Bunga Lily Untuk Pangeran

Bunga Lily Untuk Pangeran

1. Lily

Lily berlari-lari kecil menuju kafe yang berada di sebelah gedung kantornya.

Hujan rintik-rintik membasahi wajahnya dengan lembut. Perlahan Lily menghapus wajahnya yang basah dengan tisu.

Hari ini Lily ijin pulang cepat setelah seminggu kemarin lembur menyelesaikan laporan akhir tahun. Lily melirik jam tangannya. Jam 13.25

Dia harus pulang ke Bandung. Papa masuk rumah sakit lagi. Kak Angga, Kakak tertua, tadi mengabari Lily.

Namun sebelum ke Bandung, Lily ada janji bertemu dengan Rakha sebentar.

Rakha melambaikan tangannya ke arah Lily. Duduk di kursi meja sebelah jendela kafe sehingga bisa menikmati pemandangan ke luar.

Lily terlebih dahulu memesan coklat hangat dan croissant keju kismis kesukaannya.

"Apa kabar, Ly?" sapa Rakha saat Lily tiba di meja.

"Aku baik. Kamu bagaimana?" Lily bertanya balik.

Rakha hanya tersenyum seraya mengangkat pundaknya.

"Makanlah dulu" ucap Rakha.

Lily memang tadi sengaja tidak makan siang.

Sambil menikmati croissant keju kismis kesukaannya, Lily sesekali menatap Rakha.

Lima hari yang lalu Rakha menikah dengan mantan kekasihnya, Dina. Meninggalkan Lily. Dengan alasan terpaksa menikahi Dina karena katanya wanita itu mengancam akan bunuh diri memotong nadinya dengan gunting.

Aah terdengar seperti drama. Tapi itu yang terjadi. Rakha meninggalkannya dengan alasan seperti itu.

Mereka bahkan mempersiapkan pernikahan saat Rakha masih bersama Lily. Sering antar jemput Lily. Seolah tidak ada sesuatu yang terjadi.

Bahkan dua minggu sebelum mereka menikah, Rakha masih menemani Lily pulang ke rumah bertemu Papa.

Lily mengetahui rencana pernikahan Rakha dan Dina dari dua sahabat Rakha. Dion dan Billy. Lalu seminggu sebelum mereka menikah, Rakha memberikan surat undangan kepada Lily.

Lily datang ke pernikahan Rakha bersama Billy dan Dion. Lily ingin membuktikan bahwa dia kuat dan tidak terpuruk walau Rakha meninggalkannya.

Walau sebenarnya, Lily menangis semalaman. Kecewa dan sakit hati sudah pasti. Yang membuatnya sangat berat adalah memikirkan bagaimana caranya memberitahukan Papa dan keluarganya mengenai Rakha. keluarganya tahu bahwa Rakha adalah laki-laki yang sedang dekat dengan Lily.

Malam setelah pernikahannya, Rakha menelepon Lily. Meminta waktu bertemu di hari kamis.

Dan hari ini dia sudah ada di depan Lily. Entah apa tujuannya.

"Ada yang mau disampaikan?" tanya Lily setelah makanannya habis.

"Aku minta tolong. Lily jangan dekat dengan laki-laki lain dulu" ucap Rakha membuat Lily bingung.

"Tunggu aku. Aku mau bercerai dari Dina." lanjutnya membuat Lily semakin bingung.

"Aku tahu aku salah. Aku jahat ke Lily. keputusanku menikahi Dina itu kesalahan besar dalam hidupku"

"Berikan aku waktu tiga bulan untuk menyelesaikan proses perceraianku dengan Dina"

"Tolong jangan menerima cinta dari siapapun. Tunggu aku ya, Ly"

Rakha menatap Lily. matanya penuh harap.

"Kenapa mau bercerai. Kamu baru menikah 5 hari" tanya Lily merasa aneh.

"Aku tidak mencintai dia, aku terpaksa, Ly"

"Sejak hari pertama menikah, kami sudah bertengkar hebat hanya karena hal sepele. Dia tidak bisa berbicara lembut, selalu kasar"

"Aku sadar, yang aku cintai adalah kamu" Rakha menggombal.

"Aku minta maaf ya, Ly. Aku mohon jangan tinggalkan aku ya"

"Tunggu aku, Ly. please" tatap Rakha penuh harap.

Lily tidak menjawab. Dia menatap ke luar jendela kafe seraya mencoba menghabiskan coklat hangatnya yang berangsur dingin.

"Aku tidak bisa, Rakha" ucap Lily dingin.

"Tolong kamu pikirkan lagi, Ly. Berikan aku kesempatan sekali lagi. Please"Rakha menatap Lily penuh harap.

"Aku tidak bisa, Rakha. Kamu sudah menikah. Aku punya hak untuk mencari kebahagiaanku sendiri"

"Setelah ini aku mau pulang ke Bandung. Papaku masuk rumah sakit tadi pagi" Lily melirik jam tangannya. Jam 15.22.

"Maaf, aku tidak bisa antar. Karena aku harus jemput Dina di kantornya" Rakha menatap Lily dengan perasaan bersalah.

"Tidak masalah. aku naik Ztrans travel di gedung sebelah" sahut Lily.

"Lagipula, kita sudah tidak ada hubungan apa-apa kan?"

"Keluargaku tidak ada yang mengetahui soal pernikahanmu" sambung Lily.

Bagaimana mungkin Lily memberitahu soal ini di saat papa sedang sakit.

Rakha tertunduk. sikap duduknya nampak serba salah.

"Baiklah. aku pergi dulu. sampai jumpa" pamit Lily bergegas.

"Aku antar ke kantor travel, Ly" Rakha menyusul Lily yang sudah melangkah pergi tanpa memghiraukannya.

Hanya perlu jalan kaki menuju kantor travel minibus Ztrans. Karena hanya berjarak 200 meter dari Kafe tempat mereka barusan bertemu.

"Sampai jumpa, Lily" ucap Rakha saat Lily hendak naik ke dalam minibus.

Lily hanya melambaikan tangannya dengan wajah tanpa ekspresi dan tanpa mengucapkan apapun. Sama seperti dalam perjalanan singkat tadi, Lily hanya terdiam.

Lily hanya memikirkan kondisi Papa.

Sepanjang perjalanan, pikiran Lily melayang memikirkan Papa. Semoga Papa keadaannya tidak terlalu buruk. Semoga lekas kembali sehat.

Lily menyandarkan punggungnya di kursi , lalu mencoba memejamkan mata sebentar. Hanya melepaskan penat sebentar. Lalu menahan mata untuk tidak tertidur. Dia sangat takut jika bepergian seorang diri lalu tertidur di perjalanan.

Ada enam penumpang di minibus dengan tiga baris kursi penumpang. Setiap baris hanya diisi oleh dua orang.

Lily duduk di kursi barisan pertama di belakang pengemudi. di dekat pintu.

Penumpang di sebelahnya seorang pria berbadan tinggi, berkulit putih seperti bukan orang Indonesia asli. Mungkin ada keturunan Eropa, seperti Perancis atau Inggris. Dia sedang asik membaca buku.

Empat orang di belakangnya sepertinya anak SMA yang sedang mau berlibur ke Bandung. Sepanjang jalan obrolan mereka sangat seru khas anak SMA, membuat Lily terhibur mendengarnya. Celoteh-celoteh khas anak sekolah yang ceria.

Sekitar setengah jam lagi kendaraan tiba di shuttle Ztrans Cihampelas. Lily sudah mengabari kak Angga, supaya Pak Min, Sopir Papa bisa menjemputnya.

Ponsel kantornya berbunyi. Pak Bram, atasan Lily sekaligus direktur di kantornya menelepon.

Tadi pak Bram sedang meeting, jadi Lily mengirim pesan via whatsapp bahwa Lily ijin pulang cepat karena papa sakit. Semua laporan sudah Lily selesaikan dan sudah Lily letakkan di meja pak Bram.

"Selamat sore, pak Bram. Saya ijin pulang cepat hari ini. Papa saya terkena serangan jantung"

ucap Lily.

"Baik, Lily. Saya baru baca pesan kamu. Kamu ajukan cuti saja sampai papamu pulih"

jawab Pak Bram.

"Baik, Pak. Nanti saya ajukan cuti. Terimakasih ya, Pak"

"Sama-sama, Ly. semoga Papamu lekas pulih ya. kamu yang sabar. Jangan lupa selalu berdoa untuk kesembuhan beliau ya" ucap pak Bram.

Pak Bram memang orang baik. Walaupun seorang direktur, tapi selalu memperlakukan semua karyawan seperti teman.

Baru saja Lily menutup ponsel kantor, ponsel pribadinya berbunyi.

Sebuah pesan dari Rakha

"Aku akan merindukanmu, Lily sayang"

"Semoga Papa lekas sehat ya" pesan kedua.

Hhhhhh...Lily masih bingung dengan semua yang terjadi. Dia bahkan tidak tahu bagaimana perasaannya saat ini terhadap Rakha setelah pertemuan tadi. Rasanya dia semakin enggan melihat Rakha. Pembicaraan tadi mengganggunya. Kata-kata permintaan Rakha membuat harga dirinya tersinggung. Setelah dia meninggalkan Lily, tiba-tiba dia datang dan memintanya menunggu. Lily berusaha meredam rasa marah di dadanya.

Lily membalas pesan Rakha " terimakasih"

terkesan dingin memang. Tapi hanya itu yang sanggup Lily tulis.

Lily segera memasukan ponselnya ke dalam tas.

Ciiiiiit.....braaak.

Kendaraan berhenti mendadak. Semua penumpang terkejut.

"Mohon maaf bapak dan Ibu, kendaraan di depan tiba- tiba berhenti" Bapak pengemudi nampak merasa bersalah.

"Ternyata ada kecelakaan di depan kita. Harap tidak panik ya bapak dan Ibu. Kita aman. Sebentar lagi kita sampai" lanjut sang pengemudi.

Lily meraih tasnya yang terjatuh ke bawah kursi. Penumpang pria di sebelahnya juga melakukan hal yang sama. Dia hendak mengambil bukunya yang terjatuh. Kepala mereka beradu.

"aduuh" Lily meringis pelan memegang kepalanya.

"Sorry...sorry" ucap pria tersebut. Lily menoleh dengan wajah masih meringis. Matanya.....

"kamu baik-baik saja?" pria itu bertanya.

"lumayan sedikit sakit"ucap Lily segera mengalihkan pandangannya

"tapi tidak apa-apa. hanya sakit biasa" lanjut Lily saat pria tersebut merasa kebingungan dan salah tingkah.

"syukurlah" gumamnya lega.

Kendaraan sudah memasuki shuttle Cihampelas. Lily melihat Pak Min sudah menunggunya.

Pak Min segera meraih tas bawaan Lily dan menuju mobil.

Mobil langsung menuju rumah sakit.

***

Papa berada di ruang ICU. Ada pak Yan di sana. Pak Yan adalah asisten papa sejak dulu. Selalu menemani papa kemanapun. Pak Yan dan Bu Halimah, istrinya, memang tinggal di rumah papa. Mereka tidak memiliki anak. Bu Halimah adalah orang yang membantu Mama di rumah sejak dulu.

Saat Mama meninggal Bu Halimah pun merasakan kesedihan mendalam seperti kami. Mama memperlakukan bu Halimah seperti keluarga.

Meskipun Papa tidak bisa terus ditemani di dalam ruangan. Setidaknya ada keluarga yang berjaga-jaga di ruang tunggu jika sewaktu-waktu diperlukan.

Papa mengalami serangan jantung. Menurut pak Yan, Papa tiba-tiba sesak nafas sewaktu sedang berkeliling pabrik.

Pak Yan langsung membawa Papa ke rumah sakit. Sehingga Papa cepat mendapatkan pertolongan.

Lily melihat Papa dari balik jendela kaca. Papa sedang tertidur. Tubuhnya dipasang beberapa alat dan kabel-kabel.

Papa sering sakit sejak kepergian Mama dua tahun yang lalu. Bagaimana tidak, Mama menemani Papa selama 32 tahun. Pastilah Papa merasakan kehilangan yang amat mendalam.

***

drrtttt..telepon masuk dari Ka Angga. "Kakak nanti malam sekitar jam sepuluh ke rumah sakit. Tadi ada meeting penting yang tidak bisa dibatalkan. Kakak harus gantikan Papa tadi"

"kamu pulanglah dulu. istirahat"

"Lily mau bertemu Papa, Kak" sahut Lily

"besoklah kamu ke rumah sakit lagi, ya. skarang sudah malam"

"Besok kita ketemu di rumah sakit"

"baik, Kak. Lily pulang sekarang" Lily menurut.

***

Terpopuler

Comments

Zia Amaya

Zia Amaya

Mulai baca, br mampir nih thor

2022-04-25

0

Arinda 🌹🌹

Arinda 🌹🌹

hadir karna muncul direkomendasi. Lanjut Thor

2022-04-25

0

Shen月呀

Shen月呀

Mampir kak.
salam dari my crush

2022-04-23

1

lihat semua
Episodes
1 1. Lily
2 2. Ponsel Hilang
3 3. Bola Mata Berwarna Silver
4 4. Croissant Keju Kismis
5 5. Empat Sahabat
6 6. Pabrik Pembuatan Box Pendingin
7 7. Rakha
8 8. Angga & penyelidikan
9 9. Bertemu Ka Angga
10 10. Ajakan Yudhistira
11 11. Bertemu Rico
12 12.Saling Bercerita
13 13.Juan Rico Hoover
14 14.Rakha - 2
15 15. Menemui Papa
16 16. Di Gazebo
17 17. Pesan dari Rakha
18 18. Pangeran Kenzo Yudhistira Curtis
19 19. Memanggilmu Kak Ran
20 20. Rico Cedera
21 21. Keluarga Ran
22 22. Menghindari Rakha
23 23. Dibawa pergi Rakha
24 24. Dibawa Pergi Rakha - 2
25 25. Di Rumah Sakit
26 26. Wini dan kisahnya
27 27. Cake Yang Hancur dan Wangi Parfum
28 28. Siapakah Dia?
29 29. Hari Bahagia
30 30. Berjumpa Jamie di Pesta
31 31. Dia Tidak Boleh Menikah Dengan Orang Lain
32 32. Malam Pertama
33 33. Mama Hana dan Sprei
34 34. Melamar Pekerjaan
35 35. Luisa, Penggemar Dari Masa Lalu
36 36. Luisa Sang Penggoda
37 37. Ancaman Rico kepada Luisa
38 38. Rabu Malam di Kafe Blume
39 39. Aku Harus Bekerja
40 40. Tidak Ada Tempat Untuknya di Sini
41 41. Hari Pertama Sang Asisten Pribadi
42 42. Membuka Hati
43 43. Janji Makan Siang
44 44. Saling Memaafkan dan Berbaikan
45 45. Tidak Tahu Malu
46 46. Merasa Bersalah dan Permintaan Maaf
47 47. Lily Pingsan
48 48. Kabar Bahagia
49 49. Mudah Mengantuk
50 50. Harus Kembalikan Uangnya
51 51. Sangat Baik kepadaku
52 52. Calon Ibu
53 53. Harus Seperti Lily?
54 54. Berlibur di Hotel Ferien 1
55 55. Berlibur di Hotel Ferien 2
56 56. Kejutan
57 57. Aku Akan Bernyanyi
58 58. Hadiah untuk Wini
59 59. Vivi Sang Sekretaris
60 60. Hanya Sementara
61 61. Dia Sangat Menawan
62 62. Rujak Mangga dan Empal Goreng
63 63. Direktur Keuangan
64 64. Mengembalikan Uang
65 65. Pelajaran Berharga
66 66. Harus Segera diselesaikan
67 67. Saya Maafkan Kamu
68 68. Semua Baik-baik Saja
Episodes

Updated 68 Episodes

1
1. Lily
2
2. Ponsel Hilang
3
3. Bola Mata Berwarna Silver
4
4. Croissant Keju Kismis
5
5. Empat Sahabat
6
6. Pabrik Pembuatan Box Pendingin
7
7. Rakha
8
8. Angga & penyelidikan
9
9. Bertemu Ka Angga
10
10. Ajakan Yudhistira
11
11. Bertemu Rico
12
12.Saling Bercerita
13
13.Juan Rico Hoover
14
14.Rakha - 2
15
15. Menemui Papa
16
16. Di Gazebo
17
17. Pesan dari Rakha
18
18. Pangeran Kenzo Yudhistira Curtis
19
19. Memanggilmu Kak Ran
20
20. Rico Cedera
21
21. Keluarga Ran
22
22. Menghindari Rakha
23
23. Dibawa pergi Rakha
24
24. Dibawa Pergi Rakha - 2
25
25. Di Rumah Sakit
26
26. Wini dan kisahnya
27
27. Cake Yang Hancur dan Wangi Parfum
28
28. Siapakah Dia?
29
29. Hari Bahagia
30
30. Berjumpa Jamie di Pesta
31
31. Dia Tidak Boleh Menikah Dengan Orang Lain
32
32. Malam Pertama
33
33. Mama Hana dan Sprei
34
34. Melamar Pekerjaan
35
35. Luisa, Penggemar Dari Masa Lalu
36
36. Luisa Sang Penggoda
37
37. Ancaman Rico kepada Luisa
38
38. Rabu Malam di Kafe Blume
39
39. Aku Harus Bekerja
40
40. Tidak Ada Tempat Untuknya di Sini
41
41. Hari Pertama Sang Asisten Pribadi
42
42. Membuka Hati
43
43. Janji Makan Siang
44
44. Saling Memaafkan dan Berbaikan
45
45. Tidak Tahu Malu
46
46. Merasa Bersalah dan Permintaan Maaf
47
47. Lily Pingsan
48
48. Kabar Bahagia
49
49. Mudah Mengantuk
50
50. Harus Kembalikan Uangnya
51
51. Sangat Baik kepadaku
52
52. Calon Ibu
53
53. Harus Seperti Lily?
54
54. Berlibur di Hotel Ferien 1
55
55. Berlibur di Hotel Ferien 2
56
56. Kejutan
57
57. Aku Akan Bernyanyi
58
58. Hadiah untuk Wini
59
59. Vivi Sang Sekretaris
60
60. Hanya Sementara
61
61. Dia Sangat Menawan
62
62. Rujak Mangga dan Empal Goreng
63
63. Direktur Keuangan
64
64. Mengembalikan Uang
65
65. Pelajaran Berharga
66
66. Harus Segera diselesaikan
67
67. Saya Maafkan Kamu
68
68. Semua Baik-baik Saja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!