Tak ingin melihat nya

Malam semakin larut Lura tak berniat pulang ,dia tak ingin bertemu bahkan sekedar berpapasan dengan lelaki itu ,dia kini berada di atap rumah sakit ,langit begitu cerah malam itu ,semua bintang seolah tengah menertawakan penderitaan nya ,dia terduduk di lantai sambil meminum sekaleng kopi dingin dan memakan sepotng senwich yang dia buat di rumah .Hatinya begitu sesak dia hanya bisa memukul-mukulnya seolah ada yang tersumbat di sana .

"Sedang apa di sini ?"

Jhosep menghampirinya dia juga belum pulang ,kemudian duduk di samping Lura,dengan santai dia mengambil kopi dari tangan Lura dan meminumnya ,Lura hanya memandangnya kesal hal itu sudah biasa terjadi dan dia tak bisa marah pada lelaki super cuek itu .

"Kenapa belum pulang ?,biasanya paling semangat "

Tanya nya lagi seperti biasa Jhosep selalu bisa membaca apa yang tengah ada di hati nya.

"Aku malas pulang "

"Kau bertengkar dengan nya ?"

"Semuanya telah berakhir "

Jhosep langsung menatapnya tak percaya ,bukan kah kemarin Lura masih tersenyum bahagia menceritakan telah setahun hubungan mereka .

"Aku kalah ,kamu benar dia tak benar-benar mencintaiku selama ini "

"Kau marah ,atau sedih setidaknya menangislah masalah mu cukup berat hari ini"

"Aku tak bisa menangis ,andai saja aku bisa rasanya aku ingin mati "

Jhosep langsung merangkul pundak Lura membuatnya bersandar di bahu lebarnya ,mereka sudah dekat dua tahun ini .Lura adalah orang yang selalu ada dan menolongnya dia satu-satunya orang yang masih mendekatinya bahkan saat semua orang di rumah sakit ini menjauhinya .

Charli baru saja selesai latihan dan memilih langsung pulang ke apartemen nya setelah mengantar lelaki pujaan hatinya terlebih dahulu ,langkahnya terhenti di depan pintu masuk apartemen ,dia kemudian menoleh ke samping, tepatnya pintu apartemen sebelahnya ,dia menatap nya lama seolah sedang menunggu seseorang keluar dari sana .Ada perasaan yang janggal di hatinya seolah dia melewatkan sewatu kebiasaan yang selalu dia kerjakan dan itu membuatnya merasa kosong ,selama latihan tadi dia juga kurang fokus dan banyak melakukan kesalahan .

"Charli kamu kenapa kok kaya yang kurang fokus ,masih mikirin gadis itu ?"

Been merasa aneh dengan kekasih nya yang biasa heboh mendadak menjadi pendiam dan tak banyak bicara ,dia tau pasti ini ada hubungan nya dengan Lura.Bukan kah dari awal mereka memang sengaja memanfaatkan gadis itu ,apa sekarang dia merasa bersalah .

"Aku cuma kurang enak badan "

Mungkin benar yang di katakan Been tadi siang dia memang memikirkan gadis itu ,gadis yang selama setahun lebih mengisi hari-harinya ,gadis yang selama ini dia manfaatkan untuk menjadi tameng hubungan nya dengan Been agar tak di ketahui orang ,dia sadar perbuatan nya sangatlah jahat dan tak berperasaan .

Charli segera mandi membiarkan air menghujani tubuh kekarnya ,di pikirannya masih tergambar jelas wajah kaget dan kecewa gadis itu pada malam mereka ketahuan .Ada rasa malu dan bersalah di hatinya ,tapi bukan kah dari awal dia tau resiko yang akan dia hadapi saat berpura-pura menyukai gadis itu .

Mata indah nya mengerjap beberapa kali saat sinar mentari yang menerobos celah tirai jendela mengenainya ,dia kemudian terduduk sambil mengumpulkan kesadaran nya ,melihat sekeliling ruangan tempatnya tidur ,ini ruang istirahat dokter dia sadar beberpa hari ini sudah tak pulang ke apartemen nya .Dia tak mau melihat laki-laki itu bahkan ponselnya juga sengaja dia matikan ,dan saat beberpa rekan kerjanya menyalakan televisi kemudi ada lelaki itu di acaranya dengan cepat dia akan matikan .Rasanya masih menyesakan mungkin karna dia sangat mencintai lelaki itu sulit baginya melepaskan semuanya dengan cepat .

"Ya tuhan dokter Lura tidur di sini lagi ? "

Lura hanya tersenyum menjawab pertanyaan suster Maria yang baru masuk ruangan itu ,kemudian dia bangkit dan mengambil handuknya masuk ke dala kamar mandi .

Setelah selesai sarapan lura mulai berkeliling memeriksa semua pasien yang kemarin dia oprasi ,semuanya tak ada masalah ,hingga dia mendapati dokter Julian sedang melamun di ujung koridor bahkan sesekali dia seka air mata yang menetes di pipinya ,sepertinya dia dalam masalah .

"Dokter julian "

Dia tanpak kaget saat lura memergokinya, dengan cepat dia hapus air mata di wajahnya .

"Selamat pagi dok "

"Ada masalah apa ? "

"Akh tidak apa-apa dok "

"Jadi dokter masih menganggap saya orang asing ,ya sudah saya pergi lanjutkan melamun nya "

Lura adalah gadis baik hati yang di sayangi hampir semua dokter dan perawat di rumah sakit itu ,dia selalu membantu siapapun yang membutuhkan bantuan nya dengan senang hati ,Lura juga salah satu ketua tim dokter di sana .

"Akhh bukan begitu dok ,sebenarnya ..."

Dokter julian mulai menceritakan masalah nya ,ini bermula ketika di daerah perbatasan bagaian utara sedang ada wabah penyakit yang mematikan sebulan belakangan ini ,seluruh rumah sakit di haruskan mengirim dokter dan perawat untuk membantu di sana ,masalah yang paling sulit bukan mengatasi wabah itu ,tapi keadaan di sana yang sedang bersitegang banyak pemberontak bersenjata di sana belum lagi sengketa tanah dengan negara tetangga ,terakhir kali beberapa dokter di kirim ke sana tapi naasnya sebelum mereka sampai pesawat mereka di tembak jatuh ,tak ada satupun yang selamat .Itu berarti sama hal nya dengan bunuh diri jika pergi ke sana ,dokter Julian adalah salah satu dokter yang akan di kirim ke sana ,rumah sakit memilih dokter yang tak mereka butuhkan untuk pergi .

"Istiriku sedang hamil 7 bulan dan ke dua anak ku yang lain masih sekolah ,jika aku mati sekarang mereka akan sangat menderita,memang pihak rumah sakit akan membayar ku tinggi tapi bagai mana jika aku tak kembali bagai mana nasib keluarga ku ,aku bingung harus bagai mana tak ada yang akan mau menggantikan ku ke sana "

Dokter Julian menceritakan itu sambil tak henti menangis ,Lura tau keadaan nya dan dia tak menyangka ruamh sakit akan memilihnya .

"Aku akan mengcari pengganti dokter ,aku akan pastikan dokter tak pergi ke sana "

"Bagai mana caranya ? "

"Aku akan mencarinya sendiri "

Seharian itu Lura memikirkan nya ,dia tak tega membiarkan dokter Julian pergi dengan keadaan keluarganya yang seperti itu dan lagi dia adalah dokter se tim nya ,Lura kemudian mendatangi bagian humas dan meminta daftar orang yang akan berangkat ,saat melihat daftar itu dia semakin kaget melihat nama Jhosep ada di sana ,dia langsung berlalri mencari Jhosep ke semua tempat ,bagai mana bisa lelaki itu ikut tanpa bilang padanya .

"Suster Jasmin di mana dokter Jhosep ?"

"Ahh dia sedang istirahat ,paling di atap "

Lura langsung berlalri dan masuk lift ,saat tiba di atap Jhosep malah sedang lahap memakan makan siang nya ,tak ada raut kesedihan di wajah nya ,lura melempari dia dengan sendal karet yang dia pakai .

"Yakkkkkl kenapa kau melemparku ? "

Lura setengah berlalri menghampiri Jhosep kemudian menjitak kepalanya .

"Yakkk Lura sakit tau ada apa dengan mu hahh ?"

"Apa maksudnya ini ,kenapa ada namamu di dalam nya ?"

"Akhhh ini ,memangnya kenapa sih ? "

Dia malah santai dan melanjutkan makan siangnya ,Lura kesal melihatnya kemudian dengan keras memukul punggung laki-laki itu ,Jhosep sampai terbatuk dan hampir muntah .

"Yaya ok aku akan bilang ,mereka membayarku banyak dan itu cukup untuk melunasi semua hutang keluargaku ,jika kesana aku mati ,di sini juga aku mati karna di kejar depkolektor "

Lura mengusap mukanya kasar kemudian meninggalkan jhosep sendiri tanpa berkata-kata.

Terpopuler

Comments

Rini Widyaningsih

Rini Widyaningsih

dr Zuyu tuh perempuan ya?

2020-11-27

1

Naila Aftina

Naila Aftina

visualnya dokter lura cantik thoor

2020-10-24

1

Vivi

Vivi

jadi ingat dots thor semangat

2020-09-09

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!