Lily merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Badannya terasa letih sekali.
Kepalanya pun terasa sakit sekarang. Untung saja dia menuruti kata Kak Angga untuk pulang dan istirahat. Kalau memaksakan menunggu di rumahsakit, bisa-bisa dia jatuh sakit.
Syukurlah pak Bram menyuruhnya cuti.
Jadi Lily bisa setiap hari mengunjungi Papa di rumah sakit untuk beberapa hari ke depan. Dan yang paling penting, dia bisa melupakan masalah Rakha sementara waktu.
Ah, dia lupa belum menghubungi HRD kantor mengenai cutinya. Yang penting info melalui whatsapp dulu. Formulir cuti bisa menyusul.
Lily meraih tasnya. Mencari ponsel kantornya tapi tak ada. Lily mengeluarkan semua isi tasnya, tak nampak juga ponselnya di sana.
Seingat Lily, selama di rumah sakit dia tidak mengeluarkan ponsel kantornya. Terakhir dia menggunakannya sewaktu di dalam kendaraan travel. Tapi dia yakin sudah menyimpannya dalam tas. Apakah mungkin terjatuh di dalam kendaraan travel, pikir Lily.
Atau di mobil papa saat pak Min jemput, bisa jadi.
Lily meraih ponselnya, menghubungi nomor ponsel kantornya. Berharap ponselnya masih bisa ditemukan.
Terhubung.
"Hallo.." suara seorang pria.
"Hallo. Maaf, Ini dengan siapa? Saya Lily pemilik ponsel yang sedang anda pegang."
"Syukurlah. Saya Yudhistira. Sejak tadi saya tunggu kamu menghubungi. Karena saya juga tidak tahu harus antar dan hubungi kemana"
Lily bernafas lega. Ponselnya ditemukan oleh orang yang baik.
"Sepertinya terjatuh sewaktu tadi tasmu terjatuh di dalam mobil travel" sambung pria itu.
"Saya menemukannya di lantai mobil. Tapi tadi kamu sudah terlanjur pergi"
"Saya yang duduk di sebelah kamu"
Ooh ternyata pria itu.
"Mau saya kirimkan kemana ponselmu?" tanya pria itu.
"Saya minta tolong kirimkan ke rumahsakit Permata Hati besok ya. Nanti biaya kurirnya saya bayar di tempat" ucap Lily.
"Oke, besok saya kabari kalau sudah siap dikirim ya"balas pria itu.
"Terimakasih banyak ya, Pak Yudhistira"
"Sama-sama" jawabnya.
Syukurlah. Banyak orang baik di dunia ini. Yang Lily sangat khawatirkan adalah ada data-data penting pekerjaan di ponsel tersebut.
Tapi nama pria tersebut sepertinya tidak sesuai dengan penampilannya yang cenderung seperti keturunan eropa. Walaupun hanya sekilas, tapi Lily cukup jelas mengingatnya. Karena postur tinggi dan wajah eropanya itu sangat mencolok dan membuat orang mudah mengingatnya. Matanya juga juga terlihat berbeda.
Aah tapi apa haknya mengurusi nama pria itu. Lily terkekeh sendiri.
***
Lily sedang di Lobby rumah sakit menunggu kurir. pengantar ponselnya. Tadi dia sudah memberi kabar kalau dia sudah di rumah sakit. Pria bernama Yudhistira itu menjawab bahwa ponselnya akan tiba sekitar tiga puluh menit lagi.
Sekarang baru dua puluh menit.
Lily menunggu di lobby sambil membaca group chat yang anggotanya adalah dia dan ketiga sahabatnya. Anna, Lita dan Wini.
Ketiga sahabatnya sejak bangku SMA itu sama-sama tinggal di Jakarta. Sekalipun mereka tinggal di kota yang sama, namun karena kesibukan masing-masing jadi jarang sekali bisa berkumpul bertemu.
"Hari Sabtu kita jenguk papa Lily, yuk" Lita mengirimkan pesan suara.
"Maaf ya pakai pesan suara, sambil ketik tugas kuliah di laptop nih" pesan suara dari Lita lagi.
"Siaap, aku mah. Sabtu ya, pagi-pagi kumpulnya. Jadi kita bisa temenin Lily juga seharian" Anna mengirimkan pesan teks.
"Wini mana, Niih?" Anna memanggil Wini.
Nampak terlihat, Wini sedang mengetik.
"Hadiiiir...aku jumat sore jalan ke Bandung sama suamiku. Sabtu pagi kita ketemuan yaa sayang-sayang akuu" ketik Wini.
"Lily maniiisss, yang sabar yaa saayaaang. InsyaaAllah, semoga Papa lekas sehat" Ketik Wini lagi.
Wini paling manis sikapnya. Dia sangat penyayang dan selalu bicara dengan lembut. Sikapnya selalu lebih dewasa.
Dari mereka berempat, Lita dan Wini yang sudah menikah. Anna baru bertunangan setahun yang lalu. Calon suaminya sedang menyelesaikan studi S2 di Inggris. Rencananya tahun ini mereka menikah setelah studi suaminya selesai.
Dan Lily, baru saja ditinggal nikah oleh Rakha. Hiks.
Lily menghela nafas panjang. Aaah ingin rasanya membuang semua ingatan tentang Rakha. Tapi di saat ini, Lily memilih tak memikirkannya. Kepalanya mendadak sakit.
Group chat masih seru dengan obrolan. Lily merasa terhibur.
Semua mendoakan kesehatan untuk Papa.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Diana wita
Sukaaaa
2022-03-31
2