Empat

"karena aku ingin balas Budi" ucapku sambil memandang kosong ke depan di kepalaku terekam ulang seperti layaknya kaset rusak.

"balas Budi? sama siapa" tanya dela penasaran.

" maaf Del aku belum bisa cerita, aku harus pulang sekarang del udah mau ashar kamu ngaji kan" ucapku sambil bangkit dari tempat duduk ku.

"oh iya hati-hati ya"

"Assalamu'alaikum"

"wa'alaikumsalam"

ku langkahkan kakiku pergi meninggalkan pesantren ini, entah lah ada rasa sedikit tidak ingin pergi dari sini padahal aku baru saja sehari berada disini.

rumah bibi Aisyah memanglah tidak jauh jadi aku memilih untuk berjalan kaki kembali ke rumah bibi.

angin menerpa wajah ku entah kenapa rasanya banyak sekali beban yang ku pikul di pundak ku, aku terlalu lama mengabaikan beban ini sampai aku tak sadar semakin lama semakin bertambah besar beban ini.

"assalamu'alaikum" salam ku sambil berjalan masuk ke rumah bibi.

"wa'alaikumsalam, kamu baru pulang Ra mandi abis itu sholat nanti kalau sudah selesai temui bibi ya ada yang mau bibi bicarakan" ucap bibi Aisyah yang sedang duduk di sofa.

"iya bi Ara keatas dulu ya" pamit aku.

kamarku tidaklah begitu luas kamar ini sudah ada sejak aku masih kecil bibi sengaja menyiapkannya untuk ku yang sudah seperti anak baginya.

kamar dengan cat berwarna biru ini dengan beberapa pernak-pernik yang sudah dari zaman aku SMP sengaja aku pasang masih melekat di kamar ini tidak ada yang berubah dari kamar ini bibi sangat merawat nya dengan baik.

aku mengingat pesan bibi tadi segera ku kerjakan perintah bibi Aisyah tadi di bawah.

beberapa menit kemudian...

"Ra ayo makan dulu abis itu baru kita bicara" ucap bibi saat melihatku berjalan di tangga.

"iya bi"

malam ini kami hanya makan berdua karena mbok sum dan suaminya sedang pulang kampung karena anaknya sakit. jadi ala hasil kami hanya makan berdua saja.

kami makan dengan hikmat tanpa ada yang mengeluarkan suara. karena memang dalam keluarga kami sangat tidak boleh mengeluarkan suara saat sedang makan.

°°°°°

entah ada dengan aku hari ini kenapa mata itu selalu terbayang-bayang di pikiran ku ada apa dengan ku aku belum pernah seperti ini sebelumnya.

perempuan itu kenapa dia memenuhi pikiran ku, padahal aku baru pertama kali melihat nya.

kenapa sangat aneh jantung ini juga kenapa berdetak kencang saat melihatnya.

"tok... tok...tok" suara ketukan pintu.

"Iz anterin umi yuk" panggilan umi dari luar kamarku.

"baik umi Faiz ganti baju dulu"

"umi tunggu di ruang tamu ya"

"baik mi"

bergegas aku berganti baju karena tak ingin umi menunggu lama.

"umi" panggilku.

"oh sudah ayo anterin umi ke rumah ustadz latif" ucap umi sambil bangkit.

"emang umi mau ngapai ke rumah ustadz latif"

"ada yang mau umi bicarakan"

"oh gitu, ayo umi naik"

"iya" balas umi sambil memasuki mobil.

ustadz latif ini salah satu ustadz yang mengajar di pondok pesantren milik Abah dia seorang duda dan yang ku dengar dia akan pindah ke Purbalingga untuk mengajar di pondok pesantren milik mbah Yusuf ayah dari Abah.

"iz umi mau tanya boleh?"

"boleh umi" jawabku.

"kapan kamu mau nikah iz, umur kamu itu udah cukup iz"

"umi Faiz belum ada calon umi, umi sabar ya nanti juga ada waktunya"

"iya tapi berapa lama lagi"

"sabar ya umi"

"baiklah"

di ruang keluarga.....

°°°°°

disini lah aku di ruang keluarga disini tidak sendirian tapi bersama bibi Aisyah, iya seperti yang tadi sudah dikatakan bibi ingin bicara sesuatu denganku.

"bi katanya mau bicara" ucap ku kepada bibi yang dari tadi terdiam memandangi ku.

"Ra kalau bibi menikah lagi bagaimana?"

"kalau bisa buat bibi bahagia kenapa enggak"

" nanti kalau bibi menikah Ara tinggal sama siapa" kata bibi khawatir.

"bibi tenang aja kan Ara bisa tinggal di pesantren"

"bibi takut kamu tidak bisa Ara" mata bibi menatapku dari sorot matanya tersimpan kekhawatiran kepada ku.

"Ara ingin bibi bahagia masalah Ara tinggal dimana biar nanti kita bicarakan lagi"

"Ara bibi sayang Ara" ucap bibi sambil memeluk erat tubuhku.

bibi adalah orang yang sangat ku sayang dia sudah seperti ibu bagiku. dia begitu lembut bahkan tidak pernah marah kepada ku, dia tidak punya anak maka dari itu dia begitu menyayangi ku bagaikan anak kandung nya.

aku hanya ingin melihatnya bahagia aku tak ingin mengambil kebahagiaan nya.

malam hari...

di kamar...

kupandang bintang di langit luas itu banyak sekali hal yang ku pikirkan, salah satunya sang pemilik senyuman itu, senyum yang terbilang di pikiran ku, aneh rasanya.

ku ambil buku diary ku lalu ku tuliskan semua yang ada di fikiranku.

***dear hijrahku...

entah ada apa denganku hari ini

entah kenapa aku melupakan tujuan awalku

wahai diri ingatlah tujuan awal mu

jangan kau kecewa kedua orang yang sangat kau sayang

fokus lah lupakan semuanya

ada saat nya nanti kau pikirkan itu

tapi nanti tidak sekarang.

Faiz nama itu yang menggangu pikiran ku

pemilik senyuman indah itu

yang hampir membuatku melupakan tujuan awal ku.

ini awal hijrahku

jangan sampai awal hijrah ini

menjadi awal dari kegagalanku.

salam perempuan yang sedang berusaha***

ku tutup buku diary ku lalu bangkit dari duduk ku dan memilih untuk mengistirahatkan tubuh ku ini tapi sebelumnya aku harus berwudhu terlebih dahulu sesuai dengan anjuran rasul.

setelah melakukan semua aku baringkan tubuhku di kasur lalu ku pejamkan mataku yah sebelumnya aku sudah berdoa seperti yang sudah di ajarkan, dan berharap semoga hari esok lebih baik dari pada hari ini.

°°°°°

ku pandang atap kamarku yah aku belum lama pulang dari rumah ustadz latif ternyata umi menjodohkan ustadz latif dengan ustadzah Aisyah yakni bibi dari pemilik mata itu.

umi tadi sore kembali lagi menanyakan kapan aku menikah, aku bingung jika di tanya seperti itu, aku belum memikirkan untuk menikah punya calon saja belum bagaimana memikirkan untuk menikah.

"Ya Allah apa yang harus ku lakukan untuk memenuhi keinginan umi" batinku.

ku sudahi pikiran ku dan memutuskan untuk istirahat karena tubuhku sudah sangat lelah rasanya.

bersambung....

**assalamu'alaikum 🙏

semuanya apa kabar, semoga baik ya....

oh ya sebelumnya aku mau minta maaf kalo Ada salah-salah kata atau ucapan ya

teman-teman menurut kalian bagaimana cerita ku ini.

maaf kalau ada yang gak nyambung atu gajelas karena aku juga masih dalam tahap belajar.

mohon bantuannya ya .

jangan lupa like dan komen cerita ini karena like dan komen kalian sangat berpengaruh untuk ku.

sampai jumpa, wassalamu'alaikum 🙏**

Terpopuler

Comments

Ummi_ Qiadina

Ummi_ Qiadina

semngatt truz.. gpp maklum smoga kdepanx lebih baik...

2022-03-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!