Hawa berjalan memasuki rumah dengan senyum yang mengembang di wajah nya, hawa senang karena ia diterima kerja di tempat laundry itu.
hawa bisa pergi dari rumah itu,dan tinggal di tempat laundry tersebut.
Sarah pemilik laundry itu, menyiapkan Kamar untuk karyawan yang mau tinggal di ruko tersebut.
"saya mau melamar kerja di laundry ini, tapi saya masih sekolah...saya bisa kerja sepulang dari saya bersekolah, tidak apa-apa sampai malam Juga!
saya membutuhkan pekerjaan!"
ucap hawa saat bertemu dengan pemilik laundry Tersebut.
terlihat beberapa tumpukan baju yang sudah di kemas, sudah dipastikan laundry ini cukup ramai dan sudah banyak pelanggan.
"apa yang kamu bisa?"
ucap Bu Sarah ramah bertanya sambil menilik penampilan Hawa.
"saya bisa mencuci baju, menyetrika.. masak dan pekerjaan rumah lainnya, saya biasa melakukan nya!"
tutur hawa, berharap simpati dari perempuan yang usianya sekitar empat puluh tahunan, namun terlihat masih cantik dan awet muda.
"apa orang tua kamu mengizinkan? siapa nama kamu?"
"Hawa, nama saya Hawa rizkia islami" ucap hawa tersenyum
"ibu saya telah lama tiada,HM.. ayah saya sudah menikah lagi,tapi beliau sudah mengizinkan saya bekerja"
sarah merasa iba mendengar penuturan gadis yang baru menginjak belia itu,"benarkah Ayah nya mengizinkan nya bekerja?"
gumam Sarah dalam benak nya, Sarah khawatir mengganggu jam belajar gadis itu.
"tapi tak ada salahnya memberikan anak itu kesempatan...."ucap Sarah sendiri
kemudian meminta hawa untuk mempraktekan pekerjaan yang hawa bilang terbiasa melakukan nya.
sarah tersenyum melihat pekerjaan Hawa yang cukup rapi dan cepat.
"kamu boleh kerja disini mulai besok Hawa, sepulang sekolah kamu dari jam satu sampai jam delapan malam! bagaimana?tapi apa Nanti tidak menggangu waktu belajar kamu Hawa?"
"tidak Bu, Hawa bisa belajar pulang dari sini!"
"oh ya sudah,upah kamu dua juta perbulan,dan harian nya tiga puluh ribu? bagaimana?"
ucap Sarah menjelaskan dengan detail perihal gajinya.
"Alhamdulillah...saya mau bu! terima kasih!"
ucap hawa mencium tangan Sarah berulang kali.
saking senangnya karena Sarah mau menerima nya di laundry itu.
"ya sama sama Hawa,di sini juga ada kamar kalau kamu mau tinggal disini..ada mimin yang sudah lama ikut dengan saya!"
ucap Sarah senyum melihat wajah hawa yang tampak senang.
"ya Bu ..saya mau,nanti saya bicarakan dengan majikan saya!"
***
Hawa terdiam saat melihat Surya dan Dena yang sudah bersiap dengan beberapa koper yang berada di Samping nya.
"ayah mau kemana?"
ucap Hawa mengahampiri mereka berdua.
"hawa , ayah dan mami Dena hendak pergi keluar negeri...ada pekerjaan bisnis, sekaligus kita mau honeymoon.. kamu dan langit jaga rumah ya!"
ucap Surya membuat Hawa terpaku sejenak.
"tapi ayah... hawa sudah mendapatkan kosan baru,dan besok Hawa akan pindah!"
"tidak hawa, nanti saja!
kalau kamu pindah kost nanti siapa yang mengurus rumah ini,,kamu boleh pindah nanti jika kita sudah kembali!"
ucap Dena mendahului Surya yang ingin berucap.
tak lama langit sampai di rumah, langit melihat Hawa yang mematung Sendiri karena perintah Dena yang menyuruh nya untuk mengurus rumah itu.
"sayang....mami pergi dulu ya sama ayah Surya!
gak lama paling sebulan atau dua bulan...kamu baik-baik sama Hawa ya, masalah uang mami akan transfer."
ucap Dena dan di angguki oleh langit.
bukan hal yang baru untuk nya, langit sudah terbiasa dengan keadaan seperti itu.
Dena pasti pergi berlibur bersama suami baru nya itu.
***
hawa masuk ke dalam kamar dengan langkah gontai, harapan nya untuk pergi dari rumah ini langsung hilang.
ia terpaksa menuruti perintah sang ayah, hanya satu Bulan paling lama dua Bulan.setelah itu ia bisa pergi meski Kini ia harus terperangkap untuk sementara waktu.
hawa keluar dari kamar menuju dapur, ia lapar dan membuka lemari es.
'kosong.......'
hawa mendesis sebal karena tak mendapati apapun di lemari es Tersebut.
hawa berjalan melihat ke arah kolam renang, tampak langit yang sedang berenang sendirian di kolam renang, pandangan kedua nya bertemu.bergegas hawa kembali ke dalam.
"astaga... kenapa sih harus terperangkap di rumah ini!"
ucap hawa mengacak rambut nya sendiri.
langit tersenyum melihat tingkah hawa yang langsung berbalik badan saat melihat ia sedang berenang sendirian.
**
langit berjalan ke arah dapur dan melihat persediaan bahan makanan yang sudah habis, bergegas langit mengetuk pintu kamar hawa untuk mengajak nya berbelanja bahan makanan ke supermarket yang berada di mall.
tok..tok...
"Hawa...... cepat Keluar"
ucap langit memanggil di balik pintu.
"apa?"
ucap hawa dengan malas membuka pintu, karena saat ini ia benar benar malas untuk melakukan hal apapun termasuk memasak.
"eh buka pintu nya,sini keluar!"
ucap langit menarik Tangan hawa.
"langit jangan macam macam...!"
"ih pede banget, ngapain gue macam macam sama Lo....ya gue sih mau kalau Lo yang minta!"
ucap langit membuat hawa membulat kan mata nya.
"Eh......!"
ucap langit menahan pintu yang hendak di tutup oleh hawa.
"gue bercanda,kita ke supermarket sekarang!
belanja kebutuhan rumah!"
ucap langit membuat hawa menghentikan langkahnya.
"mami udah transfer duit nya ke gue ...Lo siap siap!
gue tunggu di depan,gak pakai lama..!"
ucap langit langsung pergi ke depan rumah.
langit terkekeh melihat penampilan Hawa yang memakai kacamata hitam, masker, dengan kepala nya tertutup oleh penutup jaket yang ia pakai.
"kamu kayak tukang urut... kenapa harus tertutup seperti itu?"
"males, takut ketemu sama fans kamu di mall, yang ada besok aku di kerjain habis habisan..!"
langit kembali terkekeh mendengar penuturan hawa yang tak ingin identitas nya diketahui,
harus nya hawa bangga bisa pergi dengan nya, meski hanya sebatas berbelanja kebutuhan rumah mereka, banyak yang menginginkan hal itu, namun berbeda dengan hawa yang justru dekat dengan langit membawa masalah besar untuk nya.
keduanya berjalan beriringan memilah dan memilih barang barang yang hendak di beli, seperti beras dan mie instan yang menjadi favorit keduanya.
langit berjalan Sambil memegangi trolli belanjaan.
langit tersenyum melihat Hawa yang sedang memilih beberapa sayuran dan lauk pauk.
waktu berjalan begitu cepat, kemarin ia bahkan tak mengetahui keberadaan nya sebagai anak baru di sekolah,tapi hari ini mereka justru berbelanja berdua layaknya sepasang suami istri yang baru menikah.
"kalau beli telor nanti pecah gak ya!"
ucap hawa menatap wajah langit yang juga tengah memperhatikan nya.
"ya gak lah, aku biasa beli sama Mami!
udah cepat beli dua kilo!"
"gak kebanyakan?"
"gak .....!"
ucap langit singkat melihat seseorang yang seperti nya ia kenal.
"hawa kamu tunggu disini jangan kemana-mana!
aku ada perlu sebentar!"
ucap langit meninggalkan hawa dan belanjaan yang masih dalam trolli.
langit mengejar seorang perempuan cantik yang akhir akhir ini dekat dengan nya, namun hari ini ia melihat perempuan itu bersama seorang pria yang ia kenali.
"oh jadi mereka diam diam lagi pdkt?"
ucap langit tersenyum.
teman yang selalu mendukung nya bersama Violla justru saat ini mereka berdua tengah bermesraan di sebuah restoran.
"ayo ...ke kasir!
setelah itu kita pulang...."
ucap langit sambil menarik trolli tersebut.
hawa memperhatikan langit yang langsung berubah dingin setelah ia kembali dari mengejar seseorang, entah siapa?
namun cepat hawa tak menghiraukan hal itu.
karena hal itu bukan urusan nya.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments