aira mulai menjalani operasi di temani keluarganya. setelah selesai operasi ternyata aira masih harus menjalani beberapa kali lagi rentetan operasi untuk menghilangkan bekas luka di wajah aira juga untuk memperbaiki penglihatan aira yang juga terganggu akibat benturan yang dapatkan di dekat pelipisnya
"bu apa aira masih harus masuk ruang operasi? " tanya aira saat baru keluar ruang operasi
"iya nak, sabar ya nak ini baru yang pertama dan masih beberapa kali lagi operasi" balas ibu mardiana mengelus kepala putrinya
"iya bu" balas aira tampak sedih karena harus berkali kali di operasi hanya untuk memperbaiki bagian tubuhnya yang terluka
6 bulan kemudian
kini aira mulai pulih dan sudah tidak harus operasi lagi tapi ia masih harus kontrol ke rumah sakit untuk mengamati matanya
"aira minggu depan kan sudah mulai masuk tahun ajaran baru. apa kamu yakin sudah mau masuk sekolah? " tanya ayah subrata mailans
aira mengangguk mengiyakan "tentu saja, aira sudah bosan sekali berdiam diri di rumah sudah pengen ketemu murid-murid aira. juga sekalian menemani viko di sekolah" jawab aira
"tapi ayah masih cemas nak, takut kalau-kalau kamu belum kuat beraktivitas" ucap ayah subrata khawatir dengan kondisi putrinya
"aira kuat kok yah" balas aira tersenyum
"tapi ra" sanggah sang ayah
ibu mardiana mengelus bahu ayah subrata "sudah yah biarin anakmu mulai bekerja dia pasti bosan selama ini diam di rumah, biarkan dia ketemu murid-muridnya dan juga teman-temannya" ucap Ibu mardiana
"kata siapa aira hanya di rumah? " sahut aira tersenyum ke arah kedua orang tuanya
"iya iya ke rumah sakit juga. jadi biarin dia balik kerja lagi" tambah ibu mardiana membantu bicara aira pada suaminya
" iya ayah faham, pokoknya ya ra kamu harus kabarin ayah kalau ada apa-apa dan minta kakakmu jemput kalau kamu merasa kurang enak badan disekolah" ucap ayah subrata menasehati
"siap ayah" balas aira memberi hormat ala tentara
***
pagi mulai datang burung-burung mulai berkicau gembira menyambut hangat mentari
aira mengerjapkan matanya lalu menggeliat meregangkan otot tubuhnya, ia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 6 pagi, aira bergegas membersihkan diri dan memakai baju kerjanya
"ternyata aku kurusan" gumam aira memutar didepan cermin merasa bajunya sedikit agak longgar, setelah berpakaian rapih aira mengambil tasnya menuju ruang makan
"ayah, ibu" sapa aira menghampiri kedua orang tuanya di meja makan
"Hai juga nak" balas ibu dan ayah aira serentak
" viko mana yah, kok belum kelihatan? apa dia belum mandi? " ucap angel menuju kamar viko
"tenang ra, anakmu sudah rapih dia cuma ngambil buku yang ketinggalan di kamarnya" balas ibu mardiana
"oooooh" jawab aira mengambil piring dan sendok yang sudah disiapkan ibunya
tak lama viko datang dengan pakaian lengkap khas sekolah " pagi mami, nenek, kakek" sapa viko
"pagi sayang" balas aira mencium pipi viko
"makan dulu ya. dan ini bekal makan siang untuk kalian berdua" ucap Ibu mardiana menyerahkan kotak bekal pada aira
"iya bu" balas aira menerima kotak bekal dari ibunya
mereka makan dengan khidmat, setelah selesai makan aira dan viko berpamitan untuk berangkat ke SD raksa wiraatmadja
saat sampai depan gedung sekolah aira berhenti sejenak sebelum memasuki gerbang menatap gedung yang ada di hadapannya
"mami kenapa? " tanya viko
"hanya rindu dan sedikit dan tidak percaya mami masih bisa kerja disini" balas aira
aira menarik nafas dalam "ayo masuk" ajak aira menggandeng tangan viko masuk dalam gedung sekolah
aira mengantar viko sampai depan kelasnya lalu menuju ruang kantor tempat selama ini ia bekerja
"selamat pagi bapak ibu guru" sapa aira tersenyum ramah
semua yang dalam ruangan menatap ke arah aira " siapa ya? " tanya bu rossi tak mengenali penampilan baru aira
aira tersenyum "ini aira" balas aira
semua orang bersorak karena perubahan penampilan aira " ya ampun ra kami pangling tau, kamu makin cantik sekarang" ucap bu rossi memeluk aira
"berarti dulu aku gak cantik? " tanya aira dengan nada candaan
" ya gak gitu" balas bu rossi tak enak hati
aira tersenyum karena bisa membuat temannya mati kutu
"bagaimana kabarmu aira? apa benar kamu sudah mau masuk kerja? " tanya pak arfan kepala sekolah aira yang baru keluar ruangan karena mendengar nama aira yang disebut
"iya Pak aira sudah sehat jadi sudah bisa kembali mengajar anak-anak. dan saya juga mau mengucapkan banyak-banyak Terima kasih karena sudah mengambil alih pekerjaan aira selama aira tak hadir di sekolah" ucap aira menunduk memberi hormat pada semua orang
"iya, tak apa-apa aira kami senang bisa membantumu disaat kau sedang kesulitan" balas pak arfan
bu Riska menghampiri aira menggenggam tangannya " kau benar tak apa sekarang? jika kau butuh seseorang untuk berbagi kami selalu siap untukmu" ucap bu Riska
"bohong kalau aira gak papa bu, tapi aira yakin aira bisa dan aira kuat karena punya teman sebaik kalian" balas aira tersenyum
mereka pun menyempatkan mengobrol sebelum jam masuk sekolah
"oh ya pak, aira sekarang mengajar di kelas berapa? kelas 5 atau pindah ke kelas lain? " tanya aira pada pak arfan
" kamu sekarang mengajar di kelas 4, tapi kelas mu masuk agak siangan karena kelas yang akan dipakai sedang di renovasi agar lebih nyaman untuk belajar. gak papa kan kamu pulang sore bareng kelas 4 yang lain? " ucap pak arfan
"iya pak gak masalah" balas aira tersenyum
"terus nanti viko gimana ra, kan kasian kalau nunggu kamu pulang" tanya bu rosi
"nanti aku telfon kakeknya agar jemput sekolah" ucap aira
"oh ya, apa kau masih melanjutkan pernikahanmu dengannya? maaf kalau saya kepo" ucap bu Riska bertanya pada aira
"gak papa bu, sepertinya sih kami akan bercerai. aku sudah minta pengacara untuk mengurus semuanya jadi aku tinggal menunggu ketuk palu dan keluar akta cerainya saja" balas aira
aira menunggu dikantornya sambil mengobrol dengan guru yang sedang kosong sampai menunggu jamnya mengajar
jam dinding menunjukkan pukul 4 sore menandakan waktu pulang sekolah. aira menunggu sampai semua muridnya dijemput barulah ia menuju mobilnya
aira melajukan mobilnya bukan untuk pulang tapi ke sebuah taman yang agak jauh dari rumahnya
aira berjalan seorang diri karena memang taman tersebut agak jauh dari pemukiman dan sering sepi. aira memandang setiap hamparan bunga yang ada di taman itu sambil tersenyum getir
lelah berjalan aira memilih duduk di bangku taman agar berhadapan dengan bunga krisan yang ada dihadapannya yang sedang bermekaran dan banyak macam warna
aira tersenyum kecut memandang bunga krisan itu
"kita tak memiliki kenangan apapun tentang bunga ini tapi kenapa bunga kenangan ku bersamanya mengingatkanku sakit yang aku rasa karena perbuatan mu padaku" gumam aira yang mulai berkaca-kaca
ponsel aira tiba-tiba berbunyi pertanda ada pesan masuk
"non aira berkas perceraian anda sudah beres dan akta cerai nona sudah saya ambil dari pengadilan, tadi sudah saya antar ke rumah dan saya berikan pada pak subrata maaf kalau tidak menunggu anda karena saya masih banyak pekerjaan lain" isi pesan dari pak frans pengacara yang mengurus perceraian aira
"Terima kasih pak" balas aira
"ah ternyata seperti ini akhir perjuanganku untukmu mas" gumam aira menghembuskan nafasnya kasar
"tapi kenapa sepertinya aku tak bisa menangis dan aku malah merasa lega kita bercerai padahal dulu aku selalu memperjuangkan kebersamaan kita walau banyak orang yang menyuruhku menyerah saja" gumam aira menatap hamparan bunga dengan tersenyum kecut
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments