lima

pagi hari ini aku harus berangkat sendiri karena bibi sudah lebih dulu berangkat dari subuh, bibi bilang ada sesuatu yang harus di urus di pesantren ala hasil bibi harus berangkat lebih dulu.

bicara soal bibi yang ingin menikah jujur sebenarnya aku agak berat namun aku tidak ingin mengambil kebahagiaan bibi sudah saatnya bibi punya lembaran baru dengan imam yang baru untuk nya jadi aku tak ingin menjadi penghalang nya.

"bruk...aduh..." suara anak kecil yang terjatuh didepan ku yang ku perkirakan umurnya sekitar 8 tahunan.

"adik kamu gak apa-apa sini ayo kakak bantu berdiri" ucapku sambil membantunya berdiri.

"hiks..... sakit...kakak.... hiks" ucap anak kecil itu sambil berlinang air mata.

"ayo naik ke punggung kakak, nanti kakak anterin" ucapku sambil membelakangi anak itu.

"hiks....hiks tapi aku berat kakak"

"gak apa-apa ayo naik, rumah kamu dimana"

"pesantren darul ilmi kakak"

"oh iya kamu tinggal di sana, Kaka juga mau ke sana, oh yah nama kamu siapa?"

"aku lagi liburan di rumah nenek, nama aku Nurul kakak"

"oh gitu, Nurul umurnya berapa tahun?"

hening tidak ada jawaban sepertinya Nurul kelelahan menangis sehingga iya sampai tertidur.

"assalamu'alaikum" salam saat didepan pintu gerbang.

"wa'alaikumsalam" jawab santri yang jaga di pintu.

"nak Zahra yah, keponakan ustadzah Aisyah bukan" tanya ustadz latif.

"iya ustadz"

"kok bisa bareng sama neng Nurul"

" oh itu ustadz tadi aku gak sengaja ketemu tadi neng Nurul jatuh jadi saya bantuin"

"oh gitu"

"yasudah udah saya pamit ya, assalamu'alaikum"

"wa'alaikumsalam"

aku berjalan dengan cepat ke rumah umi jujur sebenarnya badanku pada mulai sakit. jarak dari taman ke pesantren itu lumayan jauh loh ditambah harus mengendong Nurul.

mata ku tak sengaja melihat ustadz Faiz yang seperti sedang melihatku bukannya aku so atau apa yah tapi ini tuh kenyataannya begitu. dan harus kalian ketahui jarak kami lumayan dekat dan di tambah dia berjalan mendekat kearah aku dan Nurul rasanya aku ingin lari menjauh secepatnya.

"maaf teh itu Nurul kenapa di gendong begitu?" tanya ustadz Faiz.

"itu ustadz tadi Nurul jatuh terus kakinya sakit jadi saya gedong" jawabku sambil menundukkan kepalaku.

" biar saya aja yang gendong seperti nya teteh udah capek"

" iya ustadz" setelah ku jawab ustadz Faiz dengan cekatan mengambil Nurul dari gendongan ku tanpa membangunkan Nurul.

"terimakasih maaf udah ngerepotin"

" oh iya ustadz"

"assalamu'alaikum"

"wa'alaikumsalam"

ustadz Faiz berjalan menuju rumah umi dirasa ustadz Faiz sudah agak jauh aku juga mengikut jalan nya bukannya apa karena tapi memang tujuan kami yang saya yaitu rumah umi.

sampai didepan rumah umi di sana ada perempuan cantik yang sedang mengandung duduk di depan sambil membaca buku yang ku yakini sebuah novel.

"assalamu'alaikum" ucap ustadz Faiz dan ku berbarengan.

"wa'alaikumsalam, loh kok Faiz bisa berbarengan dengan Ara dan kenapa Nurul kamu gendong gitu" tanya perempuan itu heran.

"itu tadi Ara aku ketemu di jalan dia yang tadi bawa Nurul balik ke pesantren"

"oh gitu udah kamu taruh Nurul nya di kamar sana"

"iya teh"

disini tersisa aku dan perempuan yang merupakan anak umi yang ke dua yang bernama teh nisa beliau terus saja memandangku sambil tersenyum lebar yang menambah kecantikannya kulitnya putih bagaikan susu wajahnya mulus dan matanya menyimpan kesejukan.

"Ara keponakan ustadzah Aisyah ya?" tanya teh nisa sambil menuntunku duduk.

"iya ustadzah"

"jangan panggil aku ustadzah, panggil aja teteh yah biar gak canggung"

"iya teh"

"nah bagus, umi tadi amanatkan supaya ngajar kamu tapi karena aku lagi ngidam pengen banget bolu pisang gimana kalau kamu temenin aku aja bikin bolu pisang"

"iya teh aku mah ngikut aja"

"yuk lah langsung ke dapur"

disinilah kami berdua sedang membuat bolu di dapur rumah umi, teh nisa begitu baik beliau tidak memandangku bagaikan santri malahan kami seperti teman, beliau banyak sekali cerita mulai dari awal pernikahannya sampai tentang para santri tertawa jika ada yang lucu, sampai seperti layaknya saudara sendiri.

perempuan cantik itu bercerita dengan nada lembut bahkan ketawanya pun tidak mengeluarkan suara pergi yang diajarkan Rasulullah, aku iri kepadanya rasanya sangat jauh jika di bandingkan dengan beliau.

"Ara kenapa kok malah bengong"

"gak kok teh"

"kamu jago juga yah bikin bolu nya gak nyangka"

"Ara dulu sering bantu nenek bikin bolu soalnya nenek tuh suka banget sama bolu pisang"

"oh gitu pantesan kaya udah ngerti gitu"

"iya teh"

"gak apa-apa yah gak ngaji dulu nanti aku yang bilang ke umi deh"

"iya teh"

"ayo Ra kita duduk di ruang tamu sambil cerita-cerita sambil makan bolu"

"tapi..."

"udah gak usah canggung"

teh nisa menarik ku keruang tamu sambil disebelah tangannya membawa bolu yang tadi kami buat.

aku sangat suka dengan teh nisa beliau benar-benar mewariskan sifat umi tak salah buah tidak jatuh jauh dari pohonnya.

beliau bercerita semasa beliau mondok dan aku hanya menjadi pendengar yang baik sambil diselingi dengan menjawab pertanyaan dari beliau.

kami bercerita sampai tak sadar sebentar lagi akan masuk waktu sholat Dzuhur.

"teh Ara izin ke masjid ya udah waktunya sholat Dzuhur"

"oh iya, bareng aja sama aku ke masjidnya" ucap teh nisa sambil melihat jam di dinding.

"emang teteh gak apa-apa sholat di masjid"

"gak apa-apa hitung-hitung olahraga"

"iya teh"

"kamu wudhu disini aja tuh WC nya di dekat dapur, aku wudhu di kamar ya"

"iya teh"

aku berjalan ke arah WC yang di bilang oleh teh nisa, setelah sampai ku hidupkan kerannya lalu ku buka jarum yang ada di kerudungku dan memulai berwudhu hingga suara laki-laki membuat ku kaget.

"Astaghfirullah, maaf teh saya gak sengaja silakan lanjutkan"

"iya ustadz" jawabku menundukkan kepala sambil memegang kerudung ku.

dirasa ustadz Faiz sudah pergi aku memilih mengulangi lagi wudhu ku yang tadi terganggu.

malu rasanya kenapa juga ustadz Faiz harus masuk kesini kan aku jadi malu rasanya.

...***bersambung.........

assalamu'alaikum

hay teman - teman bagaimana kabarnya semoga baik - baik aja ya.

maaf aku baru bisa up dan maaf kalau tidak sesuai harapan kalian semoga kalian suka ya Sama part kali ini.

kalau masih ada kekurangan mohon di maaf kan karena aku juga masih belajar.

tolong jangan lupa untuk like dan komen ya karena itu sangat membantu untuk ku dan membuatku jadi semangat lagi up nya.

sudah dulu ya .....

Wassalamu'alaikum 🙏***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!