Selamat membaca ...
“Aku yakin kau pasti bisa menemukan pria yang kau inginkan, mungkin kau belum menemukannya, aku yakin dia pasti akan datang untuk mempertemukan takdir kalian, ya sudah sebaiknya kau bersiap untuk pemotretan selanjutnya,” ucap Mira yang selalu mendukung setiap keputusan sahabatnya.
setelah percakapan mereka selesai, kini mereka melakukan pekerjaan mereka masing- masing, sesi demi sesi Diva selesaikan. Tanpa terasa sudah siang hari dan waktu menunjukkan jam makan siang.
“Div, makan yuk!” ajak Mira pada sahabatnya yang baru saja selesai.
“Ayo, aku juga sudah lapar sekali, sebaiknya kita makan di Restauran di sebrang jalan saja,” ucap Diva yang sudah tidak bisa menahan rasa laparnya.
“Baiklah, nona muda ku ini ternyata sudah sangat lapar ya,” ucap Mira menggoda sahabatnya.
...----------------...
Tak butuh waktu lama kini mereka sudah ada di Restauran yang ada di sebrang jalan lokasi pemotretan tersebut. Meskipun Diva seorang model, tapi ia tidak merasa jauh lebih tinggi dengan orang sekitar dan tetap memilih untuk berbaur di tempat umum.
Namun, siapa sangka di sana ada seorang wanita yang menjadi rival Diva dalam dunia model, dengan membawa sebuah jus yang sengaja di tumpahkan pada gaun Diva.
“Hei, apa kau sudah gila!” bentak Diva penuh emosi.
“Ups, sorry, aku kira tidak ada orang,” bukan meminta maaf, malah sengaja memancing kemarahan Diva.
“Bren*gsek! Awas saja kau!” geram Diva yang hampir melayangkan tamparannya pada wanita tersebut, sebelum akhirnya Mira menahan tangan Diva.
“Diva, sebaiknya kau tenang dulu, dia memang sengaja memancingmu agar semua orang melihat ke arah kita dan melihat kelakuan dirimu, jangan kotori tanganmu dengan menyentuh sampah seperti wanita gila ini,” ucap Mira menenangkan sahabatnya.
“Hei, jaga mulutmu!” bentak wanita tersebut tak terima.
“Kau memang benar Ra, tidak seharusnya aku mengotori tanganku dengan menyentuh sampah tak berguna ini,” ucap Diva yang tak mau kalah dengan Mira.
“Jessy, apa kau tidak bosan untuk mengganggu Diva, apa salah Diva padamu?! Tanya Mira yang tak habis pikir dengan wanita yang ada di hadapannya tersebut.
“Itu bukan urusanmu!” bentak Jessy pada Miranda.
“Sudah Ra, gak usah di ladenin lagi, aku mau ke toilet sebentar,” ucap Diva lalu pergi meninggalkan Mira dan Jessy yang sedang saling menatap tajam satu sama lain.
“Sebaiknya kamu cepat pergi sebelum aku benar- benar akan menendang wajahmu itu,” ucap Mira menatap tajam ke arah Jessy, membuat Jessy mendengus kesal.
“Awas saja kalian, aku akan menyingkirkan kalian berdua!” ancam Jessy yang langsung pergi membawa kekesalan dalam hatinya.
Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang dari tadi memperhatikan kejadian tersebut. Sampai tak henti-hentinya menatap seorang wanita yang menarik perhatiannya.
“Tuan, apa kita akan makan siang di sini?” tanya sang sekertaris sekaligus asisten pribadinya.
“Kita turun di sini,” ucap seorang pria tampan yang duduk di kursi belakang.
“Baik, tuan muda,” ucap sang sekertaris tersebut yang beranama Sam. Ia turun dan memutar arah untuk membukakan pintu mobil sang tuan muda. Alfa.
Tak butuh waktu lama, kini sekertaris Sam dan Alfa sudah duduk di sebuah meja yang tak jauh dari meja Diva dan Mira, namun sepertinya Alfa terlihat sedang mencari sesuatu.
“Tuan muda, apa tuan sedang mencari sesuatu?” tanya sekertaris Sam yang bingung dengan sikap sang tuan mudanya.
“Aku ke toilet dulu,” ucap Alfa yang beranjak dari tempat duduk dan meninggalkan sekertaris Sam yang tengah merasa ada yang aneh dengan tuan mudanya.
Alfa melangkahkan kakinya menuju toilet wanita, ia menelusuri beberapa penjuru yang ada di sana, mencari seorang wanita yang sudah mencuri perhatiannya, sungguh ia terpikat oleh kecantikkan wanita tersebut, bukan hanya itu, ia juga sedikit merasa tertantang oleh sifat wanita yang begitu anggun dan cantik ternyata mempunyai sisi yang kasar.
...----------------...
“Haiss, di mana wanita itu, apa aku sudah gila, hingga datang mencarinya sendiri,” gerutu Alfa yang merutuki dirinya sendiri. Hingga matanya menangkap sosok wanita yang sedang ia cari dari tadi.
“Hmm, itu dia mangsaku,” gumam Alfa sambil menampilkan senyum smirknya, ia berjalan ke arah wanita cantik itu.
Brukk!
“Awwhh,” ringis wanita itu yang tak lain adalah Diva, wanita itu terhuyung ke belakang saat menabrak tubuh tegap dan kekar seorang pria yang tak lain adalah Alfa.
“Apa kau tidak punya mata untuk melihat, nona?” tanya Alfa yang menatap tajam ke arah Diva, padahal dirinya sendiri yang menabrak Diva dengan sengaja.
“Hei! Apa kau sudah gila, harusnya aku yang bertanya padamu, tuan!” bentak Diva yang merasa tak terima.
“Apa perlu aku tunjukkan cctv di sini?” tanya Alfa menantang, meskipun ia hanya menakuti wanita cantik itu, dan ternyata itu mampu untuk membungkam mulut pedas wanita itu.
“Kalau begitu aku minta maaf, minggir!” ucap Diva ketus dan ingin melangkahkan kakinya dari hadapan Alfa, namun, bukan Alfa namanya jika ia melepaskan apa yang sudah di cap menjadi miliknya begitu saja.
“Tidak semudah itu , nona,” ucap Alfa yang menghalangi jalan Diva. Sungguh ini adalah pandangan yang sangat langka, jika biasanya para wanita lain yang akan mengemis cinta dan perhatian darinya, namun, kali ini seorang pria tampan itu kini terbalik mengemis perhatian dari wanita yang cukup angkuh itu.
“Apa yang kau inginkan?” tanya Diva dengan tatapan tajamnya, yang justru membuat Alfa semakin tertarik dan tertantang dengan wanita yang ada di hadapannya itu.
“Ternyata kau jauh lebih pintar dari yang aku pikirkan,” bukan menjawab, Pria itu malah memuji wanita cantik tersebut, sambil menampilkan senyum smirknya, membuat Diva mengerutkan dahinya tanda tidak mengerti dengan apa yang di maksud oleh pria itu.
...----------------...
Di sisi lain, sekertaris Sam yang sudah cukup lama menunggu sang tuan muda namun tak kunjung datang, ia merasa sangat khawatir, meskipun bukan anak kecil lagi, namun sesuatu bisa terjadi kapan saja, ia bangkit dari tempat duduknya, hendak menyusul sang tuan muda, namun, baru saja ia hendak bangkit, Alfa muncul dengan raut wajah yang sangat cerah, bahkan mengalahkan cerahnya terik matahari di siang bolong.
“Tuan, apa tuan baik-baik saja?” tanya sekertaris Sam dengan sangat khawatir.
“Apa kau berharap terjadi sesuatu padaku?” seperti biasa, ia malah memberi pertanyaan kembali untuk menjawab pertanyaan, pria tampan itu menatap sekertaris Sam dengan sinis.
“Emm, tidak tuan, tidak, saya hanya ingin memastikan keadaan tuan baik-baik saja,” jawab sekertaris Sam dengan cepat.
“Bahkan keadaan ku jauh lebih baik daripada sebelumnya,” ucap Alfa dengan sinis, membuat sekertaris Sam kebingungan, apa yang sudah membuat tuan mudanya begitu cerah ceria seperti itu, pikiran sekertaris Sam terus berputar-putar untuk mencari jawaban, namun hasilnya nihil.
“Kau tidak akan bisa menebaknya, oleh karena itu, aku punya tugas untukmu,” ucap Alfa memberikan titah pada sekertaris Sam, sambil menampilkan senyum smirknya. Sedangkan, sekertaris Sam hanya diam dan menunggu tugas apa yang akan ia lakukan.
...****************...
Tekan favorite agar dapat notifikasi jika sudah up.
Jangan lupa sedekah dengan like, vote, hadiah dan komen tentang ceritanya ...
Follow IG Author @aran_diah
Hatur nuhun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
cah solo
semoga alurnya menrik
2022-04-19
1
Atiqah 0213
Knpa kbnyk karakter cwek psti Bakal takut cwok tegas.. Klo emng pintar plus tegas jgn takut apa lgi kita gak salah.. Suka kesel liat cwek bru digertak sikit aja udh mulai takut 😌
2022-03-09
1
🌷Tuti Komalasari🌷
bisa aja si Alfa 😇
2022-02-21
3