DIMULAI

Setelah terbongkarnya rencana pembunuhan anak perempuannya. Brandon langsung menambah dua kali lipat pasukan pengawal. Anak gadisnya dikawal oleh lima puluh orang. Bahkan pria itu juga membekali putrinya bela diri.

Alexa yang genius sangat cepat menangkap semua pelajaran. Gadis itu memiliki kekuatan yang mampu mengendalikan pikiran dan emosi seseorang.

Hingga kini, ia berusia tiga belas tahun. Alexa akan merayakan ulang tahunnya. Gadis itu bertambah cantik, sombong dan arogan. Tapi tak punya teman. Hampir seluruh gadis di negara ini membencinya.

Alexandra Gabrielle Pierce. Terlahir dengan wajah sempurna. Bola mata lebar dihiasi bulu mata lentik nan tebal. Dagu lancip, pipi tirus, bibir sedikit tebal, warna merah jambu alami. Rambut putih ala penyihir, tinggi 160cm dengan berat 55kg. Belum lagi kecerdasannya di atas rata-rata. Maka tidak ada satu pun yang mau berteman dengannya.

"Buat apa pesta, Ma. Aku tak punya teman. Lagi pula aku bosan yang hadir para anak buah atau kolega Daddy yang itu-itu saja," keluhnya menolak pesta.

Margarita sangat paham kesepian putrinya. Ia pun tak lagi merencanakan ulang tahun putrinya itu.

"Kalau begitu ikut Daddy dan Mama nanti malam, ada gala dinner," ajak Brandon.

Alexa mengangguk lalu tersenyum. Ia senang karena orang tuanya tak begitu mempermasalahkan kehidupan sosialnya.

Malam pun tiba, ketiganya memakai pakaian terbaik mereka. Semua memandang kagum pasangan suami istri itu. Bahkan Brandon sudah berdamai lama dengan keluarga istrinya. Tuan Axel, memandangi bangga menantunya.

"Halo, Pa!" sapa Brandon.

"Halo, Nak!"

"Kakek!" Alexa lalu memeluk kakeknya.

Axel langsung mengangkat tinggi-tinggi cucu perempuannya itu. Alexa begitu senang.

"Sana, sama nenekmu," ujar Axel.

Alexa lalu berlari menemui neneknya. Wanita paru baya itu menciumi wajah cantik cucunya.

Gala dinner berlangsung meriah. Para tamu diperkenalkan. Seorang pengusaha muda berpakaian begitu sederhana diperkenalkan.

"Tuan Harry Robinson, beliau baru berusia dua puluh dua tahun. Memiliki perusahan robot pertama di negara kita. Memang penampilannya begitu sederhana, tetapi nilai profitnya tak terhingga!" jelas pembawa acara memperkenalkan.

Brandon begitu antusias. Ia paling suka dengan pria muda yang memiliki prestasi gemilang. Masih muda punya usaha.

"Halo, saya Brandon Pierce. Bisa kita bicara bisnis?" Harry mengangguk antusias.

Berita betapa besarnya perusahaan Brandon sampai di telinganya. Pemuda itu langsung menyodorkan beberapa usahanya dan bisa dipakai untuk proyek besar.

"Minim kecelakaan kerja kecuali human error," jelas Harry, "Makanya saya mengambil dan menurunkan tenaga ahli."

Brandon mengangguk puas. Ia meminta pemuda itu datang untuk rapat proyek yang tengah ia tangani.

Harry mengangguk antusias. Alexa menatap pria yang berbicara dengan ayahnya. Kerutnya berkerut. Tubuh kurus dan bungkuk. Kacamata tebal dan rambut klimis. Bahkan jas yang dipakai Harry lusuh, begitu juga celananya.

"Ma, kenapa ada orang berpakaian tak layak bisa masuk pesta?" tanyanya sambil terus memandangi Harry.

Margarita memandang apa yang dilihat putrinya. Ia hanya bisa menghela napas panjang. Sang Nenek lah yang menjawabnya.

"Kadang, apa yang kita lihat itu tak sesuai dengan kenyataannya. Toh, buktinya ia bisa masuk ke pesta ini. Berarti ada prestasi yang ia raih."

"Well, jika mau dilihat bagus ya harus berpenampilan bagus," sahut gadis kecil itu.

Sonia hanya tersenyum mendengar perkataan cucunya itu.

"Ketika kau tumbuh dewasa. Kau akan tau nanti," ujar Sonia dengan penuh kasih sayang.

Alexa hanya mengendikkan bahunya. Pesta berjalan meriah. Hingga dua jam, semua tamu pulang membawa kesepakatan kerjasama.

Hari berlalu. Alexa sudah masuk di perkuliahan. Bahkan hanya dalam waktu singkat. Gadis itu sudah mengajukan skripsinya.

"Sayang, kami ingin liburan ke suatu tempat selama satu hingga dua minggu," ujar Brandon pada putrinya.

"Ke mana?" tanya gadis kecil itu tanpa minat.

"Well, ke suatu tempat. Kami ingin merayakan anyversary kami," ujar Brandon lagi.

"Lalu, aku gimana?" tanya Alexa.

"Ada Uncle Joe yang menemanimu," ujar pria itu lalu memanggil pria itu.

"Tuan!"

"Kau jaga putriku, hingga aku dan istriku pulang!" titah Brandon.

"Dua mingguan ya. Kalau tidak ...."

"Iya, sayang ... hanya dua minggu," ujar Brandon lalu mengecup pipi Alexa.

Gadis kecil itu mengangguk. Ia melanjutkan belajarnya.

"Nona, kita ada pertemuan di ruang rapat mengenai proyek," ujar Joe memberitahu.

Alexa menatap sebal para pria tampan di depannya.

"Kapan?" ia menutup laptopnya.

"Dua puluh menit dari sekarang!"

"Arrghh!" pekiknya kesal.

Dengan cepat ia mempelajari sepuluh berkas. Ia melempar begitu saja berkas-berkasnya begitu saja, hingga membuat pria bawahan ayahnya kerepotan.

Semua, kesepakatan dicapai, walau ada sedikit adu otot leher karena pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan Harry. Gadis itu kesal bukan main.

Karena moodnya yang buruk. Ia pun mengambil senjata dan berjalan memeriksa semua kegiatan anak buah. Yang menggunakan narkoba, akan dihadiahi timah panas oleh Alexa.

"Boss, Bowie sedang asik Masyuk di kamar atas kasino!" lapor salah satu anggota.

Alexa kesal. Ia naik melalui lift bersama Joe dan tiga orang lainnya. Mendobrak pintu dan pandangan Alexa dihalangi oleh Joe, karena adegan yang tidak boleh nona muda itu lihat.

Alexa langsung menghadiahi timah panas pada kaki pria yang bugil dan menutupi area bawahnya dengan bantal. Sedang dua wanita yang bersama pria itu menangis ketakutan.

"Sudah dibilang jangan ada yang memakai barang yang hendak dijual!" bentak gadis kecil itu.

Setelah membeli shock therapi pada dua wanita itu. Alexa meminta keduanya dipulangkan.

"Ah, nggak enak banget!" teriaknya.

Gadis itu memilih pergi dari markas. Tentu Joe selalu bersamanya. Gadis itu pergi ke semua tempat. Namun tak ada satu pun yang bisa membuatnya terhibur.

Gadis kecil itu pun memilih pulang. Wajahnya sedih. Ia merasa sendirian. Ternyata menjadi, cantik, kaya dan cerdas membuatnya bahagia. Joe menatap nona mudanya. Ia iba dan merasa tak berguna menghibur gadis itu.

"Nona, apa kau ingin nonton film?" Alexa mendengkus kesal.

Joe pun menghela napas.

"Sesekali cobalah sesuatu yang ada tidak sukai, Nona," ujar pria itu.

"Aku mau tidur deh," ujarnya.

Joe diam. Ia membiarkan apa yang Alexa mau. Ketika sampai rumah, gadis itu sudah tertidur. Joe menggendongnya hingga menuju kamar gadis itu.

Joe menatap wajah cantik gadis itu. Ia merapikan anak rambut yang menutupi paras cantik gadis itu.

"Kau cantik sekali, padahal usiamu baru tiga belas tahun, tapi kau sudah menjadi target pikiran dewasa para pria," ujar pria itu.

"Apa rasa bibirmu, Nona. Aku ingin sekali memagutnya," gumamnya berbisik.

Joe lalu meninggalkan kamar Alexa. Pria itu tak tahan jika terlalu lama, bisa merusak kesucian gadis itu dan dia akan dicincang oleh kakak angkatnya.

"Sungguh tak tau diuntung!' makinya pada diri sendiri.

Pria itu pergi ke luar markas dan mencari wanita yang bisa memuaskannya. Hingga hari mau berganti. Tak satu pun wanita bisa memuaskan dahaganya. Bahkan ciuman mereka tak mampu membangkitkan hasratnya.

bersambung

Terpopuler

Comments

Naviah

Naviah

aku bigung dengan umur nya

2022-11-20

1

wonder mom

wonder mom

smg joe jodoh alexa. mrk sdh sejalur

2022-05-02

0

Mella Soplantila Tentua Mella

Mella Soplantila Tentua Mella

lanjut

2022-03-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!