Selepas Elang pergi ke ruangannya, Putri tak henti-hentinya terus melirik jam di tangannya.. Seperti sudah tak sabar dengan apa yang akan Elang katakan padanya.
Jam makan siangpun akhirnya tiba, Putri di suruh untuk menunggunya di area drop in, seketika Elang datang dan membawa Putri menuju sebuah restoran yang tak terlalu jauh dari kantor.
"Pilih gih.. Lo mau apa?."
" Terserah deh.. "
Elang memilih beberapa makanan berat dan juga desert untuk Putri.
" Kita ngobrol sambil nunggu makanannya dateng ya.."
" Boleh.."
"Tadi gue kan udah bilang soal pertunangan kita, Ya lebih baik kita ngadain kesepakatan aja.."
" Kesepakatan apa sih gue gak ngerti.."
" Lo kan udah punya cowo si Gerry, sementara gue juga udah punya cewe.. Nah dari pada kita berdua kena masalah dan hubungan kita masing-masing pada ancur, mendingan terima aja pertunangan kita ini.. Ya itung-itung buat nyelametin hubungan dengan pacar masing-masing lah.. Gimana?."
Putri terdiam cukup lama... Apa yang direncanakan Elang tak ubahnya hanya akan menambah masalah di masa mendatang.
"Kenapa Lo gak tolak aja tunangan ama gue. Beres kan jadi kita gak usah sandiwara segala.."
" Kalo gue nolak tunangan ama Lo, yang ada gue gak bisa lagi ngejalanin perusahaan gue.. Gue gak bakalan dapet warisan.."
Jleb... Tiba-tiba Putri merasakan dadanya seperti ditusuk.. Teganya Elang hanya memanfaatkan Putri sebagai tameng untuk menutupi kebusukannya.. Putri tak habis pikir kalau Elang hanya mementingkan harta dari perasaannya.. walaupun Putri tidak ada hubungan apapun dengannya tapi nanti Putri akan menjadi pendamping Elang Wira Adipati.
" Udah-udah.. Mikirnya ntar.. Makan dulu tuh."Elang menyuruh Putri untuk menyantap makanannya yang telah dihidangkan di meja restoran itu.
" Gimana gue mau makan.. Tiba-tiba nafsu makan gue ilang."
Tanpa ada perasaan bersalah Elang menyantap makanannya dengan lahap..
Selesai menyantap hidangan makan siang Elang kembali bertanya lagi pada Putri tentang keputusan yang akan diambilnya.
" Kalo Lo tunangan ama gue, gue gak bakalan larang Lo buat ketemu Gerry.. Bebas. Asal Lo bisa di ajak kerjasama aja.."
Putri masih tidak bisa menjawab pertanyaan Elang. Memang hubungannya dengan Gerry kurang mendapat respon positif dari keluarganya. Sudah membina hubungan kurang lebih 4 tahun tak membuat orang tuanya menerima Gerry begitu saja. Macam-macam alasannya, mulai dari kurang mapanlah, lebih mapan Elang lah, ya standarnya tetap saja dibandingkan dengan Elang.
Walau perasaan Putri tak dapat dipungkiri sangat menyayangi Gerry sampai sekarang.
" Ya udah kita sepakat.. "
" Okeee.. Deal ya..."
" Pokoknya gue bakalan turutin semua mau Lo.."
"Hmm..."Putri tersenyum dengan terpaksa.
" Ya udah.. Kalo Lo udah selese kita pergi ke tempat lain yuk.."
"Ke tempat lain kemana?."
" Ntar aja, Lo juga bakalan tau.."
Elang memacu mobilnya dengan kecepatan sedang.. 15 menit berkendara sampailah mereka di sebuah butik terkenal yang sering di pakai selebritis-selebritis tanah air.
" Ayo masuk..." Elang keluar dari mobil diikuti Putri dibelakangnya.
"Lang, ngapain kesini?."Putri menarik tangan Elang yang ada disebelahnya.
"Ya milihin baju buat pertunangan kita."
" Baju? Ko secepat ini sih.."
" Emang Lo pikir kita tunangan masih lama? Kita tunangan minggu depan."
Putri tak bisa berbicara banyak dengan apa yang telah diperbuat Elang..
" Elang Wira Adipati,, " Seru lelaki semi feminin menghampiri Elang.
" Heiii... Joice..
"Ada apa nihhh.. Suatu kehormatan sekali seorang Elang datang kesini.. Apa ada yang bisa dibantu?."
" Haha, bisa aja Lo.. Ini tolong cariin gaun yang pas buat dia.." Elang menunjuk ke arah Putri
"Bentar ya... "
Joice seperti mengukur badan Putri dengan penerawangannya.. Biasanya seorang perancang memang sudah ahli untuk hal seperti itu.
"Badan yang proporsional, bagus.. Langsing.. Pinggangnya liat deh kaya gitar spanyol.. Cuco.."
Putri dan Elang tertawa melihat tingkah Joice..
"Emang bener sih badan Putri emang bagus.." Elang diam-diam mengamati bentuk badan Putri.
Joice mengambil beberapa gaun yang modelnya bagus dan cocok untuk Putri..
"Dicoba tuh Put.."
Dua sampai tiga kali Putri berganti pakaian dari tiga model gaun yang dipilih Joice, Elang menjatuhkan pilihan pada gaun yang berwana hitam, sangat pas di badan Putri dengan bagian lengan yang terbuka dan juga bagian belakang punggung yang terbuka juga.. Menambah kesan sexy dan juga menonjolkan kulit putih mulus Putri.
Tak dapat dipungkiri Elang berdecak kagum melihat Putri mengenakan gaun hitam itu.
" Yang ini aja?."
"Iya yang itu aja.."
" Oke deh.. Joice gue pilih yang hitam ini ya.. Dan Lo cariin jas buat gue yang pas pokonya sama gaun hitam ini ya.. Kirim aja ke kantor gue sama tagihannya ya.."
" Siap.. Pokonya tak kan mengecewakan, ditunggu ya Elang.. dan gadis cantik ini... Bye..."
"Lo yakin mau kita tunangan?." Putri mengulangi pembicaraan ketika mereka dalam perjalanan kembali ke kantor.
" Kalo gue gak yakin, mana mungkin barusan gue pesenin Lo gaun.."Jawab Elang dengan pandangan tetap Fokus ke depan memegang stir mobilnya.
"Tenang aja Lo gak boleh mikirin apa-apa, serahin semuanya sama gue.. dan Lo jangan lupa bilang pelan-pelan dari sekarang sama Gerry.."
" Gue bingung harus ngomong dari mana dulu sama Gerry, pasti Gerry marah besar.. "
" Lang..."
Elang menoleh ke arah Putri.
" Kenapa?."
" Kalo kita tunangan yang lain, maksudku orang kantor apa bakalan pada tau?."
" Lo tuh lucu ya.. Ya iyalah pada tau.. orang-orang kantor semuanya bakalan pada dateng.."
" Hah...."
Putri membayangkan bagaimana dengan tatapan-tatapan iri dari para fans Elang padanya nanti.. Kepala Divisi, sekretaris Elang yang selalu menampakan rasa tidak sukanya pada Putri kalau mereka tahu Elang dan Putri bertunangan.
"Kenapa? Apa dikantor ada yang tidak suka sama Lo..?"
" Nggak ko.. Gada.. "
"Baguslah..."
Keduanya telah sampai kembali di perusahaan SG. Dan kembali bekerja di ruangannya masing-masing.
Kepala Divisi mendapati Putri yang datang dua jam lebih telat dari jam istirahat selesai.
Berdiri di muka pintu ruangan Putri.
" Lo dari mana aja bisa sampe telat banget..?."
" Putri abis makan siang.. Aku yang ajakin dia.. Apa kamu ada masalah?."
Tiba-tiba Elang mendapati Kepala Divisi yang sedang mengomel pada Putri.
" Nggak pa.. tidak masalah.. saya cuma bertanya saja pada anggota divisi saya soalnya jam makan siang sudah lewat tapi belum kembali ke tempat." Kepala Divisi yang bernama Dina itu mencoba membela diri.
" Bagus tapi jangan kaya tadi.. Gak enak dengernya.. "
" Iya pak..."Dina segera meninggalkan ruangan Putri karena takut Elang semakin memarahinya.
"Nih.. Ponsel.. Ketinggalan di mobil."
" Oh pantesan di cari nggak ada.. makasih pak.."
" Hmm..." Elang berlalu dari hadapan Putri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Nadya Vatyma
Makin kesini mkin seru ceritanya
2021-01-14
0
Aar Luna
cerita nya Bagus tp msh kurang like
2020-06-21
0