Lily berdiri di depan kaca ruangan ICU tempat Papa dirawat. Dokter sedang memeriksa Papa. Papa terlihat lebih segar. Sesekali papa tersenyum kepada dokter. Mereka berbincang, nampaknya papa senang karena dokter menjelaskan kondisi papa semakin baik.
dokter dan perawat keluar ruangan. Waktu kunjungan dokter sudah selesai rupanya. Sebentar lagi keluarga boleh menemui papa walaupun tidak boleh terlalu lama.
Triiing..pesan masuk di ponsel Lily. Nomor yang tidak dikenal.
"Saya kirim croissant keju kismis untuk kamu. Semoga kamu suka. Yudhistira"
Lily termenung. Ya ampun. Bagaimana mungkin, seseorang yang baru dikenalnya begitu baik hati mengirimkan makanan kesukaannya.
"Tapi apakah aman menerima sesuatu dari orang yang baru dikenal. Kalau ternyata makanannya diracun atau orang itu punya motif lain. Duuh ngeri juga"pikir Lily paranoid.
"Tanpa mengurangi rasa hormat. Sebaiknya tidak usah, Pak. Saya tidak mau merepotkan" ketik Lily.
"Saya tidak merasa repot. Kamu tidak usah takut. Saya tidak bermaksud jahat. Kebetulan saya juga suka dengan croisant dari cafe Blume"Balas Yudhistira.
"Kurir yang antar croissantnya sudah sampai di lobby rumah sakit" ketik Yudhistira lagi.
"Secepat itu?" Tanya Lily keheranan.
Meskipun ragu namun dia tetap melangkah menuju loby.
***
Lily duduk di kursi tunggu seraya memegang kotak kue dan satu kantung berisi cup besar coklat hangat.
"Kenapa kotaknya besar sekali?" Pikir Lily seraya membuka kotak perlahan. Matanya terbelalak melihat isi kotak tersebut. Banyak sekali. .
Ada sebuah kartu di dalamnya
'Dear Bunga Lily, Semoga suka. dan semoga harimu menyenangkan''
Yudhistira
Lily menggigit bibirnya. Antara takut kue itu berbahaya dan tergoda wangi croissant yang masih hangat.
Waaah benar sekali ini adalah buatan cafe Blume. Dari kemasan box, tampilan dan aromanya Lily sudah hafal.
Bagaimana caranya Yudhistira bisa mendapatkan croissant ini. Jangan-jangan dia sengaja memesan dari Jakarta. Tapi untuk apa dia repot-repot untuk seorang Lily yang bukan siapa-siapa.
Misalkan dia ada motif atau tujuan tertentu, apa tujuannya? Lily bukan seorang terkenal dan penting. Apakah ini ada hubungannya dengan persaingan bisnis Papa?
Berbagai pemikiran muncul di kepalanya. Hingga akhirnya dia lelah sendiri.
"Bismillah" Croisant hangat itu sudah masuk mulutnya dengan cantik.
"Ya ampuun...betul sekali ini croisant cafe Blume. Hmmhh enaknya. Terimakasih yaa Pak Yudhistira orang baik." Lily menikmati satu croisant sambil bergumam dan tersenyum.
Dia sudah melupakan segala kekhawatirannya yang berlebihan.
Lily memotret kotak yang berisi banyak croissant beserta kartu ucapannya tersebut dan mengirimkannya di chat.
"Terimakasih, Pak Yudhistira. Kuenya sudah saya terima." ketik Lily. Lalu segera menyimpan ponselnya di tas. Karena Pak Yan memberitahu Lily bahwa papa sudah boleh ditemui.
Lily bergegas masuk dan memeluk Papa setelah melakukan protokol kesehatan sebelum memasuki ruangan.
"Lily kangen Papa"
Papa tertawa pelan. "Papa juga kangen gadis manja kesayangan papa"
"Menurut dokter, papa besok sudah boleh masuk kamar perawatan" ucap papa senang.
"Sekarang perasaan papa bagaimana? Sudah lebih enak atau masih ada keluhan rasa sakit ?" Lily mengusap tangan papa lembut.
"Papa sudah merasa lebih baik. Sakit di dada sudah tidak terasa. Hanya tubuh papa masih terasa lemas. Itu saja. Selebihnya tidak ada keluhan lagi" kata Papa.
"Papa jangan terlalu capek ya. Kan sekarang ada kak Angga yang bantu Papa mengawasi pabrik. Papa harus sehat" Lily meletakan tangan papa di pipinya.
"Iya, ke depannya nanti Papa akan mengurangi kesibukan Papa. Sekarang Angga juga sudah bisa papa andalkan untuk mengurus perusahaan"
"Naah begitu doonk. Ini namanya papanya Lily" Lily memeluk pria paruh baya di sampingnya.
"Pekerjaanmu bagaimana? kamu tidak masuk kantor sekarang?"tanya Papa.
"Papa tenang saja soal pekerjaan Lily. Pak Bram yang menyarankan Lily untuk ajukan cuti sampai Papa pulih. Lagipula pekerjaan masih bisa Lily kerjakan dari sini"
"Sampaikan salam Papa untuk pak Bram. Baik sekali dia ke Lily" ucap Papa.
"Baik, pa. Nanti Lily sampaikan"
"Yang penting sekarang papa sehat. Pekerjaan Lily mah biar Lily yang urus"
Papa tertawa pelan.
"Rakha bagaimana kabarnya?. Tumben dia tidak mengantarmu. Apalagi papa sedang sakit" tanya Papa sambil mencari posisi nyaman untuk kepalnya berbaring.
"Dia sedang ada tugas ke Bali hari ini, Pa. Sekitar seminggu. Jadi tidak bisa menjenguk Papa." jawab Lily berusaha tenang.
"Sudah ah. Papa fokus sembuh saja. Lily mau, papa sehat lagi" kembali Lily mengusap tangan papa lembut.
Seterusnya papa bercerita tentang menu makanan di rumah sakit, tentang dokter dan perawat yang baik.
Dan Lily senang papa sudah mulai membaik.
Di luar, Kak Angga berdiri di depan kaca ruangan seraya tersenyum. Menunggu gantian masuk bertemu Papa.
"Padahal Lily masih mau nemenin Papa" Lily merajuk.
"Semoga Papa bisa segera pulang secepatnya. Jadi kalau ngobrol kita bisa bareng-bareng. Tidak usah bergantian" Papa tersenyum mendengar kata-kata Lily.
"Seru banget ngobrolnya, sampai ga sadar kalau kak Angga dari tadi nungguin" Ucap Kakaknya yang tampan saat Lily keluar ruangan.
Lily terkekeh. " Maaf, kakakku sayang" Lily mencium tangan Kakaknya.
Sejak Lily sampai di Bandung belum sempat bertemu Kak Angga. Selain sibuk dengan urusan pabrik, kak Angga juga sudah punya keluarga yang harus diperhatikan.
***
Selepas tadi berbincang dengan Papa, Lily kembali ke rumah.
Setelah selesai mandi. Lily merebahkan tubuhnya di tempat tidur sambil membuka ponselnya.
Aaapppaaa???
Group chat empat sahabat ramai soal croissant. semua memanggil-manggil Lily sedari tadi.
Lily mengecek berkali-kali. Ternyata dia salah kirim foto tadi. Seharusnya dia kirim ke Yudhistira, kenapa kekirim ke group chat.
Mungkin karena tadi terburu-buru mau menemui Papa.
Aaah teledor sekali, batin Lily mentertawakan diri sendiri.
Lily kembali mengirimkan foto dan pesan ucapan terimakasih ke Yudhistira. Kali ini sudah dipastikan dia tidak salah kirim.
Group chat:
Lita : Lilyyyy, apa maksudmu kirim-kirim foto kue?
Wini : Lilyyy salah kamar!!!!
Anna: Lily, aku mau donk...pls pls
Lita : Eeeh aku baru ngeh, itu pengirim kuenya namanya Yudhistira?
Anna: Lily koq menghilang sih, ga tanggung jawab deeh bikin orang kepingin aja
Wini : "Lily...siapakah Yudhistira???
Lita: Waaah ada penggemar baru sepertinya. sampai kirim croissant sebanyak itu
Anna: Sepertinya enak. Aku mau coba
Wini : siapa itu Yudhistira? ayo cerita. Aku penasaran
Wini: Rakha bagaimana, Ly? Jangan sampai dia patah hati
Anna: Oh iya, Tadi pagi aku antar adikku ke Bandara, sepertinya aku melihat Rakha. Tapi berdua dengan seorang perempuan
Lita: Anna jangan bicara yang aneh-aneh deh. Seram iiih
Wini: Serius, Na? Salah lihat mungkin Na.
Lita: iya, kita kan hanya beberapa kali saja bertemu Rakha. Siapa tahu hanya mirip
Anna: Tapi sepertinya itu benar Rakha. Dia juga melihatku, Tapi dia menghindar dan segera masuk ke ruangan check in. Langsung menghilang kabur dia
Wini: Semoga kamu salah lihat ya Na
Anna: Tadi aku sempat minta tolong adikku fotokan mereka kalau kebetulan melihat di tempat check in
Lily: Mohon maaf duhai sahabat-sahabatku, aku baru buka group. Tadi ke ruangan papa, Alhamdulillah Papa sudah membaik dan sudah bisa diajak ngobrol.
Maaf juga salah kirim foto yaaa hihihi
Lily: croissantnya enak Na, beneran deh
Lily: Yudhistira itu temanku , Wini sayang
Lita: akhirnya yang ditunggu muncul juga. kekenyangan makan croissant, Ly? (emot terbahak)
Lily: Oh iya. Anna betul sepertinya, itu Rakha. Dia mau berangkat bulan madu ke Bali dengan istrinya. Kemarin dia bilang ke aku seperti itu
Lily: Seminggu yang lalu dia menikah dengan mantannya. Katanya terpaksa karena mantannya mengancam mau nekat memotong nadinya pakai gunting
Anna, Lita dan Wini bersamaan: Appaaaaa???
Anna: kenapa ga dibiarin aja potong nadinya. Kan yang dosa dia sendiri. Hadduuh dasar aja Rakha memang pengecut
Anna: Atau bisa jadi akal-akalan dia saja
Lita: Jahat banget Rakha ke Lily. Aku ga terima Lily diperlakukan begitu
Wini: Lily ini serius? soal Rakha?
Lily: Iya Win. Nanti kalau kita ketemu aku cerita
Wini: Ly, are you oke??
Lily: Aku oke, harus selalu oke. Demi papa demi keluargaku, demi kalian, dan pastinya demi diriku sendiri
Lita: Gila, ya. Rakha. Tega banget. Sumpah kalau ketemu mau aku hajar
Anna: Lily sayang. peluuk. Maaf yaa aku tadi keceplosan. Habis aku tadi kepikiran terus setelah lihat Rakha jalan sama perempuan lain.
Lita: Kamu kan memang kalau bicara seringnya ga disaring dulu Na
Anna: kan aku tadi sudah minta maaf
Lily: ga apa-apa, Na. Aku tahu koq , itu karena kamu sayang sama aku kann?
Anna: tentu sayang donk bestie
Wini: Kenapa ga cerita ke kita, Ly?
Lily: rencananya sabtu besok kalau kita ketemu aku mau cerita. Tapi kalian sudah keburu tahu
Lily: Kalian tenang saja. Aku tetap baik-baik saja tanpa dia. Memang bukan jodoh.
Lita: Ya Tuhan. Lily sekuat itukah kamu?
Lily: BTW, ini enak banget lhoooo (kirim foto selfie sambil gigit croissant)
Wini: Lily..bisa-bisanya malah bahas kue
Anna: Besok sabtu sisakan ya, Ly. aku mau coba
Lita: Anna kamu tuh yaaa
Lily: hehehehe..iya Anna. aku simpankan untuk kamu
Wini: Tetap semangat ya Ly
Lily mengusap perlahan air matanya yang jatuh di sudut mata.
Sulit menjelaskan tentang perasaannya saat ini. Bahkan kepada dirinya sendiri sekalipun.
Dia bukan sedih karena patah hati. Tapi soal harga diri.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Li.rix
bagus ceritanya..mengalir natural
2022-09-12
0