2. Yang Menjadi Awal Baginya

Tamparan keras mendarat di pipi Adam, meninggalkan rasa sakit dan panas pada pipinya. Sakitnya mungkin tidak seberapa, tetapi malunya yang luar biasa. Ayahnya menamparnya di dalam sel kantor polisi, di depan petugas polisi dan teman-teman band -nya.

"Jangan di sini Yah, malu," protesnya pada Ayahnya. Matanya melirik bergantian ke arah petugas dan teman-temannya. Ia lalu menghunuskan pandangan tajam kepada Daniel yang menertawainya meskipun tanpa bersuara.

"Kamu tahu rasa malu juga? Kamu terus-menerus melakukan tindakan yang bertentangan dengan moral. Kamu tahu bagaimana malunya Ayah dan Ibu?" geram Ayahnya.

"Salah aku apa? Aku nggak ngapa-ngapain dengan cewek itu, Yah. Aku cuman dipijat doang sama dia," ia menyampaikan pembelaan dirinya.

"Tidak ngapa-ngapain? Sudah jelas polisi menangkap kalian di kamar berduaan, sama-sama tidak berpakaian, masih berkelit juga," berang Ayahnya tetapi memelankan suara agar tidak terdengar orang lain. "Dasar ca bul!"

"Persetubuhan yang dilakukan terhadap anak dibawah umur biarpun suka sama suka, maka tindakannya dipandang sebagai pemerkosaan. Kamu akan dijerat pasal pencabulan anak di bawah umur. Kamu tahu berapa tahun kamu harus menghabiskan waktu di penjara? Paling singkat lima tahun."

Meskipun volume suara ayahnya rendah, namun kemarahan jelas berkobar dalam mata ayahnya.

Ia mendesah frustasi. Mengapa tidak ada yang percaya kepadanya. Belum dimintai keterangan secara resmi pun, ia sudah dituduh mencabuli anak di bawah umur.

Ia tidak habis pikir, ngapain juga si ... ah, bahkan nama anak itupun ia sudah tidak ingat. Ngapain juga anak itu membuka pakaiannya?

"Anaknya kami tahan dulu Pak untuk dimintai keterangan," ujar salah satu petugas berseragam polisi.

Entah kemalangan apa yang menimpanya. Baru tadi siang keluar dari pusat rehabilitasi narkoba, malam ini ia harus menginap dalam jeruji besi di kantor polisi. Bersama lima orang anggota kelompok band -nya.

Setelah dilakukan tes urine untuk mendeteksi adanya obat-obatan terlarang dalam tubuh, ia lebih beruntung dari yang lain. Karena hasil tesnya negatif. Sementara lima temannya positif. Dan yang paling sial adalah Andre dan Daniel, karena tertangkap tangan sedang menggunakan sabu di dalam kamar.

Malam itu mereka berenam tidur di dalam sel. Beralas kasur tipis, sehingga dinginnya lantai bisa mereka rasakan menggigit punggung. Bertolak belakang dengan udara di dalam sel sempit itu yang begitu panas dan pengap.

"Pak, ada kamar yang pakai AC nggak?" keluh Etan, saat petugas jaga berada dalam jarak yang cukup jauh dari mereka.

"Setan, kamu halusinasi ya? Ini penjara bukan hotel," sahut Andre tergelak.

"Kamu masih bisa tertawa? Kamu tidak takut kita akan menua di penjara?" decak Wildan. Orang yang paling tampak tertekan diantara mereka.

Ia hanya diam dengan seribu pikiran berkecamuk di kepalanya. Kehilangan kebebasan bukanlah hal yang menarik. Ia kemudian membuka ikat rambutnya lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur tipis dan usang.

Tiba-tiba saja Daniel tertawa terbahak-bahak sendiri.

Namun mereka tidak terkejut dengan tingkah Daniel. Karena Daniel sedang high atau intoksikasi akibat pengaruh narkotika.

"Hei gondrong, kasus kamu nggak keren banget sih. Pencabulan anak di bawah umur," Daniel kembali terbahak-bahak. Diikuti Andre yang juga sedang high.

Etan dan Zul hanya tertawa ringan. Karena otak mereka lebih bisa berpikir dibandingkan dengan Andre dan Daniel. Tentu mereka mulai cemas dengan kasus yang akan mereka hadapi.

"Nggak usah sedih begitu Dan, kalau kita berenam dipenjara, kita main band di dalam penjara," kekeh Daniel melihat wajah muram Wildan.

"Etan, Zul dan Wildan paling masuk pusat rehabilitasi. Kamu Daniel dan Andre, kalian agak berat, karena kalian tertangkap tangan." Ia menganalisa berdasarkan pengalaman dan pengetahuan hukumnya yang minim.

"Trus kamu?" sela Zul.

"Aku tergantung anak itu. Kalau anaknya jujur, bila kami nggak ngapa-ngapain, aku bebas. Kalian tinggal bilang mau makan apa, aku yang bawakan kalian makanan ke penjara dan panti rehab," selorohnya tanpa tertawa.

"Kamu garap berapa kali cewek itu sebelum digrebek?" sosor Zul. "Atau baru foreplay ya, pintu udah ditendang polisi? Nggak ngerti aja itu polisi."

Andre dan Daniel menjadi orang yang paling kencang tertawanya.

Keesokan harinya mereka berenam mulai diperiksa oleh penyidik Polri. Ia menjalani pemeriksaan terpisah dari lima temannya yang lain. Ia diperiksa di Satuan Reserse Kriminal sedangkan lima temannya diperiksa di Satuan Narkoba.

Para orang tua teman-temannya mulai bergerak, untuk menyelamatkan anak masing-masing. Berbeda dengan orang tuanya, yang tidak terlihat batang hidungnya pada hari itu.

Malam kedua berada dalam sel di kantor polisi, ia mulai gelisah. Karena orang tuanya tidak pernah muncul lagi. Mungkin ayahnya tidak mempedulikannya lagi. Karena bukan kali ini saja ia menyusahkan ayahnya.

Saat sekolah ia pernah ditangkap polisi karena terlibat tawuran antar pelajar. Ia juga berkali-kali diskors karena menjadi pengotak anak-anak yang bolos sekolah dan merokok di sekolah. Belum lagi saat ia didapati nonton bareng film por no bersama teman-teman basketnya.

Bahkan ketika ia sudah kuliah, ia belum berhenti menyusahkan orang tuanya. Yang pertama saat pacarnya Jovika hamil. Perundingan antara keluarganya dengan keluarga Jovika buntu karena perbedaan keyakinan. Yang menyebabkan Jovika depresi dan berdampak terhadap janin. Jovika mengalami keguguran. Orang tua Jovika pun memindahkan Jovika keluar negeri sebagai upaya memisahkan mereka berdua.

Kemudian ia tertangkap polisi saat sedang melakukan pesta narkoba. Dan yang terakhir saat ini, diduga melakukan pencabulan terhadap anak di bawah umur.

Ribuan kali ia mendengar keluhan, nasihat dan amarah dari orang tuanya.

Kenakalannya bukan karena faktor keluarga. Bukan karena orang tua tidak mendidik dengan baik. Dasar dirinya saja yang bengal, tidak mau mengindahkan nasihat orang tuanya.

Tetapi bila ayahnya tidak mau memedulikannya lagi, mengapa ibunya tega membiarkannya seperti ini?

Tiga temannya yang lain, Etan, Zul dan Wildan sudah dibawah ke Pusat Rehabilitasi Narkoba. Sementara ia, Daniel dan Andre masih mendekam di balik jeruji.

"Nggak kompak, harusnya kita masuk penjara sama-sama, keluar juga sama-sama," protes Andre, karena separuh dari mereka sudah keluar dari penjara.

"Otakmu di mana? Mana ada orang yang mau kompak tinggal di penjara kalau bisa keluar dari penjara? Emang penjara surga?" sosor Daniel.

Ia tidak ingin terlibat dalam perdebatan tidak penting antara Andre dan Daniel. Ada hal yang sangat ia cemaskan. Bagaimana bila Sophia mengetahui ia kembali tertangkap polisi? Bersama dengan seorang wanita dan dituduh berbuat cabul pula? Tentu pintu kembali untuknya semakin tertutup rapat. Bahkan sudah terkunci.

Rupanya ia terlalu jauh berprasangka buruk pada orang tuanya. Karena esok hari ayahnya sudah datang menjemput. Ternyata ayahnya tidak tinggal diam. Senakal-nakalnya dirinya, ia merupakan anak lelaki satu-satunya. Dua saudaranya yang lain berjenis kelamin perempuan.

"Kawan, kamu mau tinggalkan kami juga?" tukas Andre.

"Tenanglah, nanti aku datang besuk kalian. Bawakan kamu rokok, dua bungkus," sahutnya, memberi semangat dengan kalimat yang tidak tepat kepada dua temannya. Karena mental mereka sudah mulai down.

Tetapi bukan karena ia pulang ke rumah lantas masalah telah selesai.

Ternyata saat ia digrebek bersama anak SMA itu, beritanya masuk ke dalam berita kriminal di salah satu stasiun televisi. Sekali lagi menjadi pukulan telak bagi kedua orang tuanya, karena nama baik orang tuanya sebagai pejabat tercemar. Ibunya pun harus menjalani perawatan karena terserang tekanan darah tinggi akibat stres memikirkan putera satu-satunya.

Masalah tidak selesai sampai disitu. Keluarga Fely menuntut pertanggung jawaban agar ia menikahi Fely, karena apa yang ia lakukan membawa aib bagi keluarga Fely sebagai anak perempuan. Padahal di kantor polisi Fely mengakui sendiri bahwa ia tidak melakukan apa-apa kepada Fely selain meminta Fely memijatnya.

Tidak ada pilihan lain kecuali ia mengikuti syarat ayahnya, agar terbebas dari tuntutan menikahi Fely. Bukan karena ia ingin lari dari tanggung jawab, namun menurutnya tanggung jawabnya tidak mesti sejauh itu.

Syarat ayahnya adalah ia belajar agama pada seorang ustadz teman ayahnya sampai cuti akademiknya selesai. Namanya Ustadz Zaenal, tinggal di sebuah desa terpencil yang terletak di daerah ketinggian.

Sebagai seorang anak muda yang berada di masa transisi dan sedang mencari eksistensi dirinya, ia kurang mendapat pendidikan agama. Sehingga mudah terpengaruh hal-hal negatif dan terjerumus dalam pergaulan bebas. Begitu pertimbangan ayahnya, sehingga mengirimnya untuk mendapat bimbingan agama pada Ustadz Zaenal.

Terpopuler

Comments

Lily

Lily

biasanya cowok yg punya saudara perempuan nggak akan mempermainkan permpuan karena selalu teringat dengan saudaranya. juga nggak mau saudaranya menanggung karma

2024-01-04

1

Lily

Lily

ADAM, nama yg elok. tapi tak seelok kelakuannya

2024-01-04

1

Tini Laesabtini

Tini Laesabtini

Adam Halilintar saudaranya Atha Halilintar ya thor....
Anak keberapa dr gen Halilintar ya.... 😁😁😁

2023-01-29

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. The Oceano
3 2. Yang Menjadi Awal Baginya
4 3. Terasing di Bukit Hejo
5 4. Siapa yang Kamu Sembah?
6 5. Jalan yang Lurus
7 6. Pasukan Berani Mati
8 7. Rasa Malu Yang Mengerdil
9 8. Dibawah Ekspektasi
10 9. Jingga Mardhiyyah
11 10. Nyali Sekerdil Semut (1)
12 11. Nyali Sekerdil Semut (2)
13 12. Naluri Seorang Buaya
14 13. Mari Bertemu
15 14. Berburu Ibu Guru
16 15. Jingga di Langit Sore
17 16. Adam Halilintar
18 17. Hakikat Sholat
19 18. Pride Seorang Pria
20 19. Menanti Bidadari Turun ke Kali
21 20. Yang Dihindari di Kali
22 21. Bunga Pongah Berduri
23 22. Roro Jonggrang
24 23. Flamboyan Kuning
25 24. Buaya dan Buguyu
26 25. Merpati Hutan
27 26. Hai Gadis Kampung Kopi
28 27. Penaklukan Hati
29 28. Senang Melihat Jingga Susah
30 29. Namamu Cinta
31 30. Pikiran yang Selalu Kotor
32 31. Yang Maha Mengatur
33 32. Mendamba Cinta dari Makhluk
34 33. Purnama di Ujung Bukit
35 34. Wajah-wajah yang Tersiram Hujan
36 35. Rasa Bersalah yang Menyergap Hati
37 36. Bukan Untukku
38 37. Teman Dikala Susah
39 38. Sang Petandang
40 39. Hujan Merah Jambu
41 40. Kamu Adalah Angin Semilir
42 41. Aku Pemujamu
43 42. Membawanya ke Sebuah Masa
44 43. Gelap dan Hujan
45 44. Tuak Manis jadi Tuak Asam
46 45. Pemuda di Bawah Pohon Kersen
47 46. Mengakar di Sanubari
48 47. Pindah ke Lain Hati
49 48. Bukan Cinta Sesaat
50 49. Wajah di Dalam Cermin
51 50. Pisau Bermata Dua
52 51. Hari Terburuk
53 52. Adalah Kamu
54 53. Lembaran Kisah
55 54. When The Sun Goes Down
56 55. Langit dan Laut
57 56. D I A
58 57. Dari Jendela Kamar
59 58. Padamu Jingga
60 59. You Are My Whole World
61 60. Temani Aku
62 61. Demi Cinta
63 62. Pengakuan
64 63. Kebohongan demi Kebohongan
65 64. Tamu Senja
66 65. Hari Terkabulnya Doa
67 66. Malam yang dirindu (1)
68 67. Malam yang dirindu (2)
69 68. Malam yang dirindu (3)
70 69. Cinta Sepotong Roti
71 70. Pengantin Baru
72 71. Serumpun Cerita
73 72. Motivasi Baru
74 73. Surga sebelum Surga
75 74. Mimpi
76 75. Jalan yang Ditapaki
77 76. Rumah Kita
78 77. Permata yang Indah
79 78. Sang Drummer
80 Bab 79. Yang Merisaukan Hati
81 Bab 80. Bubur Ayam
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Prolog
2
1. The Oceano
3
2. Yang Menjadi Awal Baginya
4
3. Terasing di Bukit Hejo
5
4. Siapa yang Kamu Sembah?
6
5. Jalan yang Lurus
7
6. Pasukan Berani Mati
8
7. Rasa Malu Yang Mengerdil
9
8. Dibawah Ekspektasi
10
9. Jingga Mardhiyyah
11
10. Nyali Sekerdil Semut (1)
12
11. Nyali Sekerdil Semut (2)
13
12. Naluri Seorang Buaya
14
13. Mari Bertemu
15
14. Berburu Ibu Guru
16
15. Jingga di Langit Sore
17
16. Adam Halilintar
18
17. Hakikat Sholat
19
18. Pride Seorang Pria
20
19. Menanti Bidadari Turun ke Kali
21
20. Yang Dihindari di Kali
22
21. Bunga Pongah Berduri
23
22. Roro Jonggrang
24
23. Flamboyan Kuning
25
24. Buaya dan Buguyu
26
25. Merpati Hutan
27
26. Hai Gadis Kampung Kopi
28
27. Penaklukan Hati
29
28. Senang Melihat Jingga Susah
30
29. Namamu Cinta
31
30. Pikiran yang Selalu Kotor
32
31. Yang Maha Mengatur
33
32. Mendamba Cinta dari Makhluk
34
33. Purnama di Ujung Bukit
35
34. Wajah-wajah yang Tersiram Hujan
36
35. Rasa Bersalah yang Menyergap Hati
37
36. Bukan Untukku
38
37. Teman Dikala Susah
39
38. Sang Petandang
40
39. Hujan Merah Jambu
41
40. Kamu Adalah Angin Semilir
42
41. Aku Pemujamu
43
42. Membawanya ke Sebuah Masa
44
43. Gelap dan Hujan
45
44. Tuak Manis jadi Tuak Asam
46
45. Pemuda di Bawah Pohon Kersen
47
46. Mengakar di Sanubari
48
47. Pindah ke Lain Hati
49
48. Bukan Cinta Sesaat
50
49. Wajah di Dalam Cermin
51
50. Pisau Bermata Dua
52
51. Hari Terburuk
53
52. Adalah Kamu
54
53. Lembaran Kisah
55
54. When The Sun Goes Down
56
55. Langit dan Laut
57
56. D I A
58
57. Dari Jendela Kamar
59
58. Padamu Jingga
60
59. You Are My Whole World
61
60. Temani Aku
62
61. Demi Cinta
63
62. Pengakuan
64
63. Kebohongan demi Kebohongan
65
64. Tamu Senja
66
65. Hari Terkabulnya Doa
67
66. Malam yang dirindu (1)
68
67. Malam yang dirindu (2)
69
68. Malam yang dirindu (3)
70
69. Cinta Sepotong Roti
71
70. Pengantin Baru
72
71. Serumpun Cerita
73
72. Motivasi Baru
74
73. Surga sebelum Surga
75
74. Mimpi
76
75. Jalan yang Ditapaki
77
76. Rumah Kita
78
77. Permata yang Indah
79
78. Sang Drummer
80
Bab 79. Yang Merisaukan Hati
81
Bab 80. Bubur Ayam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!