Seorang pria tinggi besar dengan seragam warna coklat memukul habis - habisan kedua pria tersebut, saling baku hantam pun terjadi.
Annisa yang melihat nya sedikit berjalan menjauh kedalam kebun teh.
Buuughh...
Buuughh....
Buuughh..
" Kurang ajar berani nya Sama wanita." Bentak nya saat menghajar Salah satu pria tersebut.
Buuughh..
Aaarrgghhhh
Tubuh pria tersebut yang menolong Annisa di pukul dari arah belakang mengenai punggungnya hingga tersungkur.
Buughh
Arrrghhhh
Tubuh nya terhantam tendangan kaki yang mengenai tepat di bagian perut.
" Mau jadi pahlawan kamu? " Ucap Pria yang hampir memperkosa Annisa.
" Kalian sungguh keterlaluan bisanya bikin ulah, tak takut apa kalian selalu keluar masuk Penjara.
Hahahaha...
" Disini kamu sendiri, tak ada yang membantu kamu. "
Buuughh..
Tendangan talak mengenai bagian tengah pria yang berwajah sangar.
Buughh..
Tendangan pun mengenai perut bagian pria bertubuh gempal, pria berseragam cokelat itu terus menghajar kedua pria tersebut hingga mereka pun tak berdaya.
Dengan borgol kedua tangan pria tersebut bersatu dengan gelang berupa borgol yang sudah mengunci di tangan mereka.
" Tolong kirim beberapa Anggota kemari di perkebunan Teh milik Pak Haji Asrul, ada dua tikus hama yang harus di ringkus."
Setelah memasukan ponselnya, dirinya mencari sosok wanita yang tadi hampir di perkosa.
Hiks... hiks... hiks...
Terdengar isak tangis dari arah pepohonan teh, dirinya pun mendekati suara isak tangis tersebut. Terlihat tubuh wanita yang sedang duduk meringkuk dengan tubuh basah kuyup dan pakaian yang sedikit terkoyak dan kotor.
Seragam nya dia lepas kan hanya tersisa sebuah kaos lengan pendek, lalu menutupi tubuh Annisa.
" Jangan takut meraka semua sudah di ringkus."
Suara sirine pun berbunyi, beberapa mobil Patroli berdatangan untuk membawa dua preman yang menjadi langganan Polisi memasukan mereka ke balik jeruji.
"Bang, korban bagaimana korban? " Tanya Andri .
" Dia shock, lihat tubuhnya masih gemetar." Jawab Dimas.
" Sebaiknya kita cepat bawa dia Bang. "
" Ya Saya akan bawa dia ke Puskesmas sekarang."
Tiba - tiba tubuh Annisa tumbang mengenai dada Dimas, dengan segara Dimas mendekap tubuh Annisa.
" Pingsan Bang." Ucap Andri Panik.
Dimas mencoba mengangkat tubuh Annisa namun matanya terbelalak kaget saat melihat siapa yang ada di dekapannya.
" Annisa..!!! "
" Abang kenal? " Tanya Andri.
" Cepat tolong kamu kemudikan mobil yang Saya bawa." Jawab Dimas dengan wajah yang sangat Panik.
Saat berada di dalam mobil, Dimas terus mendekap tubuh Annisa yang sedikit demam, dihusap nya wajah yang basah dan pucat itu tanpa henti hingga tak terasa air matanya keluar dari sudut kedua kelopak matanya.
" Kenapa kamu yang menjadi korban Annisa."
****
" Dia shock berat, mengakibatkan demam yang tinggi dan tubuh yang kedinginan." Ucap Dokter Siska.
" Apakah kamu punya baju ganti? " Tanya Dimas saat sudah sampai di Puskesmas.
" Ada di rumah Dinas, Saya akan ambil dulu. " Jawab Siska.
Dimas memandang tubuh Annisa yang terbaring lemas, dengan jarum infus yang menancap di tangan nya.
Beberapa menit kemudian Siska membawa pakaian ganti untuk Annisa, dan melihat Dimas terus menatap Annisa.
" Bisa keluar sebentar? " Ucap Siska yang menatap Dimas tidak suka.
Dimas pun keluar dari kamar rawat meniggalkan Siska dan Annisa.
" Bang, kata Salah satu Anggota kita di lihat dari data yang di dapat tak jauh dari TKP dia bernama Annisa Al Zahra, dan kami menemukan ada Surat Tugas ternyata dia seorang Camat di kecamatan Patra. " Ucap Andri.
" Jadi Camat wanita yang baru itu dia. " Ucap Dimas.
" Benar Bang, kami sudah menghubungi Pak Sekmat dan Pak Kades dari Patra mereka sedang perjalanan kemari." Ucap Andri.
" Bang, Desa Patra masih di bawah pemantauan Abang kan? " Tanya Andri kembali.
" Iya, Saya Babinsa disana." Jawab Dimas.
***
Aawww
Ssstt
Siska mengobati luka yang ada di sudut bibir Dimas, sedang kan pria tersebut terus meringis kesakitan.
" Apakah demam nya sudah turun? "
" Sudah karena Saya suntikan dia penurun demam, mungkin saat sadar dia masih sedikit terguncang."
" Sungguh biadab mereka, Saya tidak akan membuat mereka keluar dari Penjara kasus dia akan Saya majukan dia ke meja hijau."
" Seperti nya kamu sangat kesal dengan kasus wanita yang terbaring lemah di brankar itu." Ucap Siska.
" Dia Camat Patra yang baru."
" Dia Camat wanita yang baru itu? "
" Pantas saja, Saya lihat tadi beberapa SATPOL PP berdatangan kemari."
*****
Annisa membuka matanya saat Adzan subuh berkumandang, tubuhnya yang masih sedikit sakit dan terasa sangat pusing.
Terlihat tirai putih itu sedikit terbuka dan melihat samar - samar seorang pria yang seperti nya seorang Polisi karena terlihat dari celana nya yang sedang tertidur lelap di atas sofa.
Annisa pun mencoba bangun dan bersandar di Kepala ranjang, namun lututnya sangat sakit karena luka terjatuh itu. Annisa pun baru sadar melihat pakaian yang melekat di tubuhnya yang sudah berganti.
" Pakaian Saya? " Matanya langsung tertuju pada tubuh yang membelakanginya.
Annisa teringat punggung yang sedang terlelap itulah yang menolong nya.
" Apa dia yang mengganti pakaian saya." Annisa pun tiba - tiba langsung menutup kedua dadanya.
Aaarrgghhhh...
Seketika Dimas tersontak kaget langsung berlari masuk kedalam balik tirai putih tersebut.
" Ada apa..!! "
Mata Annisa membulat kaget, wajah nya berubah menjadi tatapan tak suka pada pria yang tepat berdiri di depan nya.
" Apa ada yang sakit atau ada sesuatu? " Tanya Dimas menyentuh lengan Annisa.
" Jangan pernah sentuh saya." Jawab Annisa menepis tangan Dimas.
" Maaf. " Ucap Dimas.
" Ada apa, tadi Saya dengar ada teriakan? " Tanya Siska di ikuti Pak Eko Sekmat Kecamatan Patra.
" Tidak apa - apa hanya kaget saja." Jawab Annisa.
" Bu maaf kan kami, yang tidak bisa menjemput Ibu. " Ucap Pak Eko.
" Tidak apa - apa Pak, ini musibah bukan Salah siapa - siapa. Ini juga Saya yang minta untuk tidak di jemput pas memasuki wilayah Kecamatan Patra. " Ucap Annisa.
" Demam Ibu sudah turun, nanti siang Ibu bisa langsung pulang ke rumah Dinas. Tapi Saya Saran kan untuk tidak langsung bertugas." Ucap Siska.
" Saya tidak ingin menunggu siang, Saya ingin sekarang langsung ke rumah Dinas." Ucap Annisa melirik ke arah Dimas yang terus menatap nya. "
" Baik Bu, Saya antar kebetulan mobil serta barang - barang Ibu sudah berada di rumah Dinas di bawa oleh dua orang SATPOL PP. " Ucap Pak Eko.
" Terima kasih Pak. " Ucap Annisa.
******
Annisa pun di antar beberapa Anggota Polisi sampai rumah Dinasnya yang berada di lingkungan kantor Kecamatan.
" Setiap malam Usahakan untuk yang Piket di tambah Pak. " Ucap Dimas pada Pak Eko.
" Siap Pak, dengan kejadian ini mungkin awal yang tak enak buat Ibu Camat, trauma itu akan lama hilangnya." Ucap Pak Eko.
" Saya ingin kejadian tadi tidak terulang kembali. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Dewi Oktavia
ko baru jumpa sudah begitu,,,,jadi penasaran
2024-07-10
0
Jumadin Adin
ayo siapa annisa camat baru itu dan pak pol,ada hubungan apa
2023-03-05
1
Feronika Wela
mungkin sekmat itu sekretaris camat, soalnya kalau di daerah saya nyebutnya sekcam. 🙏🙏🙏
2022-06-08
1