Selamat membaca ...
“Tugas apa itu tuan muda?” tanya sekertaris Sam yang sudah tidak sabar untuk mendengarkan tugas dari sang tuan muda.
“Selidiki wanita yang duduk di sebrang sana,” tunjuk Alfa dengan pandangan matanya, membuat sekertaris Sam melongo, ia bingung, sejak kapan tuan mudanya berurusan dengan model cantik tapi angkuh itu, sekertaris Sam terus bertanya dalam benaknya.
“Tuan, itukan model cantik dan angkuh,” ucap sekertaris Sam yang dapat tatapan tajam dari Alfa dan langsung menutup mulutnya rapat-rapat.
“Apa kau kenal dia?” tanya Alfa penuh selidik.
“Tuan, ini pesanan anda,” seorang pelayan datang membawa beberapa pesanan mereka dan memotong sesi tanya jawab antara sekertaris Sam dan Alfa. Alfa menatap tajam ke arah pelayan tersebut, membuat pelayan tersebut ketakutan dan segara pergi dari sana.
“Tidak, tuan muda, hanya saja siapa yang tidak tahu dengan model cantik dan angkuh itu, tuan, banyak para pria yang patah hati atas penolakannya,” jawab sekertaris Sam melanjutkan sesi tanya jawab tersebut dengan panjang lebar.
Sedangkan Alfa yang mendengarkan hal itu kini menampilkan senyum smirknya membuat sekertaris Sam merinding.
‘Kenapa tuan muda tersenyum seperti itu, membuat ku takut saja, pasti setelah ini akan ada banyak hal yang harus aku lakukan,’ batin sekertaris Sam dalam hati.
“Benarkah, berarti itu jauh lebih baik dan lebih menantang bagiku,” ucap Alfa dengan tatapan yang sulit di artikan.
“Benar tuan muda, mungkin hanya tuan muda yang tidak mengenalnya,” ucap sekertaris Sam yang membuat Alfa mendengus kesal.
“Itu karena tidak penting,” ucap Alfa berkilah.
“Apa sekarang seorang model begitu penting?” tanya sekertaris Sam yang sengaja menggoda tuan mudanya.
“Apa kau sudah bosan hidup?!” tanya Alfa yang mulai menunjukkan taringnya, membuat sekertaris Sam menelan ludahnya dengan kasar.
“Tidak, tuan muda, kalau begitu ayo kita makan, sebelum makanan ini dingin,” ucap sekertaris Sam yang sengaja mengalihkan topik pembicaraan, meskipun Alfa tahu itu hanya alasan sekertaris Sam, namun ia tetap menurutinya, karena ia juga sudah sangat lapar.
...----------------...
Di sisi lain, seorang wanita cantik yang tengah memasang wajah kesalnya sambil mengaduk makanan yang belum disentuh sedikitpun.
“Div, kenapa kamu belum makan makanan kamu, apa aku sudah salah pesan makanan?” tanya Mira yang merasa sangat bersalah, karena biasanya Diva memesan menu makanan yang seperti biasanya.
“Tidak, em maksudku, mana mungkin aku tidak pesan makanan yang sama dengan mu, ini adalah makanan favorit ku,” jawab Diva yang merasa sangat bersalah saat melihat raut wajah sahabatnya yang tiba- tiba murung.
“Baiklah, sebaiknya kita cepat makan, aku juga sudah lelah,” ucap Mira sambil tersenyum ke arah Diva.
“Apa kita sudah tidak ada jadwal lagi?” tanya Diva pada Mira.
“Tidak ada, hari ini kita bisa pulang cepat,” jawab Mira dengan bersemangat.
“Aku heran padamu, seorang Sekertaris cantik seperti dirimu berpakaian tomboi, apa alasanmu masih sama, karena takut digoda oleh seorang pria?” tanya Diva sambil terkekeh, membuat Mira mendengus dengan kesal pada sahabatnya itu.
“Cih! Pandai sekali kau menggodaku,” decak Mira sambil memutar bola matanya malas.
“Harusnya kau tidak perlu melakukan itu, ikuti saja caraku,” ucap Diva dengan bangga.
“Itu hanya akan memperbanyak musuh karena rasa sakit hati mereka, kau belum merasakannya saja, aku yakin pria yang pernah kamu tolak itu berusaha balas dendam padamu,” ucap Mira memperingati sahabatnya itu.
“Kau jangan menakutiku seperti itu,” ucap Diva yang merasa sahabatnya itu terlalu berlebihan.
Setelah selesai makan, kini mereka bersiap untuk pulang lebih awal, karena hari ini jadwal tidak padat, mereka memilih untuk pulang dan beristirahat daripada harus menghabiskan waktu untuk berbelanja seperti model cantik pada umumnya.
...----------------...
Tak butuh waktu lama, kini Diva dan Mira sudah kembali untuk pulang, tak ada obrolan di antara mereka, hanya ada keheningan di dalam mobil mewah tersebut. Hanya butuh waktu 20 menit untuk sampai di kediaman Diva.
“Ra, kamu mau mampir dulu gak?” tanya Diva pada sahabatnya itu.
“Tidak, aku mau langsung pulang saja, badan aku rasanya sudah cape,” jawab Mira jujur.
“Baiklah, kalau begitu hati-hati di jalan,” ucap Diva memperingati.
“Baiklah, kalau begitu aku pamit pulang,” ucap Mira kemudian pergi dari halaman rumah Diva, dengan mengendarai mobilnya.
Setelah kepergian Mira, Diva melangkahkan kakinya memasuki rumahnya, di ruang tengah tersebut sudah ada Mommy dan Daddynya yang sedang bersantai ria tanpa mempedulikan Diva yang sudah ada di sana.
“Mommy! Daddy! Apa kalian sekarang sudah tidak sayang padaku?” tanya Diva dengan manja sambil menerobos masuk di tengah-tengah orang tuanya.
“Eh sayang, ternyata kau sudah pulang, tumben sekali pulang lebih awal,” ucap Via sarkas, membuat Diva mendengus dengan kesal pada sang Mommy.
“Cih, sekarang kau sudah mulai meragukan kasih sayang kami padamu itu nona kecil. Seharusnya aku juga mempertanyakan kami padamu, apa kau masih sayang pada orang tuamu ini?” tanya Devan dengan nada menyindir.
“Mom, Dad, sungguh aku sangat menyayangi kalian, tapi maaf, aku belum bisa memenuhi keinginan kalian, kalau begitu aku mau ke kamar dulu, aku cape,” ucap Diva dengan malas, sungguh hal ini yang membuat dirinya malas untuk berdebat dengan kedua orang tuanya dan memilih untuk pergi dari sana, sebelum tempramennya kumat lagi.
“Apa kau lihat sayang, putri kita semakin hari semakin keras kepala, tempramennya sungguh sangat buruk untuk seorang wanita cantik seperti dirinya,” tanya Devan memijat kepalanya pusing dengan kelakuan putri semata wayangnya itu.
“Kenapa kau malah bersikap seolah memusuhi putri kita, apa kau tidak bisa tahan dengan pertanyaan bodohmu itu, pasti saat ini putriku sedang kesal pada kita, ini semua salahmu,” tuduh Via yang tidak terima jika putrinya marah padanya juga.
“Haiss, sayang kenapa kau malah menyalahkan aku, dia juga putriku, aku hanya ingin yang terbaik untuknya,” elak Devan yang tidak terima jika disalahkan seperti itu oleh istrinya.
‘Aku tidak heran kenapa putriku juga keras kepala dan galak, karena ibunya juga tidak beda jauh dengannya, aku harus cepat membujuknya, kalau tidak, aku tidak akan dapat jatah malam ini,’ gerutu Devan dalam hati.
“Lalu apanya yang terbaik, justru putrimu itu kesal dan kau membuat tempramennya keluar lagi,” Via bersungut-sungut tetap tak terima.
“Baiklah, baiklah, maafkan aku, aku janji, setelah ini aku tidak akan menyinggung permasalahan ini lagi padanya, aku mohon maafkan aku,” ucap Devan memelas pada istrinya, yang di balas dengan lirikan mautnya.
“Hmm,” jawab Via lalu tersenyum ke arah suaminya tersebut.
...----------------...
Sedangkan Diva di dalam kamar sana sedang kesal karena ada nomor tidak di kenal yang terus mengganggunya.
“Halo sayang,” ucap seorang pria di sebrang sana.
...****************...
Tekan favorite agar dapat notifikasi jika sudah up.
Jangan lupa sedekah dengan like, vote, hadiah dan komen tentang ceritanya ...
Follow IG Author @aran_diah
Hatur nuhun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
cah solo
daddy dan mommy diva ttap romantis meski mereka sdah mnjlani rumah tangga pluhan thun. banyak pasangan yg pernikahan mereka sdah brjalan lama bertahan hnya utk mnjga nama baik tnpa adanya keharmonisan.. bhkan byk juga yg mersakan hambar persaannya stlah bersama sekian plh thun.
2022-04-19
1
🌷Tuti Komalasari🌷
baru tlp udah ngomong sayang 🤭
2022-02-21
3
Rini Shop
sami2 author geulis sing sehat,sing lancar rejekina y
2022-02-13
3