Lelaki itu menoleh dan menepis tangan brutal yang menyerangnya. Beberapa saat kemudian, seorang wanita keluar dari dalam toilet. Pandangan mata orang yang baru saja keluar dari toilet itu mengamati dua orang yang tengah berantem di depan pintu yang membuat langkahnya terhambat.
"Ada apa Mbak, Mas?" tanya wanita itu.
Seketika Radit dan wanita cantik itu menghentikan aksinya, keduanya saling menatap. Dua bola mata saling bertemu, Radit tampak terpesona melihat wajah cantik yang kini berada di depannya.
"Ada apa Mbak, Mas?" ulang wanita itu lagi. Wanita cantik itu menoleh ke arah wanita di depan toilet.
"Ini, dia ingin... " sebelum wanita cantik itu menyelesaikan ucapanya, Radit membungkam mulut wanita cantik itu dengan tangannya.
"Maaf mbak kami mengganggu kenyamanan anda, kekasih saya kalau lagi ngambek memang begini. Maaf ya, kami permisi dulu," ucap laki-laki itu sambil tersenyum.
Wanita cantik itu tampak membulatkan matanya, menatap tajam ke arah Radit yang tersenyum smirk di depannya.
"Kekasih? Apa-apaan ini, Kekasih dari mana?" gerutu batin Nada Aira, wanita cantik yang kini tampak geram karna ulah Radit.
Dengan gerakan cepat Radit mengangkat tubuh Nada, Nada secara reflek mengalungkan tangannya di leher lelaki itu. Nada yang masih terkejut mendapati dirinya yang digendong ala bridal style dan entah mau dibawa kemana itu memberontak.
"Lepas! Lepaskan aku," ucap Nada. Radit memandang Nada dengan tatapan tajam.
"Lepas aku bilang!" bentak Nada lagi. Pandangan mata orang di sekitar tampak menatap aneh ke arah mereka, membuat Nada malu. Akan tetapi, tidak berlaku untuk lelaki aneh yang kini menggendongnya.
"Lepas aku bilang," sentak Nada.
Radit menurunkan Nada di area yang sedikit jauh dari toilet, sejenak mereka saling menatap. Pertemuan dua bola mata yang indah itu membuat keduanya saling berdiam.
"Kau mengintipkan?" ucap Nada mengintimidasi. Radit tampak tersenyum sinis.
"Kau pikir tak ada kerjaan selain mengintip? Bahkan tanpa mengintip, aku sudah hafal dengan ukuran wanita seperti mu itu," ucap lelaki itu sambil melirik dada Nada.
Nada semakin geram dengan orang di depannya. Netranya mengamati Radit, dilihatnya bekas lipstik menempel di kemejanya. Nada menghela napas panjang, sudah dipastikan lelaki yang ada di hadapannya adalah buaya darat, bahkan bisa jadi lebih dari apa yang ada di otaknya.
"Dasar, lelaki mesum," bentak Nada kemudian melangkahkan kakinya. Lelaki itu menarik tangan Nada, hingga Nada reflek mendekat.
Nada yang memang jauh lebih pendek mendongak keatas, mereka kembali saling menatap. Lagi-lagi pertemuan dua bola mata itu membuat sebuah rasa menyelinap. Nada menarik tangannya dari genggaman laki-laki itu.
"Ada apa?" tanya Nada sambil mendengus kesal.
"Kita belum selesai, kamu mau kemana?"
"Apanya yang belum selesai? katamu tidak mengintip, ya sudah kita selesai dan tidak ada urusan lagi, semua salah pahamkan?" ucapnya.
"Kau tau, gara-gara ulahmu jas kesayangan kakakku harus sobek. Kamu harus ganti rugi karena ini," ucapnya sambil menunjuk lubang yang berada di jas yang lelaki itu pegang.
"Mana ada, aku tidak melakukan apapun!" sanggah Nada sambil melirik lelaki itu.
"Ini karna ulahmu memukulku, membuat aku menarik jas yang nyangkut di pintu!" bentaknya, Nada mengernyitkan dahinya.
"Ya sudah tinggal beli lagi jas yang samakan beres," ucap Nada membela diri sambil mengeluarkan dompet dari tasnya.
"Kau pikir semudah itu?" ucap laki-laki itu. Nada mengurungkan niatnya mengambil dompet, dia memandang ke arah lelaki itu.
"Lalu aku harus apa?"
"Temani aku ke apartemen,"
Plak...
Nada memberikan tamparan keras pada Radit, Radit sontak memegang pipinya yang panas akibat ulah Nada.
"Jangan berpikir macam-macam, Tuan. Aku bukan wanita murahan yang mau diajak main gila seperti wanita lain yang mau menuruti napsumu itu," ucap Nada kemudian melenggang pergi.
Radit mengernyitkan dahinya, tangannya masih saja memegang pipinya yang terasa panas. Amarahnya memuncak, bahkan berfikir untuk mengajak wanita berhijab itu melakukan penyatuan seperti wanita mainannya tak terselip di benaknya, meskipun dia seorang pemain wanita.
"Dia pikir aku mengajaknya tidur? Dasar wanita mesum," umpatnya.
Tak lama dari itu, terdengar ponselnya kembali berdering. Radit mengangkat panggilan dari Micho.
"Bagaimana, Dit? Kau sudah dimana, kenapa tidak sampai-sampai?"
"Iya Kak, ini sudah di restauran dekat apartemen. Aku akan segera menuju ke apartemen sekarang," jawabnya.
Radit melangkah cepat membawa jas sobek itu menuju ke apartemen. Radit masuk ke dalam apartemen dengan akses card miliknya. Micho dan Damar yang tengah bercengkrama menoleh bersamaan.
"Malem, Kak." sapa Radit sambil tersenyum.
"Mana jas nya?" tanya Micho sambil mengulurkan tangannya, Radit mengulurkan tangannya memberikan jas itu dengan hati-hati.
"Ada apa? Kamu tidak melakukan kesalahan kan?" tanya Micho sambil mengamati jas kesayangan nya. Radit terdiam, sampai pada akhirnya Micho menyadari jika jas itu robek. Micho menghela napas kemudian melemparkan jas itu ke sofa dengan kasar.
Damar asisten Micho dan Radit saling berpandangan, Damar yang baru menyadari sesuatu melirik ke arah Micho yang menampakkan wajah kecewa.
"Maaf Kak," ucap Radit pelan.
"Kenapa bisa robek? Apa tidak mendengar ucapanku kemaren? Aku bilang jangan sampai jas itu lecet sedikitpun!" bentak Micho, matanya merah padam.
Radit terdiam, melakukan pembelaan pun rasanya akan sia-sia saja. Micho melenggang pergi, Damar menepuk pelan pundak Radit.
"Jangan diambil hati, Micho masih dalam kondisi hati yang tidak baik, kamu maklumi saja," ucap Damar pelan dan diangguki oleh Radit.
🎀🎀🎀🎀🎀🎀
Ayok ayok ritualnya say, Like komen dan jempolnya Buat bang Radit. Asekk...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Laksmi Amik
br ..mmpir ya
2023-11-05
0
mama Titis
baru nemu
2023-10-06
0
Maryam Renhoran
yess,,,,,makin menarik
jadi penasaran lanjutannya
i like 👍🏻🥰
2023-06-01
0