"Selanjutnya, Maulinda putri. Silahkan masuk." Suara speaker yang terdengar di koridor membuat si pemilik nama harus merasakan panas dingin seketika. Linda yang dari tadi menunggu di salah satu kursi, langsung berdiri dan berjalan ke ruangan tes. Ia tidak mempedulikan tatapan orang lain yang menatapnya entah karena alasan apa. Sungguh ia tak peduli. Karena saat ini pikirannya hanya berfokus pada tes yang sedang menantinya.
Rasa gugup dan hati yang bergejolak adalah hal yang paling ia rasakan saat ini. Tepat ketika ia sudah berada di depan pintu tes itu berada. Sejujurnya dia ingin sekali pergi dari sana untuk menghilangkan rasa gugup dan gundah di hatinya. Tapi keadaan keluarganya saat ini membuat dia harus melawan semua rasa itu dan harus memaksa untuk masuk. Dengan satu dorongan pelan, pintu itu pun terbuka. Ia memantapkan langkahnya dan berharap keberhasilan bersamanya kali ini.
"Silahkan duduk," Ucap salah satu juri kepadanya begitu ia memasuki ruangan itu. Segelintir pertanyaan pun tertuju padanya setelah ia duduk. Tidak hanya satu atau dua orang yang bertanya, melainkan semua juri yang ada di sana ikut menanyakan satu atau dua buah pertanyaan.
"Apakah saya dapat pekerjaan?" Tanya Linda di akhir sesi wawancara miliknya. Semua juri terdiam. Mereka kemudian saling menatap satu sama lain seperti menanyakan hal yang sama.
"Ya, kamu dapat pekerjaan." Bukan para juri yang menjawab, melainkan seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu yang mengucapkannya.
"Pak Erick?!" Ucap juri yang lain dengan nada kaget ketika melihat atasan mereka tiba-tiba masuk lagi ke ruangan wawancara. Padahal beberapa menit yang lalu Erick memutuskan untuk istirahat dari sana. Tapi sekarang sudah kembali dan secara tiba-tiba menerima Linda yang bahkan ia belum memegang berkas data diri milik Linda.
"Aku yakin dia punya potensi. Jadi, kita terima saja." Kata Erick dengan santainya sambil mendekati meja juri lainnya. Ia tidak berbicara sedikit pun setelah itu. Hanya menatap satu persatu juri yang juga merupakan bawahannya. Sementara itu, yang ditatap hanya bisa menunduk tak berani bertatapan dengan Erick.
"Ya, pak Erick. Tentu saja dia dapat pekerjaan. Sepertinya dia berkompeten." Ucap salah satu para juri setelah memberanikan diri agar Erick tak terus menerus menyerang batin mereka dengan cara menatapi mereka satu persatu dengan tatapan seperti harimau yang sigap memangsa mereka.
"Benar sekali. Ehm,,, kamu itu punya kemampuan. Dan sepertinya sekarang sudah jam untuk istirahat. Kalian semua boleh keluar." Balas Erick dengan nada yang lebih ke arah memerintah daripada memberi tahu.
"Eh, tapi sepertinya masih,,," seseorang ingin menyela tapi terlebih dahulu di tahan dengan injakan kaki orang disebelahnya.
"Kamu bodoh?! Jangan di lawan, biarkan saja. Biar kita bisa cepat keluar dari sini." Bisik sebelahnya yang tadi menginjak kakinya secara spontan. Dengan sekali anggukan semuanya menuruti ucapan Erick dan keluar dari ruangan itu.
"Kamu mau kemana?" Tahan Erick yang melihat Linda ikut beranjak dari kursinya.
"Saya?! Saya ingin keluar, bukannya bapak bilang untuk keluar?" Jawab Linda seadanya.
"Ya, tapi itu untuk karyawan yang ada di sini. Dan kamu belum resmi jadi karyawan." Erick berjalan ke arah linda dan duduk di ujung meja agar lebih leluasa mengobrol dengan Linda. Suasana pun menjadi sunyi lantaran Erick hanya terdiam sambil memandangi Linda dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Jadi ada apa, pak?" Tanya Linda yang risih terhadap pandangan lelaki itu terhadapnya.
"Tidak ada hal penting, hanya kurasa kamu mungkin mau berbicara lebih dekat dengan ku." Ucap Erick dengan kepercayaan diri tingkat dewa. Bukannya merasa malu, Erick malah terlihat seperti menyombongkan dirinya dengan memperlihatkan jam tangan mahal warna emas di tangan kirinya.
"Hhhhmmmm,,, saya tidak paham maksud bapak. Tapi, satu pertanyaan yang masih mengganjal di pikiran saya, apa saya diterima bekerja di sini?"
"Tentu saja kamu diterima. Wajah sepertimu di tolak adalah hal yang mustahil." Jawab Erick sambil terkekeh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments