Pagi hari menyapa, Nada dan Amara menuju ke arah bandara, Amara tampak ribet sendiri dengan urusannya. Sedangkan Nada sudah duduk di pesawat. Hatinya terasa bahagia, sebentar lagi dia kan bertemu dengan kedua orang tuanya. Orang tua yang begitu dia rindukan.
Tak berapa lama kemudian, Amara tampak duduk di sebelahnya setelah keribetan yang dia lakukan bersama dengan seorang yang bernama Wendi itu.
"Udah urusannya?" tanya Nada sambil tertawa dan ditanggapi Amara dengan memgangkat satu bahunya. Nada menggelengkan kepalanya, Amara memiliki cerita cinta yang tak kalah rumit dengannya. Keduanya saling menguatkan, saling menyemangati dan selalu berbagi.
Nada melirik kebelakang, melihat Wendi lelaki kemayu yang menyukai Amara. Dan entah apa yang akan dilakukan Amara untuk menghindari lelaki itu.
Beberapa jam berlalu, Amara dan Nada juga Wendi menunggu di ruang tunggu, Nada terus saja tertawa melihat Amara yang menghindari Wendi. Amara selalu emosi dekat dengan lelaki kemayu itu. Tak lama dari itu, jemputan untuk Nada datang. Seorang paruh baya datang dan mendekati mereka.
"Ayah," Nada berdiri dan menyambut ayahnya. Memeluknya dan menghilangkan keriunduan yang mendalam. Amara mendekati mereka dan menyapa ayah Nada.
"Sayang, ayah sangat merindukanmu," ucapnya sambil mengusap pelan kepala berhijab Nada dan mencium puncak kepala putri tercintanya.
"Ayah," ucap Amara setelah Nada melepas pelukannya.
"Amara," sambutnya sambil merengkuh Amara dalam dekapannya.
"Aku merindukan Ayah," ucap Amara sambil tersenyum.
"Ayah juga merindukan kalian, sangat rindu," ucap ayahnya kemudian melepas pelukannya.
"Ayo kita pulang," ajak ayah Nada sambil tersenyum.
"Ayah, kita pulang sendirian. Rara sudah Ada yang jemput," ucap Nada yang bergelayut manja di lengan ayahnya.
"Siapa? Kekasih?" tanya ayah menggoda. Amara memelototkan matanya tetapi senyuman indah masih menghiasi bibirnya.
"Ayah ah," sanggah Amara dan disambut kekehan kecil dari Nada dan ayahnya.
"Tidak apa-apa. Kalian sudah dewasa ayah menginginkan kalian segera menikah," ucapnya. Amara dan Nada saling berpandangan dan tersenyum. Nada menghela napas panjang, inilah salah satu hal yang dia takuti. Menikah? Orang tuanya mengunginkan dia menikah, dan dirinya belum bisa untuk melakukannya.
"Udah kangen-kangenannya? Kenapa aku dicuekin?" protes Wendi. Ayah melirik lelaki kemayu itu, lelaki yang berdiri di belakang Amara. Ayah mengernyitkan dahinya.
"Dia?" tanya Ayah. Amara menggelengkan kepalanya cepat.
"Ayah, masak iya seperti itu," protes Amara sambil berbisik mendekatkan mulutnya di telinga ayah. Meski begitu Nada mendengar dengan jelas dan tertawa lepas, begitu juga dengan Ayah.
"Ya sudah, kami pulang duluan jika kamu masih menunggu dan tidak mau barengan," ucap Nada. Amara mengangguk dan tersenyum. Ayah dan Nada berjalan malangkah pergi.
🎀🎀🎀🎀
Di negara yang sama di tempat yang berbeda. Radit tengah memandang ke arah benda pipih yang kini memperlihatkan wajah tua renta kakeknya.
"Kapan kau akan mengunjugi kakek lagi? Katamu mau berkunjung setiap kakek merindukanmu, Marvel," ucap lelaki itu.
Radit menghela napas panjang. Jadwalnya sangat padat, dan tak ada waktu untuk itu. Jika dia meninggalkan perusahaan Micho, lalu alasan apa yang akan dia lontarkan?
"Secepatnya Marvel akan menjadwalkan waktu untuk kakek," ucap Radit.
"Kamu juga secepatnya harus menghendel perusahaanmu sendiri Marvel, kasian Dani kerepotan tidak ada yang membantu," ucap kakeknya lagi.
Radit hanya diam, untuk pulang dan bertemu dengan wanita yang sangat di bencinya saja memuakan baginya. Apalagi harus menghendel perusahaan dan setiap hari bertemu dengan wanita itu, bukankah sangat menyedihkan?
"Marvel, kau mendengar kakek?" tanya Kakek lagi. Radit tersenyum kemudian mengangguk pelan.
"Aku mendengar kakek, kalau begitu sampai disini dulu Kek. Marvel ada janji dengan teman, lain waktu marvel akan menghubungi kakek lagi," ucap Radit kemudian menutup sambungan telponnya.
Radit melirik ponselnya yang bergetar, diliriknya nama yang tertera di benda pipih itu.
"Halo, ada apa kau menghubungiku baby?" tanyanya sambil tersenyum smirk.
"Sayang, ada waktu hari ini? Kau lama sekali tak menghubungiku, apa kau tidak merindukan kehangatan bersamaku?" tanya wanita di sebrang dengan suara serak basah yang membuat Radit tersenyum tipis.
"Dimana kau sekarang? Aku akan menghabiskan malam ini bersamamu," tanya Radit dengan suara seraknya juga.
"Di tempat biasa, datanglah baby, aku menunggumu," ucap wanita itu kemudian menutup ponselnya.
Radit menghela napas panjang, pikiranya melayang jauh, wajah cantik Sheyna Amara terbayang di pelupuk matanya dan selalu menjadi imajinasi terindah ketika dirinya melakukan penyatuan dengan wanita-wanita bayarannya.
Setelah menimati malam panjangnya bersama dengan wanitanya, kini Radit tengah meminun alqohol sehingga membuat dirinya mabuk.
Dua orang wanita berada si kanan dan kirinya. Namun ketika menoleh hanya bayangan Amara yang ada di penglihatan Radit.
"Rara, kenapa kau membuat aku gila. kau tau? Aku melihatmu di mana-mana. Aku jatuh Cinta padamu, Amara," ucap Radit ngelantur. Sebentar kemudian dia menyambar bibir wanita yang berada di pangkuannya melu*at, menye*ap, menggigit dengan rakus benda kenyal di depannya.
🎀🎀🎀🎀🎀🎀
Like nya jangan Kendor yokkk😍😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Puput Siti marpuah
jodoh Radit nada kynya
2023-11-01
1
tukang nyimak
ada flashback nya kah si Radit ketemu Amara sampai jatuh cinta begitu??
2023-05-01
0
Dwi apri
oalah ternyata radit suka sm amara sahabat nada
tp kyknya jodoh radit nada deh...
iya ga sih🤔🤔🤔
2023-03-08
0