Terpesona? Tentu saja. Netranya masih mengamati wajah cantik yang tersimpan dalam balutan kerudung pink yang menambah kesan cantik untuknya.
"Tuan, kau mendengarku? Aku akan memberimu separoh dulu dari hutangku, beri aku waktu satu bulan untuk melunasinya."
Nada meraih cek dalam tasnya dan hampir saja menuliskan nominal uang di sana. Namun, Radit menghentikan aksi Nada dengan mengambil pena milik Nada dan melempar ke sembarang arah.
Nada tampak membelalakan matanya dan menatap Radit dengan banyak pertanyaan. Nada masih parno dengan hutang, bagaimana bila hutang itu akan membawanya dalam pernikahan yang merugikannya? Oh No, dia tidak mau terjebak dengan hal itu. Pernah membaca novel online membuat dirinya takut merasakan seperti tokoh dalam cerita yang di bacanya.
"Kenapa dibuang?" selidik Nada di tengah keparnoannya.
Namun, wajah imut itu malah menerbitkan seulas kekehan tawa di bibir Radit yang kemudian menampakan wajah tampan itu semakin menyesatkan orang yang melihatnya.
Oh Ya Allah SWT, Radit orang yang begitu dingin, angkuh, seenaknya dan menyebalkan saat beberapa kali bertemu dengannya itu tertawa? Ya, Radit tertawa sehingga membuat wajahnya seratus persen berubah drastis. Sosok tinggi tegap, dengan rahang tegas yang tersenyum itu mampu menerbitkan senyum indah yang membuatnya semakin tampan dan menawan.
"Ya Allah, begitu sempurna pahatanmu di depanku ini," batin Nada. Ada rasa kagum yang menyelimuti hatinya.
"Astagfirullah al'adzim," lirih Nada.
Radit seketika terdiam, dirinya tertawa lepas? Bahkan sepuluh tahun ini dirinya tak pernah bisa tertawa seperti itu.
"Aku tidak menerima cicilan, kau pikir aku pegawai bank? Kau bisa memberikan padaku saat uangmu sudah cukup untuk membayarnya. Bahkan tidak kau kembalikan juga terserah, tapi..." ucap Radit menggantung.
"Aku akan segera melunasinya," potong Nada.
"Okey," ucap Radit sambil merogoh kantong celananya. Dia memberikan kartu Nama pada Nada.
"Marvel Raditia Dika," lirih Nada. Nada mengambil kartu nama itu dan menatap ke arah Radit.
"Itu kartu namaku, kau bisa datang langsung ke alamat kantor itu untuk menemuiku. Atau bisa juga menghubungi ponselku. Sebenarnya aku tidak berharap uang itu kembali, tapi tampaknya kau akan ngotot untuk mengembalikanya, no problem. Itu bisa aku gunakan bersenang-senang dengan lima bahkan sampai sepuluh orang sekaligus," ucap Radit kemudian melenggang pergi.
Nada tampak mengernyitkan dahinya, sebegitukah pergaulan Radit selama ini? Wanita? Tak bisakah dia memperlakukan wanita dengan lebih baik lagi? Kenapa dia seakan menatap wanita dengan nominal?
"Marvel Raditia Dika, aku harus memanggilmu bagaimana?" teriak Nada. Radit membalikan badannya dan tersenyum kembali.
"Panggil aku Radit, Nona Satu Miliar," teriak Radit kemudian melenggang pergi.
Nada menatap ke arah Radit dengan mata yang membola. Apa-apaan dia? Nona satu miliar? Kedengarannya sangat menggelikan, dia pikir Nada wanita sewaan seperti wanita sewaannya? Nada memejamkan matanya, dengan sedikit berlari Nada berjalan menyeimbangi langkah Radit.
Yang benar saja, keduanya berjalan beriringan. Nada menghentikan langkah di depan Radit, menghadap ke arah Radit dan menatap sorot mata Radit yang menatapnya dengan tenang.
Radit mengepalkan tanganya, wanita ini benar-benar menguji kesabarannya. Dia pergi untuk menghindari hasrat yang menggelora, malah wanita itu menghadang langkahnya.
"Aku tidak terima kau mengataiku, aku bukan wanita bayaranmu," ucap Nada ketus.
"Lalu apa? Kau itu hanya menutup kebejatanmu dengan kerudungmu. Bukankah begitu? Mana ada wanita baik-baik di tempat seperti itu malam-malam? Jangan mengelabuhiku dengan gayamu, Nona Satu Miliar," ucap Radit kemudian kembali melenggang pergi. Nada menghembuskan napas kasar.
Benar-benar sangat menjengkelkan, tidak bisakah Radit menahan diri dan bicara baik-baik padanya? Nada kembali menghadang langkah Radit.
Radit terpaksa kembali berhenti. Sial, anggota tubuh bagian bawahnya sudah tegak sempurna dan wanita ini tak menyerah sedikitpun? Apa yang dia mau?
Radit menatap Nada dengan sorot mata tajam, dia melangkah maju. Nada mundur beberapa langkah, Radit kembali melangkah maju dan Nada kembali mundur sehingga Nada mentok di sebuah pohon yang besar. Nada tampak menyadari hal aneh menyelimuti Radit. Radit meletakan tangan kananya di pohon, tangan kirinya berada di pinggang Nada.
"Jangan seenaknya menyentuhku, kau memang telah menolongku, tapi bukan berarti kau bebas melakukan hal ini," ucap Nada sambil mendorong tubuh Radit hingga lelaki itu menjauh darinya. Nada melangkahkan kakinya dan menjauh dari Radit.
Radit mengepalkan tanganya dan mengeratkan rahangnya. Wanita yang baru beberapa kali berjumpa dengannya itu dari dulu selalu menyulut emosinya.
Disaat wanita lain yang dengan bangga menyerahkan tubuhnya. Kenapa sekarang wanita itu malah memakinya? Kesal? Yang jelas hati Radit bergemuruh marah.
"Lihat saja, suatu saat nanti kau akan menyesal karna perbuatanmu. Wanita itu sama saja. Dia, Amara, dan kau, kalian tidak ada bedanya," lirih Radit.
Lagi-lagi sesak memenuhi dada Radit. Lelaki itu mengambil ponselnya dan mengirimkan satu pesan kepada Micho. Sepertinya keputusannya untuk pergi sudah bulat, dia tidak mau menunggu lebih lama lagi.
🎀🎀🎀🎀🎀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
Bzaa
pergi aja dr micko, dan kembali ke keluarga mu dit, kasian kakekmu udah tua...
2023-05-08
0
Arin
kasian si nada,sy berhrp si Rafa ngga bhgia sama yg lain...dan buat si Casanova semoga ituny klo mau Sama jalng lagi ngga bngun biar mampus tuh ngga bisa celup
2022-10-09
0
Aya SiJutek Cuy
bukan hnya radit yg terpedaya pesona nada, nmun nada juga sebaliknya
2022-03-27
2