"Di kunci. Ini seperti taman. Tapi kenapa di kunci." Dilihatnya pagar taman kecil tersebut tertutup rapat.
"Ini apasih. Indah seperti taman. Tapi kok sempit. Apa milik pribadi. Kenapa pake di gembok segala sih. Seharusnya nggak usah buat, kalau di tutup. Bikin orang emosi saja." tangan Ella memegang kunci gembok yang terpasang di pagar.
Ella membalikkan badan dan beranjak meninggalkan tempat tersebut.
"Tunggu." Ella menghentikan langkahnya dan kembali.
Mata Ella melihat keadaan sekitarnya. Senyum jahil terukir di bibirnya yang seksi.
Di lepasnya high hell di kakinya. Dilemparkan masuk ke dalam taman kecil tersebut melewati atas pagar. Tangannya mulai memegang pagar dan memanjat.
,,, hap,,,, Ella mendarat dengan sempurna di dalam taman kecil tersebut.
"Nggak sia-sia gue pernah bolos sewaktu SMA."
Ella memang pernah bolos sewaktu SMA bersama teman-temannya dengan memanjat tembok belakang sekolah.
Ella segera memakai high hell nya kembali. Ella mengitari taman dengan mata memandang takjub.
"Bagus banget. Gue betah lama-lama di sini."
Ella mendengar suara pagar terbuka. Ella segera pergi dan bersembunyi. Ternyata orang tersebut menuju ke tempat seperti gudang di bagian samping taman.
"Gue harus pergi. Berabe jika ketahuan." Ella melepas high heel nya kembali dan berlari keluar taman.
"Ha ha ha.." tawa Ella pecah saat dirinya berhasil keluar dari taman.
"Gila, sumpaaaah. Tegang banget. Jantung gue." Ella memegang dadanya yang berdetak kencang.
"Persis rasanya kayak waktu gue bolos sama teman-teman." Ella berjalan di pinggir jalan dengan tangan kiri menenteng kedua high heel nya.
Di jalanan tampak sepi. Ella bernyanyi lirih tanpa beban dan terus saja berjalan. Sesekali di putar badannya.
"Eits." Ella menengok ke belakang lalu menengok lagi ke depan.
"Salah jalan kamu Ella." ucap Ella pada dirinya sendiri.
Ella membalikkan badan dan berjalan kembali ke restoran dengan kembali bernyanyi lirih seperti tanpa beban pikiran.
"Van. Kamu antar pulang Lena." Oma keluar dari mobil Vano dan masuk ke dalam rumahnya.
"Maaf merepotkan." Lena duduk di samping Vano yang tengah menyetir.
"Kamu asisten Oma. Kenapa tidak tinggal di rumah Oma."
"Oma menyuruh saya untuk pulang Tuan muda." Lena menjawab sambil melirik ke arah Vano.
"Tampannya." batin Lena.
Jantung Lena berdetak dengan cepat. Nafasnya seperti tersendat. Bahkan keningnya berkeringat. Padahal AC di mobil Vano menyala.
"Berhenti di sana Tuan. Itu rumah saya." Lena menunjuk sebuah rumah sederhana di depan ujung.
"Kalau bukan karena permintaan Oma, aku tidak akan mau menjadi sopir mu." ketus Vano.
"Maaf Tuan muda. Terimakasih Tuan." Lena keluar dari mobil Vano.
Mata Lena terus memandang mobil Vano sampai mobil tersebut tidak terlihat.
"Tampan sih, tapi galak." gumam Lena.
"Na na na na na." Ella masih berjalan di tepi jalan menuju restoran. Sesekali dia berlari-lari kecil seperti seorang anak kecil. Tidak ada raut lelah di wajahnya.
"Siapa itu?" Egi melihat Ella berjalan di tepi jalan dengan tangan kiro menenteng high hell nya.
Egi adalah rekan bisnis Vano. Perusahaan keduanya terlibat kerja sama dalam sebuah produk kecantikan.
"Butuh tumpangan?" Egi menghentikan mobilnya tepat di samping Ella.
"Tidak, terimakasih. Lagi pula sudah dekat." tolak Ella sopan.
"Oke. Hati-hati." Egi melajukan mobilnya meninggalkan Ella.
"Seperti pernah lihat. Di mana?" Egi menyetir sambil mengingat wajah cantik Ella.
"Lucu juga melihatnya." Egi tersenyum, dia terbayang saat melihat Ella berjalan tanpa alas kaki. Bahkan high heel nya dia tenteng di tangan kirinya. Sambil sesekali memutar tubuhnya.
"Non Ella." sapa Reza.
"Asisten Reza." pandangan Ella menuju ke sumber suara.
"Mari Nona, silahkan masuk." Reza membukakan pintu mobil bagian belakang untuk Ella.
Ella membuka pintu mobil depan dan masuk ke dalam. Duduk di sanding kursi kemudi. Reza pun hanya diam dan menutup kembali pintu yang telah di bukanya.
"Maaf Non. Lebih baik Nona Ella duduk di belakang."
Ella tidak mendengarkan perkataan Reza. Dia malah memakaikan sabuk pengaman ke tubuhnya.
"Tenang saja. Vano nggak akan tahu. Jalan."
Reza mengendarai mobil dengan jantung berpacu. Sesekali dia menengok ke kanan dan kiri. Reza seperti seorang maling yang takut ketahuan.
"Vano nganter Oma. Tidak akan melewati jalan ini."
Ella merapikan penampilannya yang sedikit berantakan. Di lepaskan high hell miliknya, dan di lihat telapak kakinya yang terasa perih.
"Pantas." Ella tersenyum melihat luka di telapak kakinya.
"Kaki Nona Ella kenapa?" Reza khawatir saat melihat Ella meniup-niup telapak kakinya.
"Kena kerikil. Mungkin."
Reza mencari apotik terdekat dan berhenti.
"Nona Ella tunggu sebentar saja." Reza turun dari mobil dan masuk ke dalam apotik.
Reza keluar dari apotik dengan membawa kantong kresek hitam.
"Lebih baik diobati dulu Non." Reza membuka pintu mobil sebelah Ella.
"Hadap sini Non." Ella membuka sabuk pengamannya dan menghadap ke samping.
"Maaf Non." Reza duduk jongkok di depan Ella, tepat di pintu masuk mobil.
"Isssshhh."
Ella merasa sedikit perih di telapak kakinya saat tangan Reza menyentuh luka di telapak kaki Ella.
"Sakit." tanya Reza sembari melihat ke arah Ella.
Ella mengangguk dan menatap ke arah telapak kakinya. Spontan Reza mengangkat kaki Ella dan di letakkan di atas pahanya. Di tiup-tiup secara berulang-ulang.
"Sudah Re. Makasih." Ella menarik kakinya kembali.
Reza menutup pintu dan kembali masuk kedalam mobil.
"Kenapa telapak kaki Nona Ella bisa terluka." tanya Reza melajukan mobilnya kembali.
"Jangan panggil Non. Panggil saja Ella." ucap Ella merasa risih mendengarkannya.
"Maaf, saya tidak berani Non." ujar Reza.
"Jika berdua saja kamu bisa memanggil namaku. Jika banyak orang. Terserah." kata Ella.
"Maaf Non, saya tidak berani." kekeh Reza.
"Terserah." ucap Ella dengan jutek.
"Sama saja cari mati jika ketahuan. Soalnya nyawa taruhannya. Dia tidak tahu saja, betapa kejam kekasihnya." kata Reza dalam hati.
Sampai di depan restoran, Ella segera turun dan masuk ke dalam.
"Mbak, keluarga saya dan Vano masih di sini?" tanya Ella.
"Maaf mbak, beliau semua sudah pulang. Tadi Nyonya Risma menitipkan ini pada saya jika Nona Ella datang ke sini." karyawan restoran menyerahkan tas milik Ella.
"Terimakasih mbak." Ella mengambil tasnya.
Ella duduk di salah satu kursi restoran dan mengeluarkan ponsel dari dalam tas. Ada sebuah notifikasi pesan masuk. Ternyata pesan dari mamanya.
SAYANG MAMA DAN YANG LAIN PULANG DULU.
KAMI CARI KAMU TAPI NGGAK KETEMU.
KARYAWAN RESTORAN MELIHAT KAMU KELUAR. HUBUNGI MAMA JIKA KAMU SUDAH PEGANG PONSEL
Ella menghubungi mamanya dan mama Vano. Dia minta maaf karena sudah keluar restoran tanpa pamit.
"Kemana Reza." Ella celingukan mencari Reza.
"Gimana gue pulang?" gumamnya.
"Vano juga nggak ada kabar."
Ella memesan taksi online dan pergi ke hotel. Malam ini dia benar-benar ingin sendiri. Tanpa teman.
"Akhirnya." Ella merebahkan badannya di kamar hotel.
MAMA calling
Iya ma.
^^^Kamu di mana sayang.^^^
^^^Kenapa belum pulang.^^^
Ella tidur di apartemen ma.
^^^Dengan siapa.^^^
Sendiri.
^^^Ya sudah. Kamu hati-hati ya sayang.^^^
Iya ma. Malam.
Ella menonaktifkan ponsel miliknya dan membuang ke sembarang arah. Matanya menerawang melihat jauh ke atas. Dia segera bangun dari tidurnya dan membersihkan badannya.
Karena tidak membawa baju ganti, Ella memakai baju handuk yang di siapkan oleh hotel.
Di keluarkan rokok dari dalam tasnya. Ella berdiri di balkon hotel dengan rokok di mulutnya.
"Vano. Sebenarnya apa artinya aku untuk kamu." Ella kembali teringat perlakuan Vano pada dirinya.
Bel kamar hotel yang di tempatinya berbunyi. Di lihatnya siapa yang datang dari lubang kecil di pintu masuk kamarnya.
"Terimakasih." Ella membuka pintu. Dan mengambil minuman dan juga makanan pesanannya.
Diletakkan makanannya di atas meja. Di buka tutup botol wisky. Ella kembali ke balkon hotel. Tangan kiri memegang rokok, dan tangan kanan memegang botol wisky.
Ella berjalan masuk ke dalam dengan sempoyongan. Mulutnya mengeluarkan perkataan dengan tidak karuan. Dia membanting tubuhnya sendiri di atas kasur.
"Vanoo,,, Vanooo."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Putri Nunggal
sebenernya mereka bakal berjodo atau engak ya......penasaran dg kisah mereka tp kesel jg tingkah vano gimana akhirnya ya
2022-06-14
0
Jupilin Kaitang
kesian ella punyi kekasi namun sepertinya bukan kekasi,ditingal kan begitu saja sampai kapan harus bertahan seperti itu
2022-06-14
1
Putri Nunggal
jangan sampe oma ada niat terselubung soal nyuruh nganterin asistennya,
2022-06-14
1