...***********...
..._________...
Arini menghembuskan nafas lelah setelah dia berada di depan pintu rumah nya. "Huff,,, Alhamdulillah akhirnya sampai juga. " Ucapnya lega.
"Arini, !! "
Terdengar teriakan dengan suara yang keras menusuk indra pendengaran Arini, Arini tau itu suara milik siapa, sontak Arini langsung lari untuk datang kepada orang itu.
"Iya, Bu,!! " Jawab Arini sembari berlari mendatangi orang yang Arini panggil Ibu.
"Iya, Bu. Ada apa?. " Tanya Arini dengan nafas ngos-ngosan karena jarak pintu masuk dengan keberadaan ibunya sangat jauh karena rumah nya begitu panjang kebelakang dan ibunya ada di belakang rumah.
Ratna, bagi orang lain yang melihatnya Ratna adalah Ibu yang sangat kejam bagi Arini, dia tak pernah memberikan kasih sayang padanya hanya kerjaan kerjaan yang selalu Arini dapat darinya. Tapi tidak untuk Arini, baginya dia adalah Ibu terbaik nya hingga sekarang, tak ada yang bisa menggantikan posisi itu di hati Arini.
"Ini sudah jam berapa, dan kamu sama sekali belum masak buat makan malam. Sebentar lagi kedua kakak mu pulang kerja, dan ayahmu pulang dari kebun, mereka pasti lapar. Cepat masak, sebelum mereka pulang. " Perintahnya.
"Baik, Bu. Tapi biarkan Arini ganti baju dulu ya, Bu. " Izin Arini yang sudah ingin melangkah pergi namun itu tak terjadi karena Ratna sudah mencegahnya.
"Tidak usah! nanti kelamaan, cepat!. " Bentak Ratna.
Arini pun hanya bisa pasrah dan menurut pada perintah Ratna. "Baik bu. " Jawab nya dengan lesu sembari melangkah menuju ke dapur.
Arini segera pergi ke dapur dan mulai sibuk dengan semua menu masakan yang harus dia siapkan untuk semua anggota keluarga nya. Tak butuh waktu lama Arini memasak berbagai hidangan, dia sudah terbiasa untuk itu dan semua akan terasa mudah baginya.
Sembari sibuk di dapur Arini juga membawa satu persatu hidangan yang sudah matang di meja makan. Menyajikan nya dan menata serapi mungkin di sana.
"Tinggal satu lagi " Gumamnya dengan senyum yang sumringah dan Arini pun kembali ke dapur, namun sesuatu terjadi hingga Ratna berteriak dengan sangat keras dari luar.
"Arini,!! " Teriak Ratna tak sabaran. Padahal hanya tinggal satu saja menu untuk makan malam yang belum tersaji di meja makan tapi teriakan dari Ratna begitu menggelegar memenuhi seisi rumah, bahkan tetangga sebelahnya juga mendengar nya dengan sangat jelas.
Tak ada yang terkejut lagi dengan suara toa dari Ratna tidak pagi, siang, sore, bahkan Ratna tak sungkan melakukan itu di tengah malam jika dia sedang menginginkan sesuatu.
Arini yang masih di dapur begitu gusar, menu yang terakhir belum juga matang namun gas nya harus habis membuat Arini semakin panik.
"I- iya Bu, sebentar. " Jawab Arini.
Tangan Arini gemetar saat mengganti tabung gas, dia sudah terbiasa namun saat ini dia di desak oleh waktu membuat nya menjadi tak karuan, dan juga rasa panik yang semakin membuatnya gugup bukan main.
"Tenang Arini, tenang. " Ucapnya menenangkan dirinya sendiri yang begitu panik.
Setelah regulator berhasil terpasang Arini mencoba untuk menyalakan nya tapi lagi-lagi masalah terjadi, kompor nya sama sekali tidak mau menyala.
"Astaghfirullahalazim,,, ini kenapa lagi sih. "
Arini semakin panik, dia melepaskan regulator dari gasnya dan mencoba memasangnya lagi dan mencoba menyalakan lagi hingga berulang kali.
Ratna yang tak sabar menunggu datang ke dapur memeriksa apa sih yang Arini lakukan kenapa tak kunjung selesai, katanya tinggal sebentar namun nyatanya,? "Eish,, anak itu selalu saja membuat darahku mendidih saja. "
Kedatangan Ratna begitu mengejutkan Arini, apalagi kata-kata nya yang kasar selalu saja membuat Arini takut.
"Apa sih yang kamu lakukan! dari tadi sebentar sebentar terus! kamu bisa kerja nggak sih,!! " seru Ratna jengkel, menatap bengis kearah Arini yang sudah gemetar ketakutan.
Arini menoleh, menatap Ratna sekejap dan kembali fokus dengan masalahnya. "Sebentar Bu. Ini kompor nya bermasalah. " Jawab Arini.
"Halah,, alasan.!! Bilang saja kamu nggak becus bekerja. Mau jadi apa kamu besok, udah bodoh, nggak becus bekerja, dan buruk rupa lagi. " Ejek Ratna dengan sinis.
Arini memejamkan matanya sejenak, menarik nafas panjang dan mengeluarkan nya perlahan. Arini berusaha tegar menerima semua kata-kata yang terus saja membuat hatinya sakit. Tapi hanya satu yang membuat Arini tak habis pikir, Ratna adalah ibunya sendiri dan yang telah melahirkan Arini kenapa dia tega mengatakan itu padanya.?.
"Ini benar-benar bermasalah kok, Bu. Arini tidak berbohong. " Ucap Arini meyakinkan.
Ratna mendekat mendorong Arini dan membuatnya mundur beberapa langkah dari tempat nya sekarang.
"Minggir,,!! begini saja nggak bisa, dasar nggak berguna. " Ucap Ratna.
Tangan Ratna mencoba menyalakan kompor nya dan entah kenapa dalam satu putaran saja api langsung menyala seakan nurut atau mungkin takut dengan Ratna.
"Tuh lihat! Orang kalau bodoh hanya menyalakan kompor saja nggak becus! Makanya, belajar yang benar!!. " Seru Ratna.
Arini tertunduk sedih, Arini memang sadar bahwa dia memang bodoh. "Maaf, Bu. Tapi kan memang Arini bodoh Bu. Arini kan nggak sekolah. " Ucap Arini tertunduk takut dan memberanikan diri untuk menjawab Ratna.
Dengan sengaja Ratna kembali mendorong Arini membuat nya mundur dan punggungnya terbentur tembok. "Cepat selesaikan sebelum kakak-kakakmu dan ayahmu pulang. " Seru Ratna dan langsung melaju pergi meninggalkan Arini.
"Aw!! " Arini hanya bisa mengadu sakit pada dirinya sendiri, tak ada yang perduli padanya di rumah itu apalagi kedua kakak nya dan Ayahnya, mereka sama sekali tak mau tau apapun yang terjadi pada Arini.
Di waktu yang bersamaan dengan Arini yang menahan tangis, kedua kakaknya pulang dan tentunya selalu dengan berteriak saat mereka masuk rumah, tapi bukan teriak karena mengucapkan salam sih, tapi seperti biasanya.
"Arini,,!! Ambilkan minum dingin dari kulkas." Teriak nya.
Arini berlari setelah mendengar teriakan itu, menuju kulkas dan segera mengambil apa yang di inginkan oleh kakak nya, lalu Arini berlari dengan cepat membawa dua botol minum untuk kedua kakak nya.
"Ini kak. " Ucap Arini sembari menyodorkan botol kepada kedua kakaknya.
"Dasar lelet. " Ketus Melisa dengan tangan yang merebut botol dari tangan Arini dengan kasar.
Arini terkengkit dia kaget saat Melisa merebut botol itu dari tangannya, meskipun itu sudah sering tapi tetap saja Arini terkejut.
Melisa putri, Melisa adalah kakak pertama dari Arini. Melisa memiliki wajah yang sangat cantik, kulit putih, tubuh ideal, dan juga berambut ikal.
Namun kecantikan Melisa tak terdapat di hatinya juga, dia sangat angkuh, suka marah-marah tak jelas pada Arini, dan yang paling parah dia gadis yang tamak akan harta.
"Iya, lelet sekali sih kamu. Seneng ya jadi kamu, di rumah hanya santai-santai kayak ratu. " Ucap Fara dengan sinis dan juga merebut satu botol yang masih tersisa dari tangan Arini.
Fara Shakira, Fara adalah kakak kedua Arini. Fara hampir mirip dengan Melisa, dia cantik, putih, tubuh ideal, rambut nya saja yang berbeda karena rambut Fara lurus dan juga sangat hitam pekat.
Sifatnya pun tak jauh-jauh beda seperti Melisa, mereka berdua sangat sama selalu menindas Arini tentunya. Dan Fara, dia sangat matre dia juga terkenal sebagai seorang playgirl yang sering bergonta-ganti pasangan dan selalu mengajaknya pulang.
"Ma- maaf, Kak. Arini sedang..... "
Ucapan Arini terhenti karena sudah di sela terlebih dahulu oleh Melisa.
"Alesan, bilang aja kalau kamu tidak mau mengambilkan minum untuk ku dan Fara! nggak usah banyak bicara. Aku sudah muak mendengar semua ocehan mu yang murahan." Melisa beranjak dan berjalan melewati depan Arini dan menyenggol tubuh Arini yang kecil dengan tubuh nya. "Minggir,, aku mau istirahat."
"Iya kak " Lirih Arini yang sudah berhasil mundur dua langkah dari tempat nya.
Arini menunduk dia terdiam tak berani mengatakan apapun pada kedua kakaknya dia pun juga tak berani membantah akan semua perintah nya.
"Arini, nih bersihkan sepatuku. Ingat, harus bersih karena besok harus ku pakai lagi. " Fara melepaskan sepatu nya yang kotor di depan Arini, memintanya untuk segera di bersihkan.
"Iya kak. " Jawab Arini.
Arini menunduk mengambil sepasang sepatu itu setelah Fara pergi dari hadapan Arini. Arini membawanya ke belakang dan menaruhnya di tempat cucian. "Nanti aja deh, yang penting sekarang aku selesaikan dulu menu makan malam yang terakhir. " Arini pun kembali ke dapur untuk menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda karena kepulangan Melisa dan Fara.
___________
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 323 Episodes
Comments
Mila Meyla
seorang anak tapi tak pernah dianggap seperti anak di dalam keluarga... rasanya itu sakit sekali.. 😭😭😭
2022-10-20
2
тαуσηg
aduh ini nih aku juga kalau pasang regulator nya suka nakut apalagi gasnya bunyi bikin panik 😂
2022-07-25
1
ρυρυƬ
Gak punya hati apa? anak anugerah yang Tuhan titipkan. Harusnya dijaga bukan malah disiksa
2022-07-04
2