"Sepertinya ada yang berani mengusik ketenangan ku."
Vano duduk di kursi kebesarannya dengan pandangan mata mengarah tajam ke depan. Sedangkan Reza berdiri tepat di sampingnya. Di depannya berdiri beberapa anak buahnya.
"Cari penghianat itu. Aku menginginkannya hidup-hidup."
"Baik bos." Reza dan yang lainnya keluar dari ruangan.
Selain menjadi pengusaha, Vano juga mempunyai bisnis ilegal lainnya. Hanya papanya dan Reza, asistennya yang mengetahui hal tersebut. Ella pun tidak mengetahuinya.
Nomor yang anda tuju, sedang tidak aktif. Cobalah beberapa saat lagi.
"Ke mana perginya Ella." Vano memandang ke ponselnya.
Vano kemudian menghubungi Reza.
"Ada apa Tuan?" Reza berdiri di hadapan Vano setelah menerima panggilan telepon dari bosnya tersebut.
"Cari Ella."
Reza segera undur diri dan mencari wanita milik Tuannya.
"Cari Nona Ella. Jika ada kabar, segera hubungi aku."
Reza menghubungi seseorang dari ponselnya. Segera dia mencari Ella. Tujuan utamanya adalah restoran. Di mana dia meninggalkannya, karena ada telepon dari Vano untuk menyuruhnya segera datang ke markas.
"Tahu begini, tidak akan aku tinggalkan tadi." gumam Vano.
"Kamu tahu di mana Nona Ella. Baiklah."
Vano menghubungi Hana, dan Hana pun tidak tahu di mana atasannya tersebut sekarang berada.
Ella tidak menggunakan namanya untuk menginap di hotel. Dia menggunakan identitas palsu yang di buatnya bersama teman-temannya saat sekolah di SMA.
Sewaktu sekolah Ella terbilang siswi yang berprestasi tetapi juga bandel. Mungkin karena teman sepergaulan Ella yang membuatnya seperti itu.
Tapi dia sekarang bersyukur. Karena kebandelan dan kenakalannya sewaktu SMA sangat berguna untuknya sekarang.
Sementara semua teman dekat Ella sewaktu SMA berada di luar negeri untuk merintis bisnis dan juga karir. Ella sendiri tetap berada di negaranya karena tidak di perbolehkan oleh kedua orang tuanya pergi jauh dari mereka. Apalagi dia merupakan anak tunggal.
Ella di perbolehkan melakukan apa saja yang diinginkan, asalkan dia tetap berada di sisi mereka. Dengan syarat, kegiatan itu memang masih pantas di lakukan olehnya. Dan akhirnya Ella terjun di dunia modeling.
Pertama kali Ella menjadi model, saat dirinya masih kuliah. Dia mengikuti kontes kecantikan di kampusnya. Dan menjadi pemenang dalam kontes tersebut. Sejak saat itu dia mencoba untuk ikut casting.
Awalnya dia masuk dalam sebuah agen model sampai setahun lamanya. Kemudian dia tidak memperpanjang kontrak, dan mencoba mencari pekerjaan sendiri, sampai dia bertemu dengan Hana. Dan menjadikan asisten pribadinya.
"Di mana Ella berada." gumam Hana saat dirinya tidak bisa menghubungi Ella.
Di ambilnya kunci mobil. Tujuannya adalah apartemen Ella.
"Kamu."
Hana bertemu dengan Reza saat keduanya berada di parkiran apartemen Ella. Mereka berdua segera bergegas untuk mencari Ella. Berharap Ella berada di dalam.
"Ella."
Hana berteriak mencari Ella setelah masuk ke dalam. Mereka masuk dengan sangat mudah karena Hana mengetahui kode apartemen milik Ella.
"Kemana perginya. Bikin khawatir saja. Bukankah tadi dia makan malam." ucap Hana menatap Reza.
Hana membuka pintu kamar dan masuk melihat ke dalam, berharap Ella berada di dalam kamar. Dengan Reza berada di belakangnya.
"Foto itu." manik mata Reza menangkap sebuah foto di dalam pigura yang sangat dia kenal.
Reza melangkahkan kakinya mendekati foto tersebut, sebelum suara Hana menghentikannya.
"Dia tidak ada. Kemana perginya." ucap Hana kesal.
Hana melangkahkan kakinya keluar. Reza mengikuti langkah Hana dengan pikiran masih terpaku pada foto di dalam pigura di kamar Ella.
"Jika kau mendapatkan informasi, segera hubungi aku." ucap Hana.
Hana masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan area parkir apartemen. Reza masih memikirkan foto tersebut di balik kemudinya. Hingga suara dering ponsel mengalihkan perhatiannya.
BOSS calling.
Maaf Tuan, kami belum
menemukan Nona Ella.
^^^Sebar anak buahmu.^^^
^^^Cari di setiap tempat.^^^
Baik Tuan.
"Ke mana kau pergi Ella. Lihat saja, jika kau berani berbuat macam-macam di belakangku."
Vano melemparkan gelas di tangannya sampai terpecah. Di ambilnya kunci mobil. Dia butuh pelampiasan saat ini.
Dan di sinilah dia sekarang berada. Club malam kelas elit. Dimana tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam. Mereka harus mempunyai kartu akses khusus untuk masuk.
"Hai Tuan Vano."
Seorang model menyapa dan menghampirinya saat Vano duduk sendirian dan memegang gelas berisi wisky. Vano hanya melihatnya tanpa mengeluarkan suara.
"Di mana kekasihmu. Kenapa kau kemari. Sendiri."
Dia sudah duduk di pangkuan Vano. Dengan jari jemari bermain di dada Vano. Sementara Vano masih diam.
"Permainan ranjang ku lebih hebat dari pada Ella." bisiknya.
Vano menatap tajam netra Vera. Dia juga merupakan model sekelas Ella. Di raihnya tangan Vano. Dan di ajaknya masuk ke kamar privasi di club tersebut.
Vano duduk di ranjang ukuran besar dengan kedua tangan berada dia atas pahanya, dengan telapak tangan menyatu.
Vera berdiri di depan Vano. Menanggalkan semua pakaian yang melekat di tubuhnya.
"Jika aku bisa mendapatkannya, karirku akan semakin bersinar. Dan juga, aku akan di segani oleh semua orang. Ella, kau akan ku singkirkan." batinnya menatap ke arah Vano.
Vera membungkuk di depan Vano. Melepaskan pakaian Vano dan membuangnya secara asal ke lantai. Saat dirinya ingin melepaskan celana milik Vano, tangan kekar Vano terlebih dahulu mencekalnya.
Vano membawa Vera kepangkuannya. Di letakkan kedua tangannya di bukit kembar milik Vera, diremasnya. Mulutnya menangkup buah ceri di bukit tersebut. Di hisap dan di mainkan menggunakan lidahnya.
Tangan kanan Vano beralih ke goa milik Vera dan memainkan jari jemarinya di sana. Membuat si empunya menggeliat karena merasa nikmat.
Vano menghentikan permainan jari dan mulutnya. Dia berdiri dan mengeluarkan pusakanya tanpa melepas celana miliknya. Vano membaringkan badannya dan menuntun kepala Vera mengarah ke pusakanya.
Vano merasakan nikmat saat pusaka miliknya di manjakan menggunakan mulut Vera. Sampai Vano merasakan kenikmatan dan pusakanya mengeluarkan cairan putih di dalam mulut Vera.
Vera membersihkan mulutnya. Menatap Vano dengan tatapan penuh gairah. Berharap perlakuan yang sama dari Vano. Vera menginginkan Vano juga memanjakan goa miliknya dengan mulut dan lidahnya. Kemudian sebagai penutup, ia menginginkan pusaka Vano masuk secara sempurna ke dalam goa miliknya.
"Dan kamu akan menjadi milik ku sayang." batin Vera.
Tanpa berkata sepatah katapun, Vano berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Membersihkan badannya. Vera menatap kepergian Vano dengan bingung.
"Aku akan menunggunya. Mungkin dia ingin buang air kecil. Atau, membersihkan miliknya. Supaya kita bisa bermain lebih lama lagi." gumamnya sambil berbaring menyamping di atas ranjang.
"Atau dia mengajakku bermain di dalam kamar mandi." Vera segera bangun dan berjalan ke kamar mandi.
"Di kunci." ucapnya lirih sambil memegang handle pintu.
"Akan ku tunggu di sini."
Vera berdiri di depan cermin. Melihat dirinya dari pantulan cermin dengan badan masih telanjang sempurna.
"Kamu seksi dan cantik Vera. Jauh dari Ella. Pasti Vano akan memilih mu setelah malam ini. Dan Ella, bye bye." ucap Vera dengan percaya diri sambil tersenyum.
"Vann." Vera memeluk Vano dari belakang saat Vano keluar dari dalam kamar mandi.
Vano melepaskan tangan Vera yang melingkar di perut miliknya. Di ambil kemejanya di atas lantai. Kemudian di pakainya. Vano berjalan ke arah cermin dan merapikan penampilannya.
"Van, apa-apaan ini." seru Vera tidak terima.
"Di dalamnya ada lima puluh juta. Kau bisa memakainya." Vano meninggalkan kartu kredit di atas nakas.
"Tunggu. Kau pikir aku pela**r." teriak Vera menahan lengan Vano
"Van,, kita belum melakukannya. Ayolah." bujuk Vera dengan menempelkan tangan Vano ke bongkahan besar di dadanya.
"Kamu bilang kamu bukan pela**r. Jangan bersikap seperti ini." Vano tersenyum dan menarik kembali tangannya.
"Vano. Aku tidak terima."
"Kau yang mengajakku ke sini. Bukan aku yang menginginkannya. Lagi pula, aku belum melakukannya bukan. Sebagai imbalannya kau bisa menggunakannya." mata Vano mengarah ke atas nakas. Dimana dia meletakkan kartu kreditnya.
"Lihat saja. Aku akan memberi tahu Ella." teriak Vera saat kaki Vano hendak melangkah keluar.
"Kelihatannya ancaman ku berhasil." batin Vera melihat langkah Vano terhenti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Zainab Ddi
lihat Ella vano kayak orang hipersex
2022-06-18
0
Putri Nunggal
sebagai hadiah ancamanya aku kasih kopi sama kembang ya buat mandi
2022-06-15
2
Putri Nunggal
bener" egoisnya ya tu si vano, hanya dia yg dapat pelepasan dan meninggalkan lawan dg penuh gairah
2022-06-15
2