Kopi darat

Namaku Rania, aku kuliah disalah satu universitas swasta di Yogyakarta. Aku bisa terdampar di Yogya karena suatu alasan. Bukan murni pilihanku.

2005 aku pertama kali menginjakkan kaki disini. Berasal dari kota kecil di bagian provinsi Sumatera selatan, awalnya aku merasa seperti anak hilang di Yogya, sendirian, nge kos, jauh dari orng tua. Ah, aku benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana aku bisa menjalani hari-hari ku selanjutnya. Tapi ternyata tidak sesulit yang ku bayangkan, buktinya aku menetap disini, sampai detik ini.

"Woy Ramen ngelamun aja," Via teman satu kos ku membuyarkan lamunan ku. Ya, dia memangilku Ramen.

"Kaget aku, lama banget ke perpus doang, dapet nggak buku yang dicari?"

"Ora ki, mungkin lagi dipinjem orang yo, apa aku tak beli aja ya?" tanya nya meminta pertimbanganku.

"Ya nek memang penting, dan bisa buat jangka panjang, beli aja. Daripada nunggu yang diperpus, kan nggak tau kapan baliknya."

"Yo wes Ran, temenin aku ke Toko buku yah nanti abis maghrib."

Aku ingat, habis maghrib nanti aku sudah ada janji dengan mas Farhan untuk kopi darat pertama kali. Aku nggak mau menunda itu. Aku penasaran dengan sosok nya.

"Walah, kalo abis maghrib ini aku nggak bisa vi, aku dah ada janji ketemu sama orang, besok piye?"

"Weeeeh, mie Ramen janjian sama orang? Siapa? Tumben."

Ya, Via paling tau bagaimana aku, dari sekian banyak teman satu kos, dia salah satu yang paling akrab dengan ku. Sering tidur bareng, kadang di kamarku, kadang di kamarnya.

Sering saling minjemin duit kalau pas kiriman ortu telat datangnya, sering curhat-curhatan soal apapun. Pokoknya dia teman kos yang merangkap jadi sahabat.

"Ada lah, baru kenal kok, kenal lewat radio," jawabku sambil tertunduk malu.

"Hah? Hahahaha, kaaan kemakan omongan sendiri, jare lebay, alay, kurang gawean, nyari temen kok lewat radio, di kampus yo banyak, lah ternyata," cerocosnya dengan suara brisik dan membuat beberapa orang yang duduk di situ melihat ke arah kami.

"Sssst, jangan keras-keras. Malu tuh orang pada ngeliatin."

"Lah kamu lucu kok, sejak kapan kamu ikut acara kenalan lewat radio begitu? Kamu kan sering ngece aku nek aku cerita soal program itu. Lah kok sekarang kamu dengerin, ikutan, eeee udah dapet kenalan dan mau ketemuan lagi. Aku aja baru SMS dan telpon doang," dia masih nyerocos tanpa memberiku kesempatan ngomong.

"Aku iseng aja waktu itu, ntah kenapa pas program itu aku nyimak, biasanya nggak pernah tak simak kok kamu tau sendiri toh, dan entah kenapa aku tertarik dengan satu nama yang disebutkan sama penyiarnya, yaudah aku catet aja nomernya, terus iseng tak hubungi, eh kok malah berlanjut sampai sekarang, dan hari ini dia ngajak ketemuan," jelasku padanya.

"Siapa namanya? Emangnya udah berapa lama kenalnya?"

"Ada deh, kurang lebih tiga bulan ini lah."

"What? Tiga bulan? Kok aku nggak tau toh? Kok kamu nggak cerita, iisssh sopo jenenge?"

"Kapan- kapan aku kasih tau namanya, lagian kan kamu tau, sebelum ini setiap kamu nyeritain tentang program itu ke aku, aku selalu ngece, terus sekarang ujug-ujug aku malah dapet kenalan dari situ, yo aku malu mau ceritanya."

"Hahaha, makanya men Ramen, jangan asal ngece sesuatu sekarang ketulah toh," ejek nya.

"Wes ah, aku mau pulang ke kos, mau mandi. Nanti abis maghrib mau pergi," jawabku sambil berlalu dari si bawel itu

"Weeeh, tunggu, aku ya mau pulang kok, bareng," dia berlari mengejarku.

Selesai sholat maghrib, aku bersiap untuk pergi. Celana jeans, kaos hitam biar nggak keliatan gendut, sedikit bedak, dan lipgloss.

Ringtone khas kolopaking pun tiba-tiba berbunyi dari Hp ku.

"Dek, udah siap? Tak jemput sekarang ya?" pesan masuk dari mas Farhan.

"Oke mas, tak tunggu," jawabku.

Sembari menunggu kedatangan mas farhan, aku pun tidak beranjak dari depan kaca, ku lihat ada yang kurang nggak ya? pantes nggak ya kayak gini? bedakku ketebelan nggak? lipgloss ku ketebelan nggak. Ya, aku khawatir penampakanku memalukan. Jujur saja, jantungku gugup seperti orang mau di tagih hutang, deg-deg an. Semoga saja pertemuan ini lancar, baik-baik saja, jangan sampai dia meninggalkan aku di pinggir jalan gara-gara wujudku yang tidak sesuai dengan bayanganya.

"Dek, aku dah sampe, aku tunggu di depan ya."

"Oke mas, sebentar ya."

Dan aku pun keluar, aku melihat dia masih di atas motornya yang cukup besar itu, motor macan. Masih memakai helm, masker dan sarung tangan. Sama sekali nggak keliatan wajahnya. Tapi dari postur tubuhnya dia terlihat tinggi, jaket hitam yang dipakainya membuat dia juga terlihat keren.

"Farhan," dia memperkenalkan diri sekali lagi, kali ini secara langsung, sambil menyodorkan tangan untuk mengajakku bersalaman.

"Rania," sambutku, sambil tersenyum.

Tangan kami sama-sama dingin dan basah.

Apa iya dia juga deg-degan sepertiku?

"Monggo dek, naik, kita cari tempat ngobrol," ajaknya.

Aku pun agak kesulitan naik ke motor itu, motor itu terlalu tinggi bagiku. Dan lagi-lagi dia membuatku gugup, saat dia menyodorkan tangannya supaya bisa ku jadikan pegangan untuk menopang tubuhku yang pendek ini. Demi apa? Dia wangi banget!!

Dan akhirnya motor itupun melaju. Aku nggak tau dia mau bawa aku kemana, dan entah kenapa aku tidak khawatir ataupun takut, pergi dengan orang yang baru saja ku kenal, dan sampai motor itu sudah melaju cukup jauh pun aku belum tau wajahnya seperti apa.

Sepanjang perjalanan kami hanya diam, tidak ada pembicaraan, karena dia mengendarai motornya dengan kecepatan yang cukup tinggi bagiku, 80 - 100 km/jam.

Akhirnya kami pun sampai di suatu tempat, Bukit Bintang Wonosari.

Sumpah, itu pertama kali aku kesana, karena tempat itu lumayan jauh dari kos ku, jalannya yang berliku dan menanjak membuatku tidak pernah tertarik mendatanginya, karena aku gampang pusing. Tapi hari ini nggak, aku nggak pusing, aku nggak mual, aku happy.

Saat mau turun dari motor lagi-lagi dia menyodorkan tangannya untuk ku pegang, agar aku tidak jatuh. Jangan ditanya, jantungku semakin menggila. Walau aku belum tau seperti apa wajahnya.

Dan saat itu pula aku memperhatikan nya membuka sarung tangan, helm, lalu masker nya. Tanpa berkedip. Dan saat wajah itu terpampang didepan mataku. Jantung ini semakin tidak terkendali, ada suara hati yang seolah mau meneriakan sebuah kata.

"MasyaAllah"...

Terpopuler

Comments

Hearty 💕

Hearty 💕

Ganteng yaaa (ʘᴗʘ✿)

2021-09-11

0

Tataxx

Tataxx

Jangankan sampe kopdar, baru marahan dikit ae trs putus🤣🤣🤣🤣

2021-06-15

0

Linkgar Utsukushii

Linkgar Utsukushii

kira" mau jwb "ganteng" apa "jelek" ya 😂🤔
bisa" mlh "masyaAllah jelek" nya 😂😂

2021-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!