tunggu tuan rafli, tidak etis kalau kita ribut disini. Mari kita bicarakan dalam kamar hotel.!!” Salah satu pria paruh baya itu berbisik di telinga papa dio.” Melihat banyak orang yang tengah melihat keributan itu, akhirnya papa dio mau mengikuti arahan salah satu temannya. Namun ditengah keadaan menegangkan itu, ternyata ada salah satu reporter yang mengambil gambar veno yang sedang menggendong dio secara diam - diam.
Di dalam salah satu kamar hotel itu, veno di serang dengan begitu banyak pertanyaan dari papanya serta papa dio. bagaikan di sidang dengan berbagai tuntutan yang menjeratnya, dio berusaha menjelaskan sebisanya. Namun kawatir dengan keadaan yang dialami dio akan berdampak pada kehidupann serta merugikan putrinya, tuan rafli dan papa veno sepakat untuk menikahkan veno dengan dio untuk menghindarkan veno lepas tanggung jawab. Veno yang sangat menghormati papanya tidak dapat menolak perintah papanya itu. Karena veno menyadari, bahwa yang ia miliki hanyalah papanya saja. Mama veno telah meninggal pada saat veno berusia 3 th. Dengan banyak perjuangan, papa veno membesarkan veno dengan kasih sayang serta mendidiknya menjadi seorang
laki – laki yang tampan dan tegas, serta sukses di usianya yang masih menginjak 22 th. Terpaut 5 th dari usia dio yang masih 17 th.
Dio mulai tersadar.
“pa,papa..!!” dio memanggil papanya. Sembari kaget melihat banyak orang yang sedang mengelilinginya. Dio melihat juga veno yang sedang tertunduk lesu. “Dioo, kamu sudah sadar?? Besok kamu harus menikah dengan veno..!!” papa dio berkata dengan tegas sambil menunjuk ke arah veno. Bagai tersambar petir mendengar pernyataan papanya itu, dio tak mampu berkata – kata lagi. veno dan dio beradu pandang. “ta, tapi pa aku masih
sekolah..!! gimana sekolahku?? Dio bertanya terbata – bata sambil menangis. Papa dio menjawab, “untuk masalah sekolah, kamu masih tetap sekolah. Pernikahan ini hanya untuk menjamin kamu agar tetap bermartabat, dengan kondisi kamu yang berada di hotel dengan veno.!!” “ta, tapi paa...??” belum sempat dio membalas perkataan papanya itu, papa dio membentak keras “sudah cukup.!! udah gak ada yang kita bahas malam ini, besok siang kita
langsung adakan pernikahan di rumah..!!” dio tertegun melihat sosok papanya yang belum pernah marah sama sekali, tiba tiba membentak dio seperti itu.
Pernikah pun diselenggarakan. Terlihat beberapa tamu dan keluarga dekat hadir dalam acara dadakan itu. Ijab qobul pun telah diucap veno. “saahh..!!” sautan dari para saksi pernikahan itu. Dengan berurai air mata, dio memandang wajah suami dadakannya itu. Lalu dio mencium tangan suaminya dengan perlahan. Namun sayangnya hiasan rambut dio tersangkut di lengan baju veno. “aduuh..!” dio mencoba menariknya, dan “duaak..!” kepala dio membentur keras janggut veno. Akhirnya acara sakral yang berurai air mata itu menjadi menjadi heboh. Beberapa kerabat ikut kaget, dan ada pula sebagian tamu tertawa melihat tingkah mereka berdua.
Setelah prosesi salaman dari dio, kini ganti dengan prosesi cium kening oleh veno kepada dio. Terlihat veno sedang memberikan senyum palsu yang datar kepada dio. Dengan kedua tangannya, veno memegang kedua
pipi dio. Dan “muaah.!!” Ciuman kening mautpun diberikan veno kepada dio. Karena veno mencium dio dengan tenaga ekstra, dio pun hampir terjatuh karena terdorong ke belakang. “eeeee.....!!” semua tamu dan kerabat secara kompak kaget melihat dio yang hampir terjatuh itu. Untung saja dio di tangkap dari belakang oleh salah satu kerabatnya. Veno tersenyum puas, namun dio tersenyum kecut. “hehe aku gapapa kok..!! dio berkata pada orang di menangkapnya itu.
Dio dan veno pun saling bertukar pandang. Acara sakral itupun kembali menjadi heboh dan menimbulkan gelak tawa. “pasti nak veno cinta sekali sama dio..!!” ucap nenek dio sembari tersenyum. “pffttt...!!” dio terlihat
menahan tawa. Veno pun menjawab nenek dio dengan senyum keterpaksaan.
Jam menunjukkan pukul 21.00 wib. Semua acarapun akhirnya selesai. Terlihat dio dan veno tengah kelelahan dengan semua acara yang telah dilewatinya seharian itu. Kini dio dan veno berada dalam satu kamar yang
sama. “lu tadi kenapa dorong gua sampek mau jatoh.??” Tanya dio ketus.”siapa juga yang dorong lu.? Gua kan nyium lu.!!” Veno menjawab santai. “pasti lu sengaja kan bikin gua jatoh..!!” dio tetap bersikeras menyalahkan veno. “lagian, kenapa harus lu sih yang jadi suami gua.?? Gua aja jaga diri buat gak pacaran, eh lu
kenal aja enggak tiba – tiba sekarang malah jadi suami gua..!! dio berkata sambil menahan emosinya. “dasar anak kecil, siapa juga yang mau nikah sama lu.!!” Ucap veno ketus. “siapa yang lu sebut kecil.? Gua.?? Dasar lu nya aja
yang ketua an..!! enak aja sebut gua kecil.!!” dio tak mau kalah. “dasar anak kecil, balik sekolah SD sana, sifatmu masih bau bawang..!! ucap veno.
Dio kehabisan kata – kata, ia pun pergi sambil menggerutu dengan ekspresi wajah kesalnya. Dio ingin keluar meninggalkan kamar. Namun, “ceklek, ceklek,“ pintu tak bisa dibuka. “ceklek – ceklek” dio berusaha membuka pintu itu. tapi tetap tidak bisa terbuka. “jangan – jangan pintu ini dikunci dari luar..?? jangan bilang gua harus tidur se ranjang dengan manusia menyebalkan ini..!!” dio bergumam dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Oki Ervina savitri
𝚙𝚎𝚛𝚌𝚊𝚔𝚊𝚙𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚓𝚐𝚗 𝚍𝚒𝚌𝚊𝚖𝚙𝚞𝚝 𝚝𝚑𝚘𝚛.. 𝚛𝚞𝚠𝚎𝚝
2022-04-19
3