Tristan melajukan mobilnya kerumahnya, karena dia sudah ada janji akan makan siang bersama.
Sesampainya dirumah Tristan melangkahkan kakinya dan masuk kedalam.
"Baru nyampe bang," ucap Denis yang sedari tadi menunggu diruang tamu.
"Hmm" jawab Tristan dan berlalu menuju kamar.
"Kenapa tuh anak" gumam Denis.
"Denis..." Teriak Flora menggema.
"Ada apaan sih Ra?" Kesal Denis.
"Den, Lo tolong jagain Marcel dulu ya, gue mau bantu mama nyiapin makan siang" ucap Flora memberikan Marcel pada Denis.
"Ah elah Lo gak bisa apa biarin gue santai bentar" protes Denis yang tak dihiraukan Flora.
Denis mengajak Marcel bermain diruang tamu, Marcel sangat enteng bila dengannya. Tak pernah menangis itulah yang membuat Denis suka mengajak Marcel, walaupun dia sempat menolak.
Tak lama datanglah Rey.
"Nah bapak Lo udah nyampe tuh" ucap Denis pada Marcel.
"Mana istri gue?" Tanya Rey menghampiri Marcel.
"Didapur" jawab Denis singkat.
"Nih ajak dulu anak Lo, gue mau keatas bentar" ucap Denis menyerahkan Marcel pada Rey.
"Anak Daddy sini yuk!" Ucap Rey menggendong Marcel menuju teras rumah.
Dikamar, Tristan merebahkan tubuhnya di ranjang empuknya. Selintas nama Felli melewati pikirannya. Entahlah akhir akhir ini ia selalu memikirkan gadis yang bernama Fellicia. Ia sendiri juga bingung dengan perasaannya, tidak mungkin dia suka sama dia kan? Tapi mengapa bayang bayang wajah Felli selalu menghantui pikirannya.
"Sial! Kenapa gue mikirin dia terus" ucap Tristan frustasi.
Tak ingin hanyut dalam pikirannya, Tristan pun melangkah menuju bathroom untuk membersihkan diri.
"Siapa yang dimaksud Abang?" Gumam Denis yang tak sengaja mendengar ucapan Tristan barusan.
"Gak mungkin Abang masih mikirin nenek lampir sialan itu kan?" Lanjut Denis yang masih setia berdiri didepan pintu kamar Tristan.
*************************
"Bi kenapa becek banget sih!" Ucap Felli, ya saat ini ia dan Bi Ina sedang berada dipasar untuk berbelanja.
"Ya beginilah pasar Fell, kalau bersih namanya supermaket" jawab bi Ina.
"Nah kenapa gak beli aja di supermarket? Kan lebih gampang" ucap Felli enteng.
"Makanan di supermarket dan di pasar beda" terang bi Ina.
"Apa bedanya bi?" Tanya Felli.
"Makanan dipasar lebih enak daripada di supermarket" jawab bi Ina.
"Perasaan sama aja deh bi" ucap Felli.
"Haiss yasudahlah anak muda mana ngerti" decak bi Ina.
"Bi berapa lama kita disini?" Tanya Felli.
"Sekitar sejam lagi" jawab bi Ina santai.
"Whattt??" Pekik Felli tak percaya.
"Bi yang bener aja dong, Felli udah capek" keluh Felli pada bi Ina.
"Yaudah kalau capek tunggu aja disana" ucap bi Ina menunjuk kursi yang ada didekatnya.
"Gak mau! Nanti Felli diculik gimana?" Jawab Felli cepat. Ya terkadang sifat Felli agak kekanak-kanakan.
"Ck... Kamu ini" decak bi Ina melihat kelakuan gadis didepannya ini.
*************************
Setelah acara makan siang semua berkumpul diruang keluarga, kecuali Denis dan Rey. Dua manusia itu sedang duduk digazebo.
"Bang, Lo pernah gak ngeliat bang Tristan melamun atau mikirin sesuatu gitu?" Tanya Denis.
"Enggak, kenapa?" Tanya Rey balik.
"Gue tadi denger bang Tristan ngomongin 'kenapa gue mikirin dia terus' nah, menurut Abang siapa?" Ucap Denis.
"Nggak mungkin bang Tristan masih mikirin 'dia' kan?" Lanjut Denis membuat Rey terdiam mencerna setiap omongan adiknya ini.
"Gue juga gak tau sih, tapi bisa aja kan?" Jawab Rey.
"Gimana kalau bang Tristan mau balik lagi sama dia?" Ucap Denis.
"Gue gak akan sudi punya kakak ipar kaya dia" sela Rey.
"Kalian disini?" Ucap Tristan yang muncul tiba-tiba.
"Bang, Lo kaya setan aja" ucap Denis mengelus dadanya.
"Sembarangan Lo ngatain gue setan!" Sahut Tristan tak terima.
"Lagi ngomongin apa? Gue liat serius banget tuh muka?" Tanya Tristan membuat mereka terdiam.
"Lah ditanya malah diem?" Lanjut Tristan karena tak mendapat jawaban dari kedua adiknya.
"Gak ada apa apa bang" ucap Rey.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments