AWAL 2

Waktu berlalu, Alexa sedang mengerjakan tugasnya. Gadis kecil itu tampak serius dengan semua pelajaran yang ia terima.

"Alexa, ikut Daddy!" ajak Brandon.

"Oke, Dad!" sahut Alexa.

Brandon menggandeng putrinya dengan menopang senjata laras panjang. Mereka menuju sebuah tempat latihan tembak. Ketika di sana. Alexa diberi rompi anti peluru dan pelindung kepala. Gadis kecil itu sudah terbiasa sejak ia baru bisa berjalan.

"Sekarang, kau harus menghadapi musuh yang datang tiba-tiba," ujar Brandon.

Alexa mengangguk tanda mengerti. Ia mulai membaca map jalur yang harus ia lalui nanti. Ruangan berbentuk labirin itu memiliki jalan-jalan berliku dan buntu. Setelah menghapal dan tau cara keluar. Alexa mulai masuk.

Brandon mengawasinya dari layar. Ia akan datang jika putrinya benar-benar kesulitan.

"Tuan, apa Nona sudah masuk?" tanya salah satu instruktur perang.

"Ya baru saja. Ada apa?"

"Kita keluarkan Nona kembali. Tempat itu disusupi musuh dan menggunakan peluru tajam!" ujar pria itu memberitahu.

Bug! Bug! Bug!

Brandon langsung menghajar pria itu. Ia begitu marah dan berang.

"Bangsat! Bagaimana bisa ada musuh masuk ruangan itu!" bentaknya.

Instruktur itu meringis kesakitan Bibirnya sobek dan berdarah, tubuhnya diangkat ke atas oleh Brandon.

"Saya ... saya baru mengetahuinya tadi ketika memeriksa peralatan yang biasa di pakai masih lengkap dan menemukan peluru tajam!" jawabnya ketakutan.

"Aku tak peduli! Bagaimana bisa musuh masuk ke tempat ini?!" bentak Brandon marah besar. Ia melempar pria itu hingga membentur dinding dengan keras. Brandon mengambil ponsel dan melakukan panggilan.

"Joe bawa lima puluh anak buah ke tempat latihan tembak, putriku dalam bahaya! Cepat!" titahnya lalu langsung memutuskan sambungan.

Dengan penuh kecemasan, ia melihat layar di mana putrinya menembak patung-patung yang muncul mendadak. Senjata yang digunakan Alexa merupakan senjata paintball. Jadi hanya peluru cat berwarna merah. Tentu tak membuat orang terluka. Walau ia memakai rompi anti peluru dan pelindung kepala. tentu tak bisa seratus persen melindunginya.

"Ya Tuhan ... selamatkan putriku," pinta pria itu memohon.

Tak lama Joe datang bersama para anak buah. Mereka langsung masuk dan mencari keberadaan nona mereka. Joe yang memimpin.

Brandon memperhatikan saja dari layar. Ia melihat pria instruktur itu masih tak sadarkan diri. Ia mendatangi pria itu, dan ....

Dor! Dor!

"Aarrghh!" teriak pria itu.

Brandon menghadiahkan dua peluru di kaki kanan dan kiri pria bernama Leo.

"Dengan begitu kau tak akan lari ke mana pun," ujar Brandon santai.

Pria itu kembali ke depan layar melihat pergerakan. Di sana, Alexa berkelahi di sebua jalur yang hanya beda satu jalur dengan rombongan. Brandon begitu kesal. Ia menelepon Joe dan mengatakan jalur yang harus dilalui adik angkatnya.

Beberapa anak buah Joe menemukan jalur Nona mereka. Di sana langsung terjadi adu tembak. Pihak lawan langsung kalah. Joe yang datang mengungsikan Alexa. Ia membawa lari gadis kecil itu di antara desingan peluru.

"Turunkan aku Paman!" pekik Alexa.

"Maaf, Nona. Anda harus keluar dari tempat ini dengan aman!" ujar Joe tak mau menuruti perintah Alexa.

Brandon lega karena putrinya bisa diselamatkan dengan cepat. Begitu Joe keluar. Ia langsung memeluk putri dan memeriksanya.

"Kau tidak apa-apa, Sayang? Apa ada tubuhmu yang terluka?" tanyanya beruntun.

"Aku tidak apa-apa, Daddy," jawab Alexa.

Brandon menciumi wajah putrinya, lalu ia mengajak pulang.

"Urus pria itu!" titahnya sambil melihat Leo yang pingsan.

Joe membungkuk hormat. Brandon pun berlalu dan pulang segera.

Sampai rumah. Ternyata berita Alexa yang nyaris dibunuh oleh musuh sampai pada Margarita, sang ibu. Wanita itu berdiri dengan cemas.

"Sayang, aku pulang!"

Brandon datang menggandeng putrinya. Margarita langsung berlari dan memeluk putrinya. Ia menciumi dan penuh kelegaan.

"Syukur lah kau tidak apa-apa, sayang," ujarnya lega.

Alexa memeluk ibunya.

"Mommy, aku lapar," ujarnya.

"Ayo, kita makan. Mommy udah masak makanan kesukaanmu," ajak wanita cantik itu.

Margarita menggandeng putri dan suaminya. Ia mencium bibir sang suami.

"Terima kasih, telah membawa putriku pulang dengan selamat," ujarnya tulus.

"Sama-sama sayang," sahut Brandon.

Mereka pun makan dengan tenang. Alexa begitu menyukai makanannya. Usai makan, Alexa langsung kembali mengerjakan tugasnya. Ia sampai tertidur.

Brandon yang memeriksa tersenyum. Ia memindahkan tubuh putrinya di tempat tidur.

"Apa dia sudah tidur?" tanya Margarita.

"Sudah sayang," jawab pria tampan itu.

"Sayang," panggil Margarita dengan suara manja.

Brandon sangat tahu apa yang istrinya inginkan. Ia pun menggendong sang istri ala pengantin. Ia pun membawa Margarita ke kamar mereka.

Sedang di tempat lain. Musuh-musuh yang hendak membunuh nona mudanya sudah habis. Joe sudah membereskan Leo, dengan mengirimnya ke rumah sakit dan menjebloskan pria itu nanti di penjara mereka.

Joe memandang ruangan ini. Ia menuju lantai atas untuk memeriksa keadaan. Ia cukup terkejut melihat pemandangan.

Area atas merupakan tempat pemandian sauna, banyak gadis-gadis tanpa busana hilir mudik. Hanya beberapa pria yang tengah asik menikmati ******* para gadis di benda milik mereka.

Joe didatangi sosok cantik dengan tubuh yang menggiurkan. Buah dada silikon menggantung bebas. Wanita itu berbicara dengan ******* manja.

"Tuan, apa yang bisa aku bantu?" wanita itu meraba dada Joe.

Sebagai seorang lelaki, tentu hal itu membakar sesuatu dalam dirinya. Bahkan, ketika dengan berani wanita itu menyambar bibirnya dan memberikan ciuman panas di sana. Tangan wanita itu mampu membangkitkan batang yang tertidur. Joe menarik tubuh seksi itu dan mulai melancarkan aksinya. Remasannya membuat sang wanita melenguh.

"Tuan, buka bajunya, aku ingin merabanya," rengek wanita itu.

Joe melihat arah lain. Tak ada pergerakan, insting pria itu sangat tajam. Satu tombol ia tekan. Ketika wanita itu hendak mencium bibirnya. Ia langsung menolak dan mendorong tubuh wanita itu hingga jatuh ke lantai.

"Tuan ... apa anda gila?" pekik wanita itu kesakitan.

Joe menyeringai sadis. Ia menatap para pria yang pura-pura menikmati layanan mesum tempat itu.

"Keluar kalian, sebelum aku membunuh kalian!" ancam Joe.

"Tuan, apa yang engkau bicarakan?" sahut wanita itu berdiri.

Ia kembali dengan berani, mengamit tangan Joe dan menaruhnya di dadanya. Pergerakan wanita itu memancing gairah siapapun.

Tadinya, Joe terpercik gairah. Tetapi, satu gerakan mencurigakan membuatnya sadar jika tempat ini benar-benar telah dikuasai oleh musuh.

Joe menodongkan senjatanya di kepala wanita yang menggodanya.

"Apa masih ingin kulanjutkan?"

Wanita itu bergetar ketakutan. Beberapa anak buah Joe naik ke atas. Terjadilah aksi saling tembak. Para wanita berteriak berlarian dan berlindung di mana pun agar tak terkena peluru nyasar.

Tiga pria tergeletak bersimbah darah. Joe menatap wanita yang tadi baru saja membakar hasratnya. Wanita itu juga sudah menjadi mayat.

"Aku harus lebih berhati-hati lagi," gumamnya bermonolog.

Joe pergi meninggalkan tempat. Para anak buah membereskan ruangan hingga bersih dari mayat dan darah. Sedangkan Joe pergi ke rumah kakak angkatnya untuk memberi laporan. Walau ia harus menunggu lama, karena Brandon tengah bermesraan dengan sang istri.

bersambung.

Terpopuler

Comments

Naviah

Naviah

semangat thor

2022-11-20

1

Ni L. Pt. D. Virgianti Alit P.

Ni L. Pt. D. Virgianti Alit P.

sabar jo

2022-05-04

1

Ni L. Pt. D. Virgianti Alit P.

Ni L. Pt. D. Virgianti Alit P.

sadis bgt brandon... tp aq suka😁

2022-05-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!