"mami kenapa ngga bangunin dinda sih,, dinda kan mau ikut jalan jalan dari kantor" ucap dinda yang bangun kesiangan
"mami ngga tau sayang kalau kamu mau pergi" jawab mami dinda
"terus aku bagaimana, papi ngga izinin aku pergi bawa mobil sendiri, mami aku mau ikut" rengek dinda
"iya mami telfon papimu dulu" ucap mami ana
setelah menghubungi suaminya mami ana mengatakan pada dinda untuk pergi diantar supirnya namun dinda ngga mau karena supirnya pada pendiem dan bikin bosan dijalan
"ya sudah kamu ajak reza aja" ide mami
"ide bagus mi,dinda berangkat mi da..daaa"
reza yang hari ini memang diminta untuk mengantar dinda jadi sudah siap di depan rumah dinda setelah mengantar papi dinda kekantor
"pak reza antar saya ke pantai XXX .bapak tau kan?" tanya dinda
"ada aplikasi MOPS non," jawab reza singkat
kedua nya menaiki mobil dan melaju dengan kecepatan sedang. sebelumnya reza memanggil dinda dengan sebutan bu namun dinda menolak karena merasa terlalu tua, jadi reza menggantinya dengan kata non. meski dinda menyuruhnya untuk memanggil nama saja
"pak reza hari sabtu ngga libur"tanya dinda
"selama pak tirta minta saya harus siap kapan pun," jawab reza singkat
"astaga papi , harusnya pak reza menolak jika tak masuk akal dengan pekerjaanya" dinda menyibikan bibirnya
"kalau begitu harusnya saya menolak mengantarkan non dinda sekarang" jawab reza datar saja
"ihhhh,, nyebelin banget sih ini asisten papi" gumam dinda
tembok aja kalah datarnya dinda mencibikan bibirnya dan mulai diam karena kesal sendiri mengajak reza berbicara
dinda tertidur diperjalanan yang lumayan jauh akan memakan waktu 2 jam untuk sampai tempat tujuan.
"non dinda sudah sampai, mau turun atau pulang lagi?" tanya reza yang lelah membangunkan dinda
"non dinda" reza mendekatkan wajahnya ke wajah dinda agar lebih mudah didengar dinda, namun saat wajah reza berada tepat didepan dinda,
"aaaaaaa, pak reza mau ngapain!" dinda berteriak kaget dan reza reflek membungkam mulut dinda agar tak dicurigai orang
"saya bangunkan non dari tadi. tapi seperti kerbau tak mau bangun!" reza bersikap seolah tak terjadi apa-apa
"apa yang kamu fikirkan? atau kamu mau diapa-apain hemm" dengan wajah datarnya reza mengucapkan hal seperti itu
"dasar orang aneh, harusnya anak papi itu pak reza bukan aku!" dinda hendak keluar mobil dan " pak reza bisa pulang aku mau pulang dengan temanku saja naik bus" jebret dinda menutup pintu keras
dinda menghampiri maya dan keduanya menikmati liburan yang disiapkan oleh kantornya, sampai dipantai semua karyawan berpencar dengan geng dan temannya masing-masing
waktu semakin sore dinda yang lelah mencari penjual minuman untuknya dan maya, dan tak tau ternyata maya terkilir akhirnya aldo atasan dinda menggendong maya kearah mobil dinda.
"pak reza" dinda memanggil reza yang duduk di dekat mobil dengan kaos hitam dan celana jeans serta topi dan juga tak lupa kacamata hitam.
"astaga dia tampan sekali, kenapa aku baru menyadarinya" ucap dinda "pak tolong buka pintunya teman saya sedang terluka
"duduk depan saja bu dinda biar saya yang jaga maya" ucap aldo melihat lirikan tak enak pada reza saat melihat dinda akan duduk dibelakang
"baiklah, pak reza tolong antarkan kami pulang. tapi nanti antar pak aldo pulang dulu" dinda menatap reza
"baik non" reza mulai mengemudikan mobilnya kearah jalan pulang meninggalkan pantai
reza melepas kacamata hitam dan topinya dan dinda melirik kesamping dimana reza duduk, kepalanya fokus dengan ponsel tapi matanya tak bisa dibohongi dinda terpesona oleh reza yang ada disampingnya
saat berangkat tadi reza masih mengenakan kemeja dan dasi yang memperlihatkan sisi tegas dan berwibawanya. sedangkan saat ini ia terlihat lebih tampan dan manis
"ehemmm" reza berdeham tanpa alasan entah dia sadar sedang diperhatikan dinda atau memang dia merasa mengantuk saat ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments