langit membelokkan mobilnya menuju halaman sebuah kafe yang banyak di kunjungi khusus para remaja, karena kafe tersebut mengusung tema ABG.
"ngapain kesini!?"
tanya Hawa, ia khawatir jika bertemu dengan teman teman sekolah nya,mungkin saja ada beberapa yang sedang nongkrong di kafe yang cukup ramai itu.
"makan lah, kalau ke hotel baru ngajak tidur!"
ucap Langit terkekeh melihat hawa menganga.
'enteng sekali ia berbicara...'
"gak mau, aku tunggu di sini aja!
takut nya ketemu sama teman teman kamu yang lagi nongkrong mungkin..!"
"kenapa sih mesti takut?
kenapa kamu gak lawan aja mereka yang menindas kamu?!"
"ya aja kalau cuma satu, mereka itu banyak!
aku pasti kalah Lah...!"
"nanti aku bantu!"
"bantu keluar dari sekolah?
jangan aneh pokok nya aku mau pulang!"
ucap Hawa memalingkan wajahnya dari langit.
Langit masuk ke dalam mobilnya tanpa mengatakan apapun pada Hawa, Tapi saat ini ia benar benar merasa lapar.
Langit tersenyum kemudian menepikan mobilnya yang tengah melaju, mendekati penjual Ayam geprek yang mangkal di pinggir jalan.
"mau gak.....?"
"apa?"
"ayam.....!"
ucap Langit menunjuk pada pedagang yang menjual ayam geprek.
langit turun tanpa meminta persetujuan dari Hawa, saat ini ia hanya ingin makan.karena sejak tadi cacing yang berada di dalam perut nya terus berdemo.
hawa melihat langit kembali dengan dua dus makanan yang berisi nasi dan ayam geprek.
"nih ambil....!"
ucap langit menyodorkan kotak tersebut pada hawa yang sejak tadi diam, hawa menilik langit yang langsung membuka dus tersebut dan memakannya dengan lahap.
"kamu ngapain lihatin Aku?
baru lihat gimana cowok cakep makan!"
ucap langit tersenyum melihat Hawa yang langsung memalingkan wajahnya,tanpa menyentuh makanan itu.
"laper sih,tapi nanti saja lah makan dirumah!"
tutur hawa dalam hati nya.
setelah selesai makan langit kembali melajukan mobilnya menuju rumah, hujan rintik rintik di tambah angin berhembus kencang membuat udara Terasa dingin.
langit menurunkan barang belanjaan mereka ke teras rumah.
"bawa nya sedikit sedikit aja!"
ucap langit tanpa menoleh.
hujan semakin deras, angin bertiup kencang.ditambah petir yang menggelegar tak membuat hawa takut justru ia biasa saja.
"kamu gak takut?"
ucap langit sambil membawa plastik yang berisi makanan ke dapur.
"biasanya cewek langsung teriak kalau dengan petir...!"
"oh....aku udah biasa,aku di kosan sendiri dan aku menanggapi nya dengan tenang"
ucap hawa sambil membereskan makanan ke dalam lemari es di bantu oleh langit.
"ah..........!"
ucap Hawa replek menyentuh tangan langit saat suara petir menggelegar dengan kencang hingga membuat listrik langsung mati.
keduanya terdiam dalam gelap hanya deru nafas dari keduanya yang terdengar.
"aku cari lilin....!"
ucap langit menarik tangan Hawa untuk mengikuti langkah nya.
keduanya duduk di bawah sambil menatap cahaya lilin yang menyinari sebagian ruangan Tersebut.
bukan hanya ngantuk,tapi hawa juga merasa lapar hingga suara cacing dalam perut nya terdengar oleh langit.
"coba kalau kamu tadi makan,gak bakalan kelaparan sampai cacing dalam perut kamu bernyanyi riang..!"
ucap langit terkekeh.
namun hawa tak memperdulikan celotehan langit, ia bungkam saja.
mungkin jika tidak ada hawa Langi akan sendiri di kegelapan ini, bukan hal yang aneh tapi saat ini langit merasa senang karena ia tak sendiri seperti hari hari sebelumnya.
langit beranjak dari duduknya berjalan memasuki dapur dengan senter yang menjadi penerang nya.
"nih... makan!"
ucap langit, tak lama kembali membawa roti untuk Hawa.
"kayaknya cukup lama listrik nya mati.. kalau dengar petir nya sih, kemungkinan ada yang kena!"
ucap langit membuka obrolan agar hawa tak merasa canggung.
hawa mengunyah roti nya sambil mendengarkan langit bicara..
pria yang tampak sempurna di hadapan fansnya itu, justru terlihat memiliki kehampaan dalam hidupnya.seperti hal nya hawa yang juga merasa hidup nya hampa dan sepi.
lama kelamaan hawa merasa ngantuk kemudian meringkuk didekat langit yang duduk bersila.
udara cukup dingin, untungnya tidak begitu banyak nyamuk jadi hawa bisa tidur dengan nyenyak di atas tangan nya sendiri sebagai bantalan.
waktu menunjukkan pukul dua belas malam, langit terbangun dan melihat hawa tidur tak jauh dari nya.
raut wajah nya tenang, terlihat Manis dengan wajah yang tak berhias makeup seperti Violla yang tak pernah lepas dengan makeup, justru Hawa tampak natural dan apa adanya, Namun entah kenapa justru kesederhanaan yang hawa miliki mampu membuat hati nya menghangat seketika, Namun cepat langit menepis perasaan nya.
"hawa hanya orang asing yang hanya sementara waktu tinggal di rumah ini....."
gumam langit sendiri untuk menetralkan pikirannya.
langit beranjak naik ke sofa untuk melanjutkan kembali tidur nya setelah mengambil selimut untuk hawa,cepat menjauh karena setan Terus berbisik untuk memeluk perempuan yang kini tengah meringkuk kedinginan, Namun otak nya masih waras untuk melakukan hal itu.
mengingat siapa hawa dan dirinya yang mungkin kebersamaan ini hanya sesaat karena Langit tak tahu berapa lama dena bertahan dengan Surya.
pagi itu hawa bangun dan melihat keadaan sekitar nya, ia tertidur meringkuk di atas permadani yang tergelar di ruang Tv.
hawa melihat langit yang tertidur pulas di atas sofa menjauh dari nya.
bergegas hawa bangun dengan rambut keriting nya yang acak acakan, kemudian hawa mengikat nya tinggi.
"langit... bangun!
sudah jam enam...aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita!"
ucap hawa Sambil berlalu pergi menuju kamar nya.
ia hendak mandi untuk bersiap siap pergi ke sekolah, setelah tadi ia mengerjakan pekerjaan rumah hingga membuat sarapan.
hawa sudah siap dengan seragam sekolah nya, tersenyum saat melihat langit yang juga sudah siap dengan seragam sekolah nya.
"terima kasih.....!"
ungkap langit senyum sambil mengunyah nasi goreng yang sudah disiapkan hawa untuk nya.
sebelumnya langit selalu sarapan di luar, karena Dena yang selalu sibuk, ia enggan makan sendiri di meja makan.
hawa menanggapi nya dengan biasa, mencoba menjaga hati nya untuk tidak tersentuh oleh kebaikan langit.
keduanya berangkat sekolah terpisah,kali ini hawa sudah memesan ojek online, tak lagi bermasalah karena ia berangkat sekolah bersama langit.
langit dan Hawa Sampai di gerbang sekolah bersamaan,namun hawa memalingkan wajahnya dan berlari kecil menuju koridor sekolah.
suasana sekolah tak seperti hari kemarin, mungkin keadaan sudah lebih baik..hawa memang harus menjauhi langit, jangan sampai ada yang tahu jika mereka satu rumah.
Hawa mengikuti pelajaran seperti biasa ,tak lama bel istirahat berbunyi.
"mau ke kantin gak wa?"
ucap Erin merapikan buku Buku nya ke dalam tas.
"gak tau...gak laper!
mau ke perpustakaan aja Rin...!"
"oh gitu...ya udah aku ke kantin dulu, nanti aku nyusul kamu ke perpustakaan..!"
kemudian keduanya keluar bersama namun berlawanan arah karena hawa berniat ke perpustakaan.
"silahkan aja do, kalau Lo suka sama Violla dan bisa ambil hati nya, gue sih gak masalah,tapi bisa kan Lo gak nyuruh nyuruh gue deketin dia juga! kalau Lo juga mau Sama dia,
Lo aja fokus sama keinginan Lo itu"
ucap langit dan terdengar oleh hawa yang melewati kelas langit, entah apa yang terjadi?
hawa melihat langit keluar dari kelas dengan raut wajah dingin.
keduanya sama sama terdiam menatap wajah masing-masing, Namun cepat langit memalingkan wajahnya dan berlalu pergi..
awalnya langit tak ingin membicarakan Violla namun saat tiba dikelas Rido menanyakan perihal Violla pada nya, membuat langit membeberkan tentang kejadian kemarin.
"lanjut aja do,gue dukung!
harus nya dari awal Lo jujur,gak usah main belakang!"
"ya tapi Violla suka sama Lo?!"
tutur Rido mencari alasan.
"apapun itu, gue gak masalah!
silahkan aja Lo deketin Violla do, karena gue gak suka sama Violla"
percakapan kedua nya sebelum langit keluar dari kelas.
bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Sumarni Eni
lanjut
2022-02-26
1