...#######...
..._________...
Melisa mengeram penuh kebencian setelah mendengar kata-kata dari tetangga nya tentang Arini. " Neng, neng harus hati-hati dengan Arini, dia terlihat sangat polos dan sok suci tapi siapa sangka kalau di balik semua itu dia menginginkan semua harta dari juragan Marta." (Marta, ayah dari mereka bertiga)
"Dari mana ibu tau?." Tanya Melisa.
Ibu-ibu itu begitu semangat memberitahu semuanya kepada Melisa, entah kebencian seperti apa yang ibu itu alami hingga dia dengan mudahnya mengatakan kata-kata fitnah untuk Arini.
"Saya mendengar sendiri, Neng. Saat dia bicara dengan Siti, pekerja yang datang dari desa itu loh!. "
Melisa tampak menimang-nimang kata-kata itu. Rasanya tidak mungkin kalau Arini bisa melakukan hal itu. Arini adalah gadis yang bodoh menurut Melisa, tapi bagaimana kalau yang di katakan Ibu itu benar?.
"Terima kasih Bu. Saya akan selidiki semuanya, jika benar maka aku sendiri yang akan membuat nya pergi dari desa ini. " Jawab Melisa yakin.
"Bagaimana kalau yang dikatakan ibu itu benar, aku bisa kehilangan semua harta Bapak kalau begitu. Bagaimana pun caranya aku harus menyingkirkan Arini, aku tidak mau kehilangan semuanya, tidak akan. " Gumam Melisa.
Mendengar semua itu membuat Melisa berencana untuk menyingkirkan Arini dari rumah nya. Dia tidak akan mungkin merelakan semua kekayaan ayahnya jatuh di tangan Arini begitu saja.
Rencana licik Melisa dan juga Fara bicarakan, mereka berdua benar-benar akan membuat Arini pergi dan menghilang dari rumah itu untuk selamanya. Dan tentunya dengan bantuan orang bayaran, rencana Melisa dan Fara di lancarkan.
"Kita harus berhasil menyingkirkan Arini. kalau tidak kita akan kehilangan semua harta yang di miliki ayah dan ibu." Ucap Melisa pada Fara.
Fara mengangguk, dia juga sudah sangat tak tahan dengan keberadaan Arini di rumah itu, apa lagi dengan berita yang Melisa katakan barusan, semua itu membuat Fara ingin secepatnya menyingkirkan Arini.
"Itu harus, Kak. Kita tak boleh kalah dengan Arini. Kita yang bekerja dengan susah payah. Tidak boleh Arini yang mendapatkan semua yang ayah miliki. " Jawab Fara.
"Kamu benar. "
"Terus, apa yang kakak rencanakan sekarang untuk bisa menyingkirkan Arini?. "
"Kamu tenang saja, aku sudah punya rencana. Aku yakin ini akan berhasil. Cepat atau lambat Arini harus pergi dari rumah ini, dia tidak pantas mendapatkan satu sen saja dari harta ayah. Lagian aku tidak percaya kalau dia adalah saudara kita. " Ucap Melisa.
"Iya kak, aku juga tidak percaya. Palingan dia hanya anak pungut. Atau mungkin dia anak kutukan kali ya, Kak. " Jawab Fara dengan sinis.
________
Marta duduk menyandarkan punggungnya di sofa. Tubuh nya sangat lelah, dengan tangan terus mengipasi wajahnya sendiri yang gerah. Marta terus celingukan mencari penghuni rumah yang satu pun tak ada yang terlihat.
Marta sangat haus namun sama sekali tak ada yang menyambut nya saat pulang dari kebun teh miliknya. Pikiran Marta pun hanya tertuju pada satu orang saja dari semua penghuni rumah itu.
"Arini!, " teriak Marta dengan sangat keras. " Di mana sih tuh anak? di panggil nggak jawab sama sekali, sebenarnya telinganya dengar nggak sih?. " Ucapan Marta yang semakin kesal.
Berkali-kali Marta menghembuskan nafas lelahnya sembari menunggu orang yang di panggil akan datang, atau mungkin memang tidak ada di rumah jadi sama sekali tak ada jawaban.
"Dasar anak nggak tau di untung, awas saja kalau ada di rumah dan pura-pura tak mendengar panggilan ku. " Marta semakin kesal.
Marta beranjak kakinya mulai dia ayunkan untuk melangkah masuk ke belakang, namun belum juga Marta benar-benar masuk dan menghilang Arini masuk rumah dengan tangan menenteng tas belanjaan dan menyerukan salam seperti biasanya.
"Assalamu'alaikum!. " Sapa Arini sedikit keras, berharap akan ada jawaban untuk ucapan salam nya. Namun setelah beberapa menit di tunggu hanya kekecewaan seperti biasa yang Arini dapat, tak ada satupun jawaban salam darinya.
Arini semakin kecewa saat dia melihat Marta yang ternyata ada di dalam dan hampir masuk ke dalam. Marta membalikkan badan saat mendengar Arini mengucapkan salam, mendengar belum tentu Marta akan menjawab dan kini Marta malah berjalan mendekati Arini dengan wajah nya yang menyeramkan.
Marta berhenti di hadapan Arini yang sudah menundukkan wajahnya. Marta menatap gadis yang terus saja mengenakan hijab dan pakaian yang selalu saja di anggap kampungan oleh kedua saudara nya.
"Dari mana kamu?. " Tanya Marta dengan menekankan.
Arini masih terdiam namun tubuhnya sudah gemetar hebat karena ketakutan akan wajah menyeramkan yang selalu Marta berikan untuk nya.
"Kalau Bapak mu bertanya itu di jawab! kamu bisa bicara kan!. " Seru Marta dengan keras.
Perlahan-lahan Arini mengangkat wajahnya menatap Marta dengan wajah takut.
"A- arini dari warung, Pak. " Jawab Arini dengan tersendat-sendat.
Marta kembali duduk di tempat yang tadi dengan mata yang tak lepas menatap Arini. " Buatkan aku kopi sekarang juga!. " Pinta Marta.
Arini mengangguk dia tak menjawab dengan kata-kata dan langsung berlari setelah itu. Arini sangat takut bicara, dia takut kalau sampai salah dan Arini akan mendapatkan hal yang lebih seperti sebelum-sebelumnya, yaitu pukulan ataupun tamparan dari Marta.
Lima menit Arini ke dapur dan kini kembali lagi dengan cangkir yang sudah penuh dengan kopi di tangannya. Arini melangkah pelan menaruh cangkir itu di meja depan Marta duduk.
"Ini , Pak. " Lirih Arini.
Marta langsung mengambil begitu saja, menyeruput nya perlahan karena kopi itu masih panas. Baru saja kopi itu masuk ke dalam mulut Marta, Marta menyemburkan nya dengan cepat ' byurr..... "Minuman apa ini yang kamu berikan padaku! apa kamu mau meracuni ku! ." Teriak Marta seraya berdiri.
Marta sangat marah. Entah apanya yang salah, kopi nya atau mungkin lidah Marta yang bermasalah. Marta menyodorkan cangkir itu ke wajah Arini dan memaksa Arini mencicipi nya. "Minum ini, minum!!. " Teriak Marta.
Arini langsung gemetar, dia takut dengan kemarahan Marta. Arini menggeleng, dia tak akan mungkin langsung meneguk kopi yang masih panas begitu saja. "Ta- tapi Pak. " ragu Arini.
"Minum!! . " Kekeuh Marta, menyodorkan dan memaksa Arini meminumnya.
Kesal karena Arini tak mengindahkan kata-kata nya, Marta menyapit kedua pipi Arini dan memaksa Arini membuka mulutnya. "Minum!. " Seru Marta dengan tangan satunya menuangkan kopinya di mulut Arini.
Dengan kesadisan Marta kopi panas itu berhasil masuk ke mulut Arini begitu saja hingga habis lalu melemparkan cangkir nya ke lantai setelah habis kopi itu habis.
Pyar...
Tanpa kata lagi Marta berlalu pergi setelah menyiksa Arini dengan kopi panas buatan Arini sendiri.
Lagi-lagi sakit yang Airin dapat, mulut nya yang kepanasan dan memerah tak seberapa di banding dengan hatinya yang sangat sakit. Air mata Arini keluar begitu saja seiring dengan derita yang datang tiada henti.
Arini terduduk lemas di lantai, matanya menatap cangkir yang hancur di hadapan nya seperti cangkir itulah hati Arini sekarang, hancur berkeping-keping tak bersisa.
"Ya Allah sampai kapan Engkau akan memperlihatkan kasih sayang mu kepadaku dengan cara yang seperti ini, Apakah tidak ada cara lain untuk Engkau memperlihatkan kasih sayang-Mu kepadaku? Ya Allah... kuatkan aku... hiks hiks hiks... "
_________
BERSAMBUNG........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 323 Episodes
Comments
•§¢•✰͜͡v᭄𝕬𝒓𝒚𝒂 𝑲𝒂𝕬𝖗⃠
waduh klrganya knpa gitu ya..trlalu kejam,sm klrga sendiri kok gitu ya,di beda2in
2022-07-11
6
𝙍𝙖𝙝𝙢𝙖𝙣𝙞𝙖✧・ 。゚★: *.
Licik sekali Fara dan Melisa, mau menyingkirkan Arini demi harta supaya ga jatuh ke tangannya
2022-07-11
2
Amylia husna
tega banget si itu orang yang fitnah arini, sudah punya keluarga yang jahat tidak menyayangi eh malah masih ada pihak luar yg menitnah
2022-06-27
2