Betapa terpukulnya Kirana hari itu, hingga rasanya ia ingin mengakhiri hidupnya. Karena bagi Kirana ibunya adalah jatungnya. Maka apabila jantung itu sudah tidak ada lagi, jadi rasanya tidak ada gunanya ia hidup di dunia ini. Yaa setelah kepergian sang Ayah, hanya Sang ibulah yang selalu menemaninya, baik suka mau pun senang.
Dan kini sang ibu telah pergi menghadap Illahi untuk selama-lamanya. Maka hilanglah teman hidupnya, membuat ia seperti kehilangan pegangannya. Kirana terus meraung-raung sambil mengguncang-guncangkan tubuh sang Ibu.
"Bundaaa.. hiks..hiks.. banguun Bundaaa.. heuheuheu..hiks.. jangan tinggalkan Kana.. hiks..hiks, Bundaaaa.. heuheuheu banguun.. Kana sama siapa Bundaa..hiks..bawa juga Kana juga.. hiks.. heuheuheu hiks.." tangisan Kirana benar-benar membuat yang mendengarnya menjadi ikutan menangis. Seperti sari
Sari ibunya Adanan yang selaku mertuanya Kirana. Begitu sedih melihat Kirana yang terlihat sangat terpuruk setelah, kepergian Erlina.
"Sayang jangan begini Nak, kasihan Bunda kamu, hiks.. pasti beliau sedih melihat kamu seperti ini Nak hiks.." bujuk Sari sambil hendak memeluk Kirana. Namun Kirana langsung mendorong Susi
"Lepaskan Tante! Hiks..hiks..biar saja Bunda sedih..Bunda juga tega membiarkan Kana seorang diri..hiks..hiks.." balas Kirana dengan menatap Sari dengan pandangan kebencian. Sebenarnya ia ingin sekali mengatakan pada Sari kalau semua yang terjadi adalah karenanya. Namun ia sanggup mengingat Sari adalah teman terbaik sang ibunya.
Namun sepertinya Sari paham akan tatapannya Kirana dan Ia berkali-kali memohon maaf pada Kirana. Sebenarnya Sari juga sangat terpukul dan merasa bersalah. Karena ia merasa sudah membunuh sahabat terbaiknya. Melihat tatapan itu Sari spontan berlutut di depan Kana. Membuat semua yang ada di ruangan itu kaget, termasuk Kirana dan Adnan. Bahkan Adnan hendak menghampiri sang Ibu. Namun dicegah oleh Rizwan, karena sepertinya Ia mengetahui maksud sang istri, yang ingin meluluhkan Kirana.
Benar saja Kirana langsung meresponnya.
"Apa yang Tante lakukan! Hiks..bangunlah Tante" pinta Kirana namun tak di hiraukan Sari. Ia masih berlutut sambil mengatupkan kedua tangan di dadanya
"Maafkan Mama Nak, hiks..hiks.. Mama tahu, hiks.. semua ini karena Mama. Seandainya hiks..hiks.. bisa di tukar, hiks..hiks..Mama bersedia berganti posisi dengan Bunda kamu, hiks.. Maafkan Mama nak..hiks .hiks..huhu hiks maafkan Mama Nak, hiks..hiks.." ucap Sari begitu tulus, terlihat juga ia sama terpuruknya seperti Kirana. Betapa tidak karena sahabat yang sudah lama hilang, kini ia temui kembali. Namun dengan cara yang amat menyakitkan bagi diri Sari.
Kirana yang menyaksikan itu, membuat hatinya yang tadi di penuhi amarah dan benci kini, mulai lebur. Bahkan ia tak sampai hati melihat Sari yang begitu terlihat menyedihkan.
"Bangun Tante jangan seperti ini, hiks.."
"Tidak, Mama tidak mau bangun, sebelum kamu memaafkannya Mama" kata Sari masih dengan posisi berlutut dan masih mengatupkan kedua tangannya.
"Kana sudah memaafkan Tante, sekarang bangunlah Tante"
"Benarkah itu Nak?"
"Iya Tante, benar, sekarang karena mohon berdirilah" pinta Kirana sambil menarik tangan Sari, agar ia mau berdiri.
"Alhamdulillah Terima kasih Nak, hiks..hiks.." ucap Sari senang, sembari ia memeluk Kirana. Dan kali ini Kirana tidak mendorong lagi karena sepertinya ia sudah menerimanya.
Setelah itu Kirana juga mendapatkan nasehat dari ustadz yang menikahinya dengan Adnan. Agar dia ikhlas menerima takdir yang sudah di tentukan oleh Sang Khaliq. Setelah mendapatkan nasehat akhirnya ia pun akhirnya mengizinkan Rizwan dan Adnan untuk mengurus jenazah sang ibu dan mengantarkannya ke pembaringan terakhirnya.
*******
Setelah proses pemakaman selesai, Kirana tidak mau di ajak pulang oleh Sari maupun Adnan. Ia masih saja memeluk nisan sang ibu, membuat Sari tak sampai hati melihatnya.
"Sayang kita pulang yuk, biarkanlah Bunda kamu beristirahat dengan tenang Nak" bujuk Sari sambil mengelus-elus punggungnya Kirana.
"Hiks..hiks.. Tante saja yang pulang..hiks.. Kana masih ingin menemani Bunda Tante..hiks.." balas Kirana yang masih memeluk nisan Erlina, dengan mata yang mengarah ke gundukan tanah yang sudah di penuhi dengan bunga-bunga.
"Tapi Nak kamu.." Sari bermaksud membujuk Kirana lagi, namun langsung di potong oleh Adnan.
"Mah, sebaiknya Mama pulanglah dengan Papa, nanti Adnan yang akan membawa Kana pulang," potongnya sembari ia memegang kedua pundak Sari lalu menariknya agar sang ibu berdiri.
"Benar kata Adnan Mah, kita lebih baik pulang dulu, biarkan Kana bersama Adanan disini, lagian Kana sudah menjadi tanggung jawab Adnan Mah." sela Rizwan, sembari ia merangkul pundak istrinya.
"Baiklah kalau begitu Pah" balas Sari, yang akhirnya ia dan Rizwan meninggalkan Kirana dan Adnan.
setelah kepergian cari dan Ridwan suasana pemakaman menjadi hening hanya terdengar isak tangisnya Kirana. Untuk beberapa saat Adnan membiarkan Kirana yang kini sudah menjadi istinya seperti itu. Namun setelah tiga puluh menit berlalu Iya pun mulai membuka suaranya.
"Mau sampai kapan kamu seperti ini hm? Apa kamu pikir Bunda kamu akan bangun gitu?" tanya Adnan dengan suara datarnya. Namun pertanyaannya tidak dihiraukan oleh Kirana.
Karena pertanyaannya telah diabaikan oleh Kirana Adnan pun menjadi kesal, "Huh! Kasian ya bunda kamu, memiliki anak yang Bodoh!" cetusnya berharap Kirana tersulut emosi. Karena ia tahu Kirana tidak bisa di singgung, maka ia akan langsung melabraknya.
Dan benar saja, setelah mendengar perkataan Adnan, Kirana langsung berdiri dengan tatapan mata yang terlihat marah pada Adnan.
"Apa yang bapak katakan tadi? Saya Bodoh?" tanya Kirana dengan wajah marahnya.
"Iya benarkan kamu Bodoh? Kalau kamu tidak bodoh maka kamu tidak akan melakukan hal seperti ini. Karena orang yang tidak bodoh ia akan lebih memilih mengaji dan membacakan doa untuk ibundanya, agar almarhum ibunya senang di alam sana. Benar tidak yang saya katakan?"
Mendengar perkataan Adnan, Kirana langsung terdiam. Dan bahkan ia langsung melangkah cepat meninggalkan Adnan yang masih berdiri di sisi pemakaman Erlina. Adnan yang melihat itu langsung tersenyum tipis, lalu ia pun ikut beranjak meninggalkan pemakaman Erlina dan menyusul Kirana.
Sesampainya di gerbang pemakaman terlihat Kirana hendak berjalan kaki menuju ke rumahnya. Namun Adnan langsung menariknya untuk naik ke mobilnya.
"Kamu mau kemana hm?" tanya Adnan sambil menahan tangan Kirana.
"Saya mau pulang Pak! Jadi lepaskan saya!" ketus Kirana sambil menyentak tangannya agar terlepas dari genggaman Adnan.
"Karena kamu sudah menjadi istri saya, maka kamu harus ikut pulang ke rumah saya, jadi ayo ikut saya," ajak Adnan yang sembari ia menarik tangan Kirana dan membawanya ke mobil milik Adnan.
"Saya tidak mau Pak! Saya tidak akan pernah meninggalkan rumah Bunda saya! Jadi lepaskan saya hiks.. saya mohon hiks.. saya mau pulang kerumah Bunda hiks.. hiks.."
Pada awalnya Kirana terlihat begitu garang melawan Adnan, namun ketika menyebut kata Bunda, ia tak kuasa lagi menahan air matanya, sehingga air mata kembali mengalir dengan derasnya. Adnan yang melihatnya tak sampai hati.
"Baiklah, saya akan mengantar kamu kerumah Bunda" ujar Adnan yang kini nada bicaranya berubah menjadi lembut. Dan akhirnya Kirana mau menaiki mobilnya Adnan dengan pasrah.
Sesampainya didepan rumah Bundanya Kirana. Adnan langsung mematikan mesin mobilnya. Sedangkan Kirana langsung turun, dan langsung berlari menuju kepintu rumahnya. Setelah pintu terbuka ia langsung masuk dan langsung mengunci pintu rumahnya, membuat Adnan kaget.
"Dhita, apakah kamu membiarkan saya diluar hm? Buka pintunya Dhita biarkan saya masuk!" seru Adnan sembari mengetuk-ngetuk pintu rumah Kirana.
"Tidak! Bapak pulanglah! Saya ingin sendirian saja!"
___________
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya guys 🙏😘.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Cintami fiah Margaretha
kalo lama pintar menjawab harusnya gini, "kalo bunda ngga menyelamatkan tante sari ngga mungkin bunda di berada di tempat ini sekarang, yang ada mama kamu yang ada di tempat ini. jadi siapa yang bodoh disini hah" ucap kana ketua dan kembali memeluk nisan ibunya. Maaf thor cuma bantu kesel aku yang bodoh siapa yang ngaku pintar siapa. ✌🙏
2022-09-14
0
Eman Sulaeman
sedih author 😭😭😭😭😭
2022-08-19
0
Ratna Gunawan
sedih Thor😭😭😭
2022-07-08
0