...**********...
..._________...
Semua karyawan menunduk hormat saat Arya datang, semuanya tak berani menatap langsung wajah sang penguasa.
Di iringi Toni di belakang nya Arya terus berjalan dengan cepat menuju lift khusus untuk pergi ke ruang khusus CEO di mana dia biasa bekerja.
Baru saja sampai di depan lift Arya bertabrakan dengan gadis cantik yang tengah membawa banyak berkas di tangannya hingga menutupi wajahnya.
Brukkk....
Semua berkas yang di bawa gadis itu berserakan ke lantai, bahkan gadis itu hampir saja ikutan terjatuh namun keseimbangan nya patut di acungi jempol.
Toni melangkah mendekati gadis itu, dan pastinya memberikan tatapan tajam padanya.
"Kalau jalan itu hati-hati, kalau tidak bisa bawa banyak bawa sedikit saja. Jangan sampai merugikan orang lain " Seru Toni dengan kesal.
Gadis itu melongo menatap Arya, matanya sama sekali tidak berkedip.
"𝘈𝘴𝘵𝘢𝘨𝘢 𝘵𝘢𝘮𝘱𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪. A𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘢 𝘗𝘢𝘯𝘨𝘦𝘳𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘵𝘶𝘳𝘶𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘬𝘶. " Pujinya dalam hati.
"Hello,,! " Toni melambaikan tangan nya di depan gadis itu, sontak membuatnya tersadar.
"Eh.. Tuan. Perkenalkan saya Melisa, " Ya, gadis itu adalah Melisa, meskipun Melisa sudah berbulan-bulan bekerja di sana tapi dia belum pernah melihat Arya sama sekali.
Arya berjalan acuh dan tak perduli dengan tangan yang Melisa ulurkan "Urus dia. " Ucapnya dengan dingin dan juga singkat.
"𝘋𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘤𝘰𝘸𝘰𝘬 𝘴𝘰𝘮𝘣𝘰𝘯𝘨, 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭 𝘢𝘬𝘶 𝘔𝘦𝘭𝘪𝘴𝘢 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘨𝘪𝘭𝘢-𝘨𝘪𝘭𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘬𝘶 " Batin Melisa.
"Nona, mari ikut saya. " Ucap Toni.
Ucapan dari Toni seketika membuyarkan lamunan Melisa begitu saja membuat Melisa berdecak kesal. "Ck. "
"Mari Nona, " Sekali lagi Toni menoleh kemudian kembali berjalan setelah Melisa mengikutinya.
"Tapi semua berkas itu gimana tuan,! " Melisa menatap miris berkas-berkas yang masih tergeletak di lantai namun dia tetap berjalan mengikuti Toni.
Toni tak menjawab, dia terus berjalan dengan begitu acuh. Malas sebenarnya harus berurusan dengan seorang wanita, meskipun dia cantik namun Toni tak terbiasa bahkan dia selalu dingin dan kaku saat berada di hadapan wanita membuat nya tak mempunyai teman wanita satu pun hingga sekarang.
"Tuan,, kita mau kemana.!? " Tanya Melisa.
Toni masuk di salah satu ruangan, dan pasti nya Melisa akan mengikuti nya ke sana.
"Kamu mau keluar dari perusahaan ini, atau kamu tetap di sini tapi kamu harus menjauh dari hadapan Tuan Muda," Ucap Toni dengan pilihan yang harus Melisa pilih.
Melisa terdiam sejenak. Laki-laki di hadapan nya ini sungguh menakutkan saat bicara, meskipun dia bicara dengan memunggungi Melisa tapi suaranya yang berat terdengar begitu membuat Melisa bergidik ngeri.
"𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘥𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘬𝘢𝘯, 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘵𝘶𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘬𝘶𝘬 𝘭𝘶𝘵𝘶𝘵 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘬𝘶, " Batin Melisa.
"Baik Tuan, saya akan menjauh dari hadapan Tuan muda. Saya janji, tapi saya Mohon jangan pecat saya. " Ucap Melisa seraya memohon.
"Baik, saya pegang janjimu. Sekali saja kamu mengingkari janji maka saat itu juga kamu harus pergi dari sini tanpa perlawanan"
Toni pergi dengan angkuh setelah mengatakan itu pada Melisa, meninggalkan Melisa yang terdiam tak lagi menjawab Toni.
____________
Arya duduk di kursi kebesaran nya dengan diam, menumpu dagunya sendiri dengan kedua tangannya yang ia jadikan tiang di atas mejanya sendiri.
Ucapan Wati terus berputar-putar di kepalanya, dia ingin mewujudkan apa yang Wati katakan tapi hatinya sangat bertolak belakang dengan keinginan Wati, Eyang nya.
Arya masih tak mau berhubungan dengan wanita dengan adanya ikatan, toh dia bisa mendapatkan dan menikmati wanita yang seperti apapun yang ia inginkan.
"Tidak, aku tidak ingin menemui wanita itu. Aku tidak ingin mempunyai hubungan yang akan membuatku pusing dan aku juga tidak mau di kendalikan oleh wanita, tidak akan "
Arya begitu kekeuh dengan pendirian nya, dia sama sekali tak mau memperumit kehidupannya yang sudah sempurna seperti sekarang. Tampang , tahta, dan wanita seperti apapun sudah dia dapatkan. Hidup tak harus dengan sebuah hubungan pun sudah sangat membahagiakan, pikir Arya.
______________
Seperti hari-hari biasanya Arini akan selalu sibuk di rumah saja. Bohong kalau orang yang tidak bekerja tidak melakukan apapun di rumah. Seperti Arini contohnya, dia memang tak bekerja di luar namun dia tak pernah berhenti melakukan pekerjaan di rumah besar orang tuanya.
Mulai dari membersihkan rumah, mencuci, memasak, semua pekerjaan ibu rumah tangga Arini yang kerjakan. Tugas yang seharusnya di kerjakan oleh Ratna kini Arini yang melakukan nya.
Arini mengusap keringat yang mulai keluar dari pori-pori wajahnya. Di bawah terik matahari yang panas, Arini tengah menjumputi satu persatu jemuran yang ada di belakang rumah.
"Hari ini sungguh panas sekali, " Arini mendongak menatap langit namun matanya kian menyipit karena terkena sinar matahari langsung.
"Sudah hitam, seneng banget kamu berdiam di bawah terik matahari. Mau membuat kulit mu semakin hitam " Ejek Fara.
Fara terus menatap Arini dengan begitu sinis, menyandarkan tubuh nya di tiang rumah dan bersedekap dada dengan santai.
Arini hanya menengok sebentar dan kembali lagi dengan pekerjaan nya. "Hitam atau putih sudah kehendak-Nya, Kak. Kita sebagai seorang hamba tidak bisa mengeluh kita hanya bisa menerimanya dengan ikhlas dan lapang dada." Jawab Arini santai.
"Halah.. bilang saja kalau sebenarnya kamu iri dengan ku dan juga Kak Melisa, Kan? Aku jadi ragu, sebenarnya kamu itu benar-benar saudara kami bukan sih,? atau jangan-jangan kamu hanya anak pungut kali ya?" Ujar Fara sinis.
Arini termenung sejenak. Entah Arini benar-benar saudara mereka atau tidak tapi Arini sudah sangat bahagia. Arini tak ingin mengungkit masalah itu, karena dia takut kelak akan membuat hatinya sendiri kecewa jika dia tau dia bukan saudara kandung dari kedua kakaknya.
"Menurut Kak Fara, Arini saudara Kak Fara dan kak Melisa atau tidak,? " Tanya Arini.
"Entah,, namun saya harap kamu bukan saudara kami. " Ketus Fara seraya membalikkan badan untuk pergi dari sana.
Fara kembali berhenti dan menoleh lagi ke arah Arini. "Tolong siapkan baju yang kemarin aku minta, aku mau jalan-jalan dengan kekasihku. " Imbuhnya.
"Iya Kak, sebentar, " Jawab Arini.
"Cepat Arini, aku sudah tidak ada waktu lagi" Desak Fara.
Arini menghembuskan nafas panjang nya. Belum juga selesai kerjaan yang satu dia harus mengerjakan pekerjaan yang lain, bahkan sekarang keadaan perutnya sudah berdemo karena sedari pagi dia tidak di perbolehkan makan kecuali semua pekerjaan nya sudah selesai.
"Iya kak. " Jawab Arini patuh.
Arini segera masuk, pergi ke tempat dimana dia akan mengambil pakaian Fara dan menyetrika nya terlebih dahulu.
"Seharusnya kamu itu bahagia, kamu tidak bekerja dan kamu tidak mengeluarkan satu sen pun uang untuk kebutuhan mu. Di dunia ini tidak ada yang gratis, untung saja aku dan Kak Melisa orang baik, kalau tidak kami pasti sudah memungut biaya untuk kehidupan mu sehari-hari " Ujar Fara dengan senyum culas yang ia keluarkan.
Arini hanya bisa diam, dia tak bisa menjawab apapun, toh yang di katakan Fara semuanya benar. Arini tidak bekerja dan dia juga tak dapat menghasilkan satu sen saja uang. Itu sebabnya Arini selalu sadar diri dan selalu menuruti setiap perintah dari orang tuanya dan juga kedua kakaknya.
Arini hanya bisa pasrah dengan jalan hidup nya, meskipun dia di perlakuan selayaknya seorang pembantu di rumah sendiri dia tetap saja tak pernah mengeluh.
"Ikhlas itu tak terucap, dan sabar itu tak berujung "
Itulah kata-kata yang selalu Arini ingat dan selalu menguatkan hati Arini.
"Semua pasti akan ada akhir yang baik, tak mungkin selamanya aku akan terus begini. Roda itu terus berputar Arini. Tunggu lah Allah menempatkan mu di tempat yang tertinggi.
"Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran yang kau jalani, hingga kau akan terpana dan akan lupa betapa pedihnya rasa sakit mu yang sekarang." Gumam Arini sembari terus menyetrika pakaian milik Fara.
_________
BERSAMBUNG......
________________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 323 Episodes
Comments
Yoongi marry me
Amin, ntar kalau udah di tempat tertinggi jangan lupa ganjel rodanya biar gak balik lagi ke bawah
2022-07-26
1
Yoongi marry me
anggap aja situ lagi nabung pahala ya Arini
2022-07-26
1
Yoongi marry me
Ya ampun anda terlalu percaya diri, bagaimana bisa membuatnya bertekuk lutut kalau lihat anda saja dia jijay
2022-07-26
2