Episode 4: Improvisasi

...🍬Soundtrack #Rose-do kyungsoo (EXO) 🍬...

...💌Kita bisa berbicara dan mengatakan apa yang ingin kita katakan, tapi tidak semua orang akan faham 💌...

          Mata Lanang terbuka dengan perlahan lalu menyusuri penjuru ruangan yang saat ini adalah kamar miliknya dengan Yara yang sudah berstatus sebagai istrinya itu. Ahh tepatnya istri kontrak karena ia hanya di kontrak untuk menjadi seorang suami untuk gadis arogan itu.

Dengan berat hati Lanang bangkit dari sofa dan duduk tegak, perlahan ia melihat kearah tempat tidur dimana gadis itu tengah tertidur pulas.

"Kenapa semua begitu tiba-tiba? Aku sungguh tidak menyangka akan menikah dengan seorang gadis seperti nya. " Lanang melihat lekat kearah Yara.

"Maafkan Lanang Karena tidak meminta restu ibu dan nekad untuk melakukan pernikahan ini. " Gumam Lanang pelan.

Ia ingat dengan betul saat Yara mengajukan bantuan untuk nya yang sedang membutuhkan banyak uang karena biaya pengobatan ibunya dikampung begitu juga dengan biaya sekolah adik perempuan nya. Dengan syarat ia harus menikah dengan Yara yang berusia jauh darinya.

"Hmmm bagaimana pun aku harus bertanggungjawab dengan keputusan yang kuambil ini, setidaknya aku bisa membantu ibu di kampung. "

Lanang bangkit dan berjalan menuju kamar mandi untuk mandi.

Seluruh anggota keluarga sudah berkumpul di ruang makan begitu juga dengan Lanang dan Yara yang sejak tadi hanya diam saja karena fokus makan.

Papah dan para pelayan tersenyum senyum karena pelayan melaporkan hal yang mereka dengar tadi malam.

"Kenapa pada fokus sekali makan nya? Kelaparan yah karena kelelahan? " Goda papah membuat Yara mengeryit bingung.

"Maksud papah? "

Papah tersenyum dengan pelan dan menyenggol Lanang yang sedang sibuk mengoles selai strawberry untuk Yara hingga pemuda itu sedikit kaget.

"Bagaimana menantu? Kapan kalian akan menghadirkan cucu yang lucu dirumah ini? " Goda Papah hingga Lanang sedikit kaget.

"Eugh,, "

"Papah apaan sih? Gak usah dengerin papah mas. " Yara memanggil Lanang dengan sebutan mas hingga laki-laki itu sedikit kebingungan.

Yara memang sudah menyusun semua skenario dengan jelas, mulai dari panggilan saat di depan keluarga, sikap mereka saat berkumpul dan semacamnya.

"Kamu arogan sekali sih sayang, bercanda sedikit saja tidak mau. " Papah kecewa dan memilih untuk makan kembali.

"Papah lihat kamu sudah rapi begitu, kamu ngantor hari ini? "

"Iya pah. Karena kemarin sempat libur sudah banyak sekali berkas yang menunggu ku di kantor. "

"Ck,, wanita satu ini, istirahatlah beberapa hari disini dulu. Asyik kerja mulu kamu nih. "

"Gak pah, terlalu lama beristirahat bisa membuat sendiku kaku. "

"Kamu bujuklah istrimu menantu, jangan biarkan ia terlalu banyak bekerja. "

"Lanang akan lebih perhatian dengan nyo,, dengan istri ku pah. " Senyum Lanang dan papah juga ikut tersenyum.

"Harus dong, papah sedikit bingung dengan kalian berdua. Tidak ada chemistry nya sama sekali. "

Yara yang sedang minum itu langsung keselek air karena mendengar nya. Bisa-bisa ketahuan nih pernikahan mereka cuma setingan semata.

"Ma,,, maksud papah apa? "

"Yahh kayak bukan suami-istri sungguhan. Apalagi kalian belum lama kenal sudah memutuskan untuk menikah itu menimbulkan kecurigaan buat papah. Kalau kalian tidak ada mesranya sama sekali bagaimana mau beri papah cucu? "

Lanang langsung ikut Kepalang karena ucapan papah begitu juga dengan Yara.

"Maksud papah apa? Heheh masalah mesra dan semacamnya memang sengaja tidak kami tunjukkan karena kami hanya ingin menghormati beberapa pihak seperti azri yang masih menduduki bangku sekolah. Tidak akan bagus pah jika diperlihatkan begitu saja, ya kan sayang? "

Yara membelalakkan mata saat mendengar itu langsung dari bibir Lanang belum lagi laki-laki itu dengan pelan merangkul bahunya sembari mengusap pelan pucuk kepala gadis itu.

"I,, Iya mas heheh. Papah denger sendiri kan? Kami emang sengaja gak nunjukin betapa mesranya hubungan kami. "

Papah tersenyum mendengar itu, padahal ia hanya bercanda saja kenapa dianggap serius oleh pengantin baru itu?.

Sedangkan mamah malah melihat curiga kearah dua sejoli itu, ia merasa ada yang janggal disana.

"Duhh umur kamu berapa sih sayang? Kenapa makan nya bisa belepotan begini hmm? Duhhh ngegemesin banget. "

Yara langsung kebingungan saat Lanang berbicara manis lagi kearah nya dan tidak lupa mengusap sudut bibir gadis itu dengan ujung jempol nya setelah itu ia menghisap jempol nya sendiri seolah memakan sisa makanan disudut bibir Yara. Mana manggil sayang lagi.

"Khem,,, " Papah berdeham pelan sambil tersenyum karena merasa putrinya Sungguh tengah panas-panasnya dimabuk asmara.

"Sial,, kenapa dia bisa berubah Sedrastis ini? Dia punya dua kepribadian? " Batin Yara merasa seolah melihat sisi lain dari Lanang.

"Baiklah sayang karena kamu sudah kenyang mari kita berangkat sekarang. Aku sudah hampir terlambat ke studio nih. "

Lanang memang sudah lama bekerja di studio di dekat kantor milik Yara. Dan papah juga tahu akan hal itu, dan memang papah memiliki motto hidup tidak terlalu melihat kasta, pekerjaan dan juga kekayaan seseorang. Baginya kebahagiaan putrinya adalah hal paling utama.

"Kami berangkat yah pah, mah, Azri. "

Lanang menggandeng tangan Yara yang sejak tadi hanya diam saja karena merasa bingung dan asing dengan ekspresi wajah Lanang.

Biasanya laki-laki disamping nya itu hanya diam saja, patuh, dan tidak banyak berekspresi. Kali ini ia tersenyum cerah, sedikit nakal dan juga sangat ahli dalam bersandiwara.

Ia masih ingat saat pertama kali melihat laki-laki itu, saat itu ia sedang putus asa karena tekanan papah untuk segera menikah. Dan jika Yara tidak menikah secepatnya maka seluruh aset dan warisan akan dialihkan kepada Azri yang merupakan adik tirinya sendiri.

Dengan hati yang putus asa, Yara dengan gilanya mendatangi Lanang yang sedang kesusahan itu dengan menawarkan bantuan dan tentunya itu memiliki syarat.

Lanang yang sedang buntu karena membutuhkan banyak uang untuk biaya pengobatan ibunya langsung saja menerima persyaratan itu karena apapun akan ia lakukan untuk ibunya juga adiknya dikampung.

Dan jadilah saat ini mereka berdua menjadi sepasang suami istri kontrak tanpa sepengetahuan papah.

"Ck,, sudah lepaskan tangan ku! Jangan modus yah! " Kesal Yara dan membuang muka.

"Maaf nyonya jika saya bertingkah lancang tadi, saya hanya berimprovisasi sebagai suami sungguhan untuk nyonya agar tuan tidak curiga. "

Dahi Yara kembali mengeryit Karena melihat sikap Lanang yang sesungguhnya sudah kembali. Lugu, patuh dan sangat sopan.

"Dia sesuatu sekali yah! "Batin Yara pelan.

" Sudahlah lupakan saja, cepat bawa mobil itu menuju kantor. "

Lanang memang memiliki pekerjaan sendiri tapi sudah sewajarnya ia menuruti semua perintah dari Yara karena uang yang ia Terima sangat lah banyak. Ia juga sangat sadar diri kini menumpang dirumah keluarga Yara.

"Siap nyonya! "

Lanang dengan semangat membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Yara untuk masuk.

Gadis itu masuk dengan pelan begitu juga dengan Lanang.

...🍒Bersambung 🍒...

Nihhh si Yara hidup nya keras amat sih, emosi mulu kerjanya wkwk.

Jangan lupa yah like, komen dan votenya wan kawan.

See you guys🧀

Episodes
1 Episode 1 : Pernikahan tidak biasa.
2 Episode 2 : Jangan sok perhatian.
3 Episode 3:Crazy night
4 Episode 4: Improvisasi
5 Episode 5: Hanya cuti biasa.
6 Episode 6: Something wrong.
7 Episode 7: Melihatnya sekilas.
8 Episode 8: Worst
9 Episode 9: Kecurigaan
10 Episode 10: Mencari cara.
11 Episode 11: Aku harus apa?
12 Episode 12: Mari mencoba.
13 Episode 13: Menyerah sebelum mencoba.
14 Episode 14: Mulut mercon
15 Episode 15: Ada apa ini?
16 Episode 16: Dekat terasa jauh.
17 Episode 17: Empat sisi.
18 Episode 18: Kamu dan egomu.
19 Episode 19: Kamu tidak bisa melakukan segala hal sendirian.
20 Episode 20: Hidup memang begitu bukan?
21 Episode 21: Hidup dan kehidupan.
22 Episode 22: Pentingnya menjaga perasaan.
23 Episode 23: Apa hanya aku yang sendirian?
24 Episode 24:Bukan sekedar perhatian.
25 Episode 25: Kau tau arti sebuah penghargaan?
26 Episode 26:Kamu dan kebaikan yang tersembunyi.
27 Episode 27: Tak apa tak baik-baik saja.
28 Episode 28: Benarkah perasaan ini?
29 Episode 29: Rasa yang tak diundang.
30 Episode 30: Menghindari kenyataan.
31 Episode 31: Aku yang tidak profesional.
32 Episode 32: Berhenti berlari.
33 Episode 33: Apa aku terlalu tidak tahu malu?
34 Episode 34: Tak ada yang mencintai ku.
35 Episode 35: Aku tidak akan tinggal diam.
36 Episode 36: Tragedi malam ini.
37 Episode 37: Kamu tidak menginginkan nya.
38 Episode 38: Kecanggungan yang tiada akhir.
39 Episode 39: Syal pertama dari seorang pria.
40 Episode 40: Aku tidak butuh syal ini.
41 Episode 41: Aku memaksa.
42 Episode 42: Sejak kapan?
43 Episode 43: Mentalku terguncang.
44 Episode 44: Mari mampir ke rumahku!
45 Episode 45: Dua hal yang tidak biasa.
46 Episode 46: Sama-sama tidak tahu.
47 Episode 47: Kenapa tidak masuk?
48 Episode 48: Aku tidak cemburu.
49 Episode 49: Mari kita perjelas.
50 Episode 50: Aku menemukan rencana.
51 Episode 51: Kamu harus bertanggungjawab.
52 Episode 52: Nyonya sudah tidak waras?
53 Episode 53: Aku terpukau.
54 Episode 54: Aku akan menyerah.
55 Episode 55: Turuti saja aku.
56 Episode 56: Reuni atau ironi.
57 Episode 57: Aku suaminya.
58 Episode 58: Tangisan yang tertahan.
59 Episode 59: Aku Sudah memutuskan.
60 Episode 60: Aku tidak ingin berpisah.
61 sorry.
62 Episode 61: Ya sudahlah.
63 Episode 62: Dia benar-benar berbeda.
64 Episode 63:Aku yang salah dulu.
65 Episode 64: Lelah
66 Episode 65: Rasaku semakin samar.
67 Episode 66: Merindukan mu.
68 Episode 67: Bersamamu indah.
69 Episode 68: Merajuk.
70 Episode 69: Istri?
71 Episode 70: Kebenaran itu..
72 Episode 71: Apa mas juga tahu itu?
73 Episode 72: Aku tahu isi hatimu.
74 Episode 73: Hanya aku yang tidak tahu?
75 Episode 74: Aku tahu isi hatimu.
76 Episode 75: Berangkat.
77 Episode 76: Maafkan aku ibu.
78 Episode 77: Mandi sumur
79 mampir yukk
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Episode 1 : Pernikahan tidak biasa.
2
Episode 2 : Jangan sok perhatian.
3
Episode 3:Crazy night
4
Episode 4: Improvisasi
5
Episode 5: Hanya cuti biasa.
6
Episode 6: Something wrong.
7
Episode 7: Melihatnya sekilas.
8
Episode 8: Worst
9
Episode 9: Kecurigaan
10
Episode 10: Mencari cara.
11
Episode 11: Aku harus apa?
12
Episode 12: Mari mencoba.
13
Episode 13: Menyerah sebelum mencoba.
14
Episode 14: Mulut mercon
15
Episode 15: Ada apa ini?
16
Episode 16: Dekat terasa jauh.
17
Episode 17: Empat sisi.
18
Episode 18: Kamu dan egomu.
19
Episode 19: Kamu tidak bisa melakukan segala hal sendirian.
20
Episode 20: Hidup memang begitu bukan?
21
Episode 21: Hidup dan kehidupan.
22
Episode 22: Pentingnya menjaga perasaan.
23
Episode 23: Apa hanya aku yang sendirian?
24
Episode 24:Bukan sekedar perhatian.
25
Episode 25: Kau tau arti sebuah penghargaan?
26
Episode 26:Kamu dan kebaikan yang tersembunyi.
27
Episode 27: Tak apa tak baik-baik saja.
28
Episode 28: Benarkah perasaan ini?
29
Episode 29: Rasa yang tak diundang.
30
Episode 30: Menghindari kenyataan.
31
Episode 31: Aku yang tidak profesional.
32
Episode 32: Berhenti berlari.
33
Episode 33: Apa aku terlalu tidak tahu malu?
34
Episode 34: Tak ada yang mencintai ku.
35
Episode 35: Aku tidak akan tinggal diam.
36
Episode 36: Tragedi malam ini.
37
Episode 37: Kamu tidak menginginkan nya.
38
Episode 38: Kecanggungan yang tiada akhir.
39
Episode 39: Syal pertama dari seorang pria.
40
Episode 40: Aku tidak butuh syal ini.
41
Episode 41: Aku memaksa.
42
Episode 42: Sejak kapan?
43
Episode 43: Mentalku terguncang.
44
Episode 44: Mari mampir ke rumahku!
45
Episode 45: Dua hal yang tidak biasa.
46
Episode 46: Sama-sama tidak tahu.
47
Episode 47: Kenapa tidak masuk?
48
Episode 48: Aku tidak cemburu.
49
Episode 49: Mari kita perjelas.
50
Episode 50: Aku menemukan rencana.
51
Episode 51: Kamu harus bertanggungjawab.
52
Episode 52: Nyonya sudah tidak waras?
53
Episode 53: Aku terpukau.
54
Episode 54: Aku akan menyerah.
55
Episode 55: Turuti saja aku.
56
Episode 56: Reuni atau ironi.
57
Episode 57: Aku suaminya.
58
Episode 58: Tangisan yang tertahan.
59
Episode 59: Aku Sudah memutuskan.
60
Episode 60: Aku tidak ingin berpisah.
61
sorry.
62
Episode 61: Ya sudahlah.
63
Episode 62: Dia benar-benar berbeda.
64
Episode 63:Aku yang salah dulu.
65
Episode 64: Lelah
66
Episode 65: Rasaku semakin samar.
67
Episode 66: Merindukan mu.
68
Episode 67: Bersamamu indah.
69
Episode 68: Merajuk.
70
Episode 69: Istri?
71
Episode 70: Kebenaran itu..
72
Episode 71: Apa mas juga tahu itu?
73
Episode 72: Aku tahu isi hatimu.
74
Episode 73: Hanya aku yang tidak tahu?
75
Episode 74: Aku tahu isi hatimu.
76
Episode 75: Berangkat.
77
Episode 76: Maafkan aku ibu.
78
Episode 77: Mandi sumur
79
mampir yukk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!