...🍬Soundtrack #Rose-do kyungsoo (EXO) 🍬...
...💌Kita bisa berbicara dan mengatakan apa yang ingin kita katakan, tapi tidak semua orang akan faham 💌...
Mata Lanang terbuka dengan perlahan lalu menyusuri penjuru ruangan yang saat ini adalah kamar miliknya dengan Yara yang sudah berstatus sebagai istrinya itu. Ahh tepatnya istri kontrak karena ia hanya di kontrak untuk menjadi seorang suami untuk gadis arogan itu.
Dengan berat hati Lanang bangkit dari sofa dan duduk tegak, perlahan ia melihat kearah tempat tidur dimana gadis itu tengah tertidur pulas.
"Kenapa semua begitu tiba-tiba? Aku sungguh tidak menyangka akan menikah dengan seorang gadis seperti nya. " Lanang melihat lekat kearah Yara.
"Maafkan Lanang Karena tidak meminta restu ibu dan nekad untuk melakukan pernikahan ini. " Gumam Lanang pelan.
Ia ingat dengan betul saat Yara mengajukan bantuan untuk nya yang sedang membutuhkan banyak uang karena biaya pengobatan ibunya dikampung begitu juga dengan biaya sekolah adik perempuan nya. Dengan syarat ia harus menikah dengan Yara yang berusia jauh darinya.
"Hmmm bagaimana pun aku harus bertanggungjawab dengan keputusan yang kuambil ini, setidaknya aku bisa membantu ibu di kampung. "
Lanang bangkit dan berjalan menuju kamar mandi untuk mandi.
Seluruh anggota keluarga sudah berkumpul di ruang makan begitu juga dengan Lanang dan Yara yang sejak tadi hanya diam saja karena fokus makan.
Papah dan para pelayan tersenyum senyum karena pelayan melaporkan hal yang mereka dengar tadi malam.
"Kenapa pada fokus sekali makan nya? Kelaparan yah karena kelelahan? " Goda papah membuat Yara mengeryit bingung.
"Maksud papah? "
Papah tersenyum dengan pelan dan menyenggol Lanang yang sedang sibuk mengoles selai strawberry untuk Yara hingga pemuda itu sedikit kaget.
"Bagaimana menantu? Kapan kalian akan menghadirkan cucu yang lucu dirumah ini? " Goda Papah hingga Lanang sedikit kaget.
"Eugh,, "
"Papah apaan sih? Gak usah dengerin papah mas. " Yara memanggil Lanang dengan sebutan mas hingga laki-laki itu sedikit kebingungan.
Yara memang sudah menyusun semua skenario dengan jelas, mulai dari panggilan saat di depan keluarga, sikap mereka saat berkumpul dan semacamnya.
"Kamu arogan sekali sih sayang, bercanda sedikit saja tidak mau. " Papah kecewa dan memilih untuk makan kembali.
"Papah lihat kamu sudah rapi begitu, kamu ngantor hari ini? "
"Iya pah. Karena kemarin sempat libur sudah banyak sekali berkas yang menunggu ku di kantor. "
"Ck,, wanita satu ini, istirahatlah beberapa hari disini dulu. Asyik kerja mulu kamu nih. "
"Gak pah, terlalu lama beristirahat bisa membuat sendiku kaku. "
"Kamu bujuklah istrimu menantu, jangan biarkan ia terlalu banyak bekerja. "
"Lanang akan lebih perhatian dengan nyo,, dengan istri ku pah. " Senyum Lanang dan papah juga ikut tersenyum.
"Harus dong, papah sedikit bingung dengan kalian berdua. Tidak ada chemistry nya sama sekali. "
Yara yang sedang minum itu langsung keselek air karena mendengar nya. Bisa-bisa ketahuan nih pernikahan mereka cuma setingan semata.
"Ma,,, maksud papah apa? "
"Yahh kayak bukan suami-istri sungguhan. Apalagi kalian belum lama kenal sudah memutuskan untuk menikah itu menimbulkan kecurigaan buat papah. Kalau kalian tidak ada mesranya sama sekali bagaimana mau beri papah cucu? "
Lanang langsung ikut Kepalang karena ucapan papah begitu juga dengan Yara.
"Maksud papah apa? Heheh masalah mesra dan semacamnya memang sengaja tidak kami tunjukkan karena kami hanya ingin menghormati beberapa pihak seperti azri yang masih menduduki bangku sekolah. Tidak akan bagus pah jika diperlihatkan begitu saja, ya kan sayang? "
Yara membelalakkan mata saat mendengar itu langsung dari bibir Lanang belum lagi laki-laki itu dengan pelan merangkul bahunya sembari mengusap pelan pucuk kepala gadis itu.
"I,, Iya mas heheh. Papah denger sendiri kan? Kami emang sengaja gak nunjukin betapa mesranya hubungan kami. "
Papah tersenyum mendengar itu, padahal ia hanya bercanda saja kenapa dianggap serius oleh pengantin baru itu?.
Sedangkan mamah malah melihat curiga kearah dua sejoli itu, ia merasa ada yang janggal disana.
"Duhh umur kamu berapa sih sayang? Kenapa makan nya bisa belepotan begini hmm? Duhhh ngegemesin banget. "
Yara langsung kebingungan saat Lanang berbicara manis lagi kearah nya dan tidak lupa mengusap sudut bibir gadis itu dengan ujung jempol nya setelah itu ia menghisap jempol nya sendiri seolah memakan sisa makanan disudut bibir Yara. Mana manggil sayang lagi.
"Khem,,, " Papah berdeham pelan sambil tersenyum karena merasa putrinya Sungguh tengah panas-panasnya dimabuk asmara.
"Sial,, kenapa dia bisa berubah Sedrastis ini? Dia punya dua kepribadian? " Batin Yara merasa seolah melihat sisi lain dari Lanang.
"Baiklah sayang karena kamu sudah kenyang mari kita berangkat sekarang. Aku sudah hampir terlambat ke studio nih. "
Lanang memang sudah lama bekerja di studio di dekat kantor milik Yara. Dan papah juga tahu akan hal itu, dan memang papah memiliki motto hidup tidak terlalu melihat kasta, pekerjaan dan juga kekayaan seseorang. Baginya kebahagiaan putrinya adalah hal paling utama.
"Kami berangkat yah pah, mah, Azri. "
Lanang menggandeng tangan Yara yang sejak tadi hanya diam saja karena merasa bingung dan asing dengan ekspresi wajah Lanang.
Biasanya laki-laki disamping nya itu hanya diam saja, patuh, dan tidak banyak berekspresi. Kali ini ia tersenyum cerah, sedikit nakal dan juga sangat ahli dalam bersandiwara.
Ia masih ingat saat pertama kali melihat laki-laki itu, saat itu ia sedang putus asa karena tekanan papah untuk segera menikah. Dan jika Yara tidak menikah secepatnya maka seluruh aset dan warisan akan dialihkan kepada Azri yang merupakan adik tirinya sendiri.
Dengan hati yang putus asa, Yara dengan gilanya mendatangi Lanang yang sedang kesusahan itu dengan menawarkan bantuan dan tentunya itu memiliki syarat.
Lanang yang sedang buntu karena membutuhkan banyak uang untuk biaya pengobatan ibunya langsung saja menerima persyaratan itu karena apapun akan ia lakukan untuk ibunya juga adiknya dikampung.
Dan jadilah saat ini mereka berdua menjadi sepasang suami istri kontrak tanpa sepengetahuan papah.
"Ck,, sudah lepaskan tangan ku! Jangan modus yah! " Kesal Yara dan membuang muka.
"Maaf nyonya jika saya bertingkah lancang tadi, saya hanya berimprovisasi sebagai suami sungguhan untuk nyonya agar tuan tidak curiga. "
Dahi Yara kembali mengeryit Karena melihat sikap Lanang yang sesungguhnya sudah kembali. Lugu, patuh dan sangat sopan.
"Dia sesuatu sekali yah! "Batin Yara pelan.
" Sudahlah lupakan saja, cepat bawa mobil itu menuju kantor. "
Lanang memang memiliki pekerjaan sendiri tapi sudah sewajarnya ia menuruti semua perintah dari Yara karena uang yang ia Terima sangat lah banyak. Ia juga sangat sadar diri kini menumpang dirumah keluarga Yara.
"Siap nyonya! "
Lanang dengan semangat membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Yara untuk masuk.
Gadis itu masuk dengan pelan begitu juga dengan Lanang.
...🍒Bersambung 🍒...
Nihhh si Yara hidup nya keras amat sih, emosi mulu kerjanya wkwk.
Jangan lupa yah like, komen dan votenya wan kawan.
See you guys🧀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments