Hawa tersentak saat membalikkan tubuhnya dan melihat langit berada di hadapan nya.
"kamu?"
"ya kenapa?"
ucap langit menatap wajah hawa yang menegang.
"gue laper... bikinin gue nasi goreng!"
ucap langit duduk di pantry.
"bikin aja sendiri, emang aku pembantu?"
"bukan pembantu tapi Lo kerjain semua nya sendiri?"
"ya itu karena.......!"
ucap hawa terhenti saat langit mendekati nya dan menyudut kan ke meja.
"Lo itu kan sekarang Ade tiri gue untuk sementara waktu, jadi Lo bikinin gue makanan!"
ucap langit menatap wajah hawa tanpa kacamata yang selalu ia pakai jika di sekolah.
rambut keriting nya sedikit terurai dekat pelipisnya.
"ya udah sana!"
ucap Hawa mendorong tubuh langit yang hampir menghimpit nya.
langit memperhatikan Hawa yang sedang membuat nasi goreng dengan bibir nya yang terus manyun.
"nih .....!"
ucap hawa hendak melangkah pergi,tapi langit menahan langkah nya.
"apa lagi?"
ucap hawa mendengus.
"temenin gue!"
"udah minta di bikinin, sekarang minta di temenin.dasar aneh!"
"bukan nya Lo juga aneh!"
"maksud Lo ..?"
"ya selalu bertahan dengan kehidupan yang membuat Lo lelah sendiri!"
"itu karena gue gak punya pilihan...Lo pikir gue mau tinggal disini?!"
ucap Hawa kemudian pergi meninggalkan langit yang mematung sendiri.
langit terdiam merasakan nasi goreng buatan Hawa, nasi goreng terenak yang pernah ia nikmati.
"kok hawa tahu ya aku suka pedas!"
"hawa......!"
ucap langit mengahampiri kamar hawa untuk meminta maaf atas ucapan nya tadi.
"apa lagi langit?"
"kak langit, gue Abang Lo!"
"untuk sementara waktu....aku Mau tidur, jangan ganggu!"
kata hawa menutup pintu.
langit tersenyum mendengar penuturan hawa yang sempat ia lontarkan tadi.
**
pagi menjelang..
hawa sudah bersiap untuk pergi ke sekolah.
"kamu mau berangkat sama langit?"
ucap Dena yang melihat hawa berdiri di depan pintu rumah, sementara langit tengah mengelap motor kesayangan nya itu.
"gak....Lo jangan berangkat sama gue, kalau Lo mau belajar dengan tenang di sekolah!"
Hawa mengernyitkan dahinya mendengar penuturan langit yang begitu percaya diri kalau Hawa berharap bisa berangkat sekolah bersama nya.
"loh emang kenapa?"
ucap Dena kemudian surya menyembul dari balik pintu.
"ya lah, gue kan ......!"
ucapan langit terhenti saat melihat surya berdiri di samping maminya.
"yah ..hawa ikut sama ayah sampai depan ya, hawa nanti naik angkutan umum aja!"
"Kenapa gak bareng sama langit aja!?"
"gak ah ....hawa mending naik angkutan umum aja!"
ucap Hawa memalingkan wajahnya dari langit yang sudah siap berangkat.
langit mengikuti mobil dena di belakang, hawa turun dari mobil saat sampai di halte bus.
"hati hati ya ..!"
"ya yah.....!"
ucap hawa kemudian menghampiri halte Bus.
langit memperhatikan perempuan yang rambut nya di ikat persis buntut kuda, namun tampak lucu dengan rambut nya justru tidak terlihat seperti buntut kuda karena rambut nya yang keriting itu.
"hei....kok dari tadi Lo gak naik naik bus sih?"
ucap langit menghampiri hawa yang berdiri di halte sendiri.
hawa tak menjawab hanya menggeleng kan kepalanya mendengar ucapan langit yang berada di hadapan nya itu.
karena sejak tadi bus selalu terisi penuh.
"hawa Lo budeg?"
"sejak kapan sih kamu ngurusin aku?"
ucap hawa jengah dengan pria yang sejak kemarin membuat nya geram.
"sejak aku jadi Abang tiri Lo...!"
"untuk sementara waktu.....!"
ucap hawa membuat langit terkekeh.
kenapa nasibnya sama seperti cewek kriwil itu, langit memperhatikan wajah hawa yang begitu betah dengan kaca mata bulat nya itu.
"ayo naik, sebentar lagi jam tujuh!
kalau gak mau gak apa-apa, di depan sana tuh macet! Lo bisa kesiangan"
hawa terdiam, justru ia lebih takut dengan fansnya langit dibandingkan harus berurusan dengan guru BP.
"cepat.....!"
ucap langit menarik tangan hawa hingga menempel pada tubuhnya,hawa langsung terkesiap replek mendorong tubuh langit.
"mendingan kesiangan dari pada harus berurusan sama fans fanatik kamu!"
"oh, Lo tahu ya kalau gue idola di sekolah!"
langit tersenyum percaya diri...
"ya, tapi gue gak termasuk fans Lo yang aneh itu!"
langit terkekeh kecil mendengar penuturan hawa yang terang Terangan tak menyukai nya.
"udah...buruan naik!
lama Lo!"
ucap langit sambil mengarahkan Hawa untuk naik ke motor nya.
karena waktu semakin mepet akhirnya hawa naik ke motor sport milik langit.
tak berapa lama mereka sampai di gerbang sekolah, hawa menepuk pundak langit.
"apa?"
"kenapa sih Lo turunin gue disini?
sengaja Lo mau gue di keroyok sama fans aneh Lo itu?"
ucap hawa sambil mendesis kemudian pergi, banyak pasang mata yang memperhatikan nya tidak suka.
"hei...kok Lo bisa sama si mata empat itu?"
ucap Rido sambil terkekeh,di ikuti Ibra dibelakang.
bukan hanya keriting, tapi kini ada juga yang memberikan julukan hawa mata empat.
"ah Lo mau tahu aja!"
ucap langit berjalan di koridor bersama teman teman nya itu.
"awas ya, jangan bilang Lo suka sama cewek kriting itu?"
"ya gak lah....gak mungkin banget!"
benar kah begitu, lantas kenapa ia begitu peduli dengan perempuan yang kini menjadi bahan bulian di sekolah.
seharusnya ia tak perlu merisaukan perihal hawa yang mungkin Saja bisa kesiangan.
harus nya dia tak perlu memperdulikan hal itu.
langit terdiam menilik keadaan hati nya, yang entah kenapa merasa khawatir dengan nasib Hawa yang mungkin tak lagi aman karena mereka melihat hawa yang turun dari motor nya.
"hawa .......!"
ucap Violla masuk ke kelas.
"punya nyawa berapa Lo berani deketin langit? gak ngaca ... atau gak punya kaca!
emang Lo pikir,Lo itu pantas dekat dekat sama gebetan gue!"
ucapan Violla langsung menohok hati nya, hawa mematung mendapatkan tatapan tajam dari teman teman nya Violla.
"kalau sampai ada yang ngadu lagi sama Gue,Lo berani deketin langit...
siap siap aja Lo minta surat pindah dari sekolah ini!"
ucap Violla kemudian pergi meninggalkan Hawa yang membisu.
"wa .. kamu gak apa-apa?"
ucap Erin menepuk pundak hawa yang sedikit kaku.
"gak apa-apa Rin?!"
ucap hawa menelungkupkan wajah nya di meja.
masalah baru datang lagi di hidup nya, siap siap saja menjadi bahan bulian fansnya langit.
kesal dan geram jika mengingat nama itu, harus nya ia memilih untuk kesiangan dari pada mengambil resiko seperti ini.
"sok cantik...... anak baru banyak tingkah,berani banget saingan sama Violla..!"
ucap seseorang saat hawa berjalan di koridor sekolah.
bergegas hawa mempercepat langkahnya untuk keluar dari gedung sekolah, langit memperhatikan Hawa yang berlari kecil menuju gerbang sekolah.
hawa berjalan menyusuri trotoar jalan, Hawa berniat mencari pekerjaan dan melihat lihat ruko yang berjejer tak jauh dari tempat sekolah nya.
hawa tersenyum saat membaca lowongan kerja di sebuah laundry yang sedang membutuhkan tenaga kerja...
ia harus mandiri,dan segera pergi dari rumah itu.lebih baik menjauh sebelum keadaan bertambah rumit.
bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments