3. Bola Mata Berwarna Silver

"Bunga Lily?" suara seorang pria memanggilnya.

Pria itu berdiri di depan Lily. Lily mendongak, lalu segera berdiri. Masih mendongak, karena tubuh pria itu jauh lebih tinggi dari Lily.

Dia kan, pria yang kemarin duduk di sebelahnya di mobil travel, pikir Lily.

Aaah, ternyata dia mengantarkan sendiri ponselnya. Lily merasa tidak enak jadi merepotkan.

" Iya, saya Bunga Lily"

"Saya Yudhistira"

"Anda jadi mengantarkan sendiri ponselnya. Saya kira pakai jasa kurir" ucap Lily tak enak hati.

"Supaya lebih yakin kalau ponselnya diterima baik oleh kamu, jadi saya antar sendiri. Tidak apa-apa kan?" pria itu menyerahkan ponsel Lily.

"justru saya merasa tidak enak merepotkan pak Yudhistira" sahut Lily.

"panggil saya Yudhistira saja" ucapnya.

"saya masih single, belum jadi bapak-bapak" dia tersenyum. Lily jadi malu.

Memang sih usianya mungkin sekitar 29 tahun. Selisih 5 tahun sepertinya dengan Lily.

"kemarin saat kamu menelepon, muncul nama Bunga Lily di ponsel ini" kata Yudhistira.

"iya, nama saya Bunga Lily" jawab Lily. Pantas saja dia tahu nama lengkapnya. Lily memang menyimpan nama lengkapnya di kontak ponsel kantornya.

"Nama yang cantik" gumam Yudhistira membuat pipi Lily yang putih merona.

"Lebih baik kita duduk" Yudhistira mengajak Lily duduk. Lily yang masih tersipu ikut duduk.

"saya tahu ini ponsel kamu, karena ada fotomu di sana" Yudhistira mengarahkan telunjuknya ke layar ponsel kantor Lily.

Wallpapernya memang foto Lily sedang duduk di balik meja kerjanya.

"Tapi, tenang saja. Saya tidak buka isi ponselmu"ujarnya menenangkan Lily. Lily tersenyum mendengarnya.

"Terimakasih ya sudah menolong saya"ucap Lily.

"sama-sama" sahut Yudhistira

"Oh, iya. Papamu sakit apa?" tanyanya.

Bagaimana dia tahu kalau papa sakit, gumam Lily dalam hati.

"oh..maaf waktu di perjalanan dari Jakarta kemarin, saya tidak sengaja dengar kamu berbicara dengan seseorang bahwa papamu sakit"

oooh iya, Lily ingat sewaktu Pak Bram meneleponnya.

"sakit jantung papa kambuh" jawab Lily. Pagi tadi Lily sempet melihat papa, masih tertidur. Tapi kata pak Yan, menurut dokter yang merawat papa keadaan papa sudah lebih baik. Kemungkinan lusa sudah bisa masuk kamar perawatan.

"Bagaimana keadaan beliau sekarang?"

"Menurut dokter sudah lebih baik. Kemungkinan lusa sudah bisa masuk kamar perawatan"

"Papa juga sudah bisa komunikasi, hanya saja masih dibatasi. Supaya mempercepat pemulihan, harus lebih banyak istirahat"

"Semoga segera sehat dan pulih kembali. Kamu yang sabar ya" ucap Yudhistira.

"Aamiin. Terimakasih atas doanya" Lily memandang sekilas Yudhistira.

Hhhm Lily melihat sesuatu yang beda di mata Yudhistira. Bola matanya berwarna silver. Indah sekali matanya. Sejak kemarin di mobil travel, Lily memang melihat sesuatu yang menarik pada mata itu.

Baru kali ini Lily melihat bola mata berwarna silver.

"Apakah sebenarnya banyak yang memiliki bola mata warna silver? mungkin hanya aku saja yang kurang banyak ketemu orang? Atau aku jarang memperhatikan bola mata orang?. Tapi, sepertinya aku memang baru kali ini melihat bola mata seperti ini" gumam Lily dalam hati.

"kamu kerja di Jakarta?" tanya Yudhistira. Lily tersadar dari pikirannya yang sibuk tentang bola mata silver.

"iya"jawab Lily. Mata silver itu menatapnya lekat. Lily segera mengalihkan pandangannya. Menunduk sebentar mencoba menenangkan ritme detak jantung yang tiba-tiba terasa lebih kencang tak terkendali.

"aaah bisa-bisanya jantung ini berdetak kencang di saat yang tidak tepat" batin Lily seraya terkekeh sendiri.

"di daerah mana?"

"di daerah jalan Fatmawati" jawab Lily.

"aaaah, jalan Fatmawati..i see" ucap Yudhistira seraya melipat kedua tangannya di depan dadanya.

Ekspresi wajah Yudhistira nampak terkejut, namun juga seperti senang. Lily agak susah mengartikan ekspresi wajah pria di sampingnya.

"Tahu kafe Blume?" tanya Yudhistira.

"Tentu saja. Kamu suka kesana? croissant keju kismisnya enak sekali. Kamu harus coba" ucap Lily sambil membayangkan rasa croissant kesukaannya itu. Rasanya serasa terbit di lidah. Lily terpejam membayangkan rasanya.

Yudhistira nampak terkejut lagi. Tapi dia lantas tergelak pelan melihat ekspresi Lily.

Lily dengan cepat memperbaiki sikapnya. Aah bagaimana bisa aku bersikap kekanak-kanakan seperti tadi, pikir Lily.

Tiba-tiba Lily melihat Rakha muncul memasuki lobby rumah sakit. Dari kejauhan Rakha sudah melihat Lily lalu berjalan ke arahnya.

Apa yang dia lakukan di sini?, batin Lily.

Perasaan Lily menjadi tak karuan. Semua perasaan bercampur aduk tidak jelas rasanya.

Rakha tadi pagi hanya bertanya dimana papa dirawat dan Lily menjawab apa adanya bahwa papa dirawat di rumah sakit Permata Hati.

Tapi Rakha tidak memberitahu bahwa dia akan datang ke rumah sakit.

Itu sekitar dua jam yang lalu. Berarti saat dia bertanya dimana papa dirawat, dia sudah dalam perjalanan ke Bandung.

Entah kenapa Lily merasa kesal. Saat ini dia sudah tidak mau berhubungan Rakha. Tapi sekarang dia malah muncul di sini. Semoga saja dia tidak membuat masalah.

"Bagaimana kabar papamu, Ly?"

Lily masih terdiam.

"maaf, Ly. Aku tidak mengabari kalau mau datang"

ucap Rakha, Lalu dia memandang Yudhistira yang duduk di sebelah Lily.

Lily tahu Rakha sengaja tidak memberi kabar akan datang karena pasti Lily melarangnya.

"Papa masih di ruang ICU. Tapi keadaannya sudah lebih baik" jawab Lily.

"kenalkan temanku" Lily memperkenalkan Yudhistira ke Rakha.

Yudhistira mengulurkan tangannya seraya menyebutkan namanya. Disambut Rakha dengan pandangan tak suka dan terlihat tidak mendengarkan apa yang diucapkan Yudhistira.

"Rakha. Calon suami Lily" ucap Rakha.

"Eeeh, calon suami?" Lily menatap Rakha kesal.

"Kamu jangan bertingkah macam-macam ya, Kha" ucap Lily pelan dengan nada kesal. Lalu menghela nafas.

Yudhistira melihat kekesalan Lily.

"kalau begitu, saya pergi dulu ya, Lily. Semoga papamu lekas sehat ya" Yudhistira berpamitan kepada Lily, lalu mengganggukan kepala ke arah Rakha. Mata Yudhistira menatap sekilas ke jari manis Rakha.

Ada cincin melingkar di sana. Dan Lily melihat tatapan Yudhistira. Seketika dada Lily terasa sesak. Ada buliran air mata yang seperti hendak memaksa keluar tiba-tiba. Namun Lily tahan seraya menghela nafas dan menampilkan senyum. Apa yang akan dipikirkan Yudhistira tentangnya, seorang calon istri dari laki-laki beristri? Fffffhhh Rakha benar-benar mempermalukannya. Lily tidak akan sudi menerimanya kembali.

"Semoga kamu baik-baik saja ya, Ly. Tetap semangat untuk papamu" Yudhistira menangkupkan kedua tangannya di depan dadanya tanda berpamitan.

"Baiklah. Terimakasih banyak ya" sahut Lily.

Rakha memandang Yudhistira yang berjalan keluar rumah sakit dengan pandangan tidak suka.

"Aku kemarin sudah katakan bahwa aku tidak bisa penuhi permintaanmu. Jadi kamu tidak berhak berkata seperti tadi" Lily memulai pembicaraan.

"maafkan aku, Ly" Ucap Rakha pelan.

Lily hanya menghela nafas.

"selama ini aku belum pernah melihat dia. kenal dimana?" tanya Rakha penuh selidik.

" Aku tidak perlu memberitahumu"jawab Lily.

"kenapa kamu datang ke sini? bukankah setiap hari harus antar dan jemput istrimu pulang kerja?" Tanya Lily.

"jangan bicara sinis sperti itu" Rakha menghela nafas panjang.

"aku tidak sinis. Bukankah pertanyaanku benar seperti itu?" sahut Lily.

"dia sedang tidak bekerja. Pergi belanja bersama ibunya"

"Besok aku dan dia pergi ke Bali. Orangtuanya sudah mempersiapkan liburan ke sana selama satu minggu" Rakha berbicara pelan.

"Ooh bulan madu ya?" Lily tersenyum.

"Tapi kami tidak benar-benar bulan madu, Ly"sanggah Rakha.

"Rakha, aku minta tolong. Jangan temui aku lagi. Silahkan urus keluargamu untuk saat ini" Ucap Lily.

"Tapi, Ly. Aku kan sudah bilang ke kamu untuk minta waktu tiga bulan. Aku akan bercerai dari Dina"

"Lakukan apa yang menurutmu baik untuk dirimu sendiri, bukan karena aku"

"jangan jadikan aku sebagai alasan perceraianmu"

"bisnis bersama kita bagaimana, Ly?"

"itu nanti bisa diurus" Ucap Lily berlalu meninggalkan Rakha.

"Lily, tunggu sebentar. Aku belum selesai bicara"Rakha hendak menyusul Lily.

Lily berbalik. Rakha tersenyum senang saat Lily berbalik mendekatinya. Lily memang mudah luluh hatinya. Rakha yakin Lily pasti menerimanya lagi.

"Lain kali jika ingin mengaku sebagai calon suami seorang perempuan, lepas dulu cincin pernikahanmu itu" Lily berucap sambil berlalu pergi.

Rakha terkesiap. Baru tersadar bahwa cincin pernikahannya masih melingkar di jari manisnya.

***

Terpopuler

Comments

Arinda 🌹🌹

Arinda 🌹🌹

sukaaa..lanjut thor

2022-04-25

0

Arinda 🌹🌹

Arinda 🌹🌹

xixixixxi...rasain. sok kegantengan banget sih

2022-04-25

0

Arinda 🌹🌹

Arinda 🌹🌹

Rakha knapa bgitu ke Lily. kalau mau cerai, ya cerai aja. kalo bgitu kan jd kyak mau bikin seolah lily pelakor.

2022-04-25

0

lihat semua
Episodes
1 1. Lily
2 2. Ponsel Hilang
3 3. Bola Mata Berwarna Silver
4 4. Croissant Keju Kismis
5 5. Empat Sahabat
6 6. Pabrik Pembuatan Box Pendingin
7 7. Rakha
8 8. Angga & penyelidikan
9 9. Bertemu Ka Angga
10 10. Ajakan Yudhistira
11 11. Bertemu Rico
12 12.Saling Bercerita
13 13.Juan Rico Hoover
14 14.Rakha - 2
15 15. Menemui Papa
16 16. Di Gazebo
17 17. Pesan dari Rakha
18 18. Pangeran Kenzo Yudhistira Curtis
19 19. Memanggilmu Kak Ran
20 20. Rico Cedera
21 21. Keluarga Ran
22 22. Menghindari Rakha
23 23. Dibawa pergi Rakha
24 24. Dibawa Pergi Rakha - 2
25 25. Di Rumah Sakit
26 26. Wini dan kisahnya
27 27. Cake Yang Hancur dan Wangi Parfum
28 28. Siapakah Dia?
29 29. Hari Bahagia
30 30. Berjumpa Jamie di Pesta
31 31. Dia Tidak Boleh Menikah Dengan Orang Lain
32 32. Malam Pertama
33 33. Mama Hana dan Sprei
34 34. Melamar Pekerjaan
35 35. Luisa, Penggemar Dari Masa Lalu
36 36. Luisa Sang Penggoda
37 37. Ancaman Rico kepada Luisa
38 38. Rabu Malam di Kafe Blume
39 39. Aku Harus Bekerja
40 40. Tidak Ada Tempat Untuknya di Sini
41 41. Hari Pertama Sang Asisten Pribadi
42 42. Membuka Hati
43 43. Janji Makan Siang
44 44. Saling Memaafkan dan Berbaikan
45 45. Tidak Tahu Malu
46 46. Merasa Bersalah dan Permintaan Maaf
47 47. Lily Pingsan
48 48. Kabar Bahagia
49 49. Mudah Mengantuk
50 50. Harus Kembalikan Uangnya
51 51. Sangat Baik kepadaku
52 52. Calon Ibu
53 53. Harus Seperti Lily?
54 54. Berlibur di Hotel Ferien 1
55 55. Berlibur di Hotel Ferien 2
56 56. Kejutan
57 57. Aku Akan Bernyanyi
58 58. Hadiah untuk Wini
59 59. Vivi Sang Sekretaris
60 60. Hanya Sementara
61 61. Dia Sangat Menawan
62 62. Rujak Mangga dan Empal Goreng
63 63. Direktur Keuangan
64 64. Mengembalikan Uang
65 65. Pelajaran Berharga
66 66. Harus Segera diselesaikan
67 67. Saya Maafkan Kamu
68 68. Semua Baik-baik Saja
Episodes

Updated 68 Episodes

1
1. Lily
2
2. Ponsel Hilang
3
3. Bola Mata Berwarna Silver
4
4. Croissant Keju Kismis
5
5. Empat Sahabat
6
6. Pabrik Pembuatan Box Pendingin
7
7. Rakha
8
8. Angga & penyelidikan
9
9. Bertemu Ka Angga
10
10. Ajakan Yudhistira
11
11. Bertemu Rico
12
12.Saling Bercerita
13
13.Juan Rico Hoover
14
14.Rakha - 2
15
15. Menemui Papa
16
16. Di Gazebo
17
17. Pesan dari Rakha
18
18. Pangeran Kenzo Yudhistira Curtis
19
19. Memanggilmu Kak Ran
20
20. Rico Cedera
21
21. Keluarga Ran
22
22. Menghindari Rakha
23
23. Dibawa pergi Rakha
24
24. Dibawa Pergi Rakha - 2
25
25. Di Rumah Sakit
26
26. Wini dan kisahnya
27
27. Cake Yang Hancur dan Wangi Parfum
28
28. Siapakah Dia?
29
29. Hari Bahagia
30
30. Berjumpa Jamie di Pesta
31
31. Dia Tidak Boleh Menikah Dengan Orang Lain
32
32. Malam Pertama
33
33. Mama Hana dan Sprei
34
34. Melamar Pekerjaan
35
35. Luisa, Penggemar Dari Masa Lalu
36
36. Luisa Sang Penggoda
37
37. Ancaman Rico kepada Luisa
38
38. Rabu Malam di Kafe Blume
39
39. Aku Harus Bekerja
40
40. Tidak Ada Tempat Untuknya di Sini
41
41. Hari Pertama Sang Asisten Pribadi
42
42. Membuka Hati
43
43. Janji Makan Siang
44
44. Saling Memaafkan dan Berbaikan
45
45. Tidak Tahu Malu
46
46. Merasa Bersalah dan Permintaan Maaf
47
47. Lily Pingsan
48
48. Kabar Bahagia
49
49. Mudah Mengantuk
50
50. Harus Kembalikan Uangnya
51
51. Sangat Baik kepadaku
52
52. Calon Ibu
53
53. Harus Seperti Lily?
54
54. Berlibur di Hotel Ferien 1
55
55. Berlibur di Hotel Ferien 2
56
56. Kejutan
57
57. Aku Akan Bernyanyi
58
58. Hadiah untuk Wini
59
59. Vivi Sang Sekretaris
60
60. Hanya Sementara
61
61. Dia Sangat Menawan
62
62. Rujak Mangga dan Empal Goreng
63
63. Direktur Keuangan
64
64. Mengembalikan Uang
65
65. Pelajaran Berharga
66
66. Harus Segera diselesaikan
67
67. Saya Maafkan Kamu
68
68. Semua Baik-baik Saja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!