Rumah itu tampak lengang, Vitto menanyakan keberadaan Vino pada pelayan dirumah itu. Vitto segera menemui adiknya itu yang sedang berada diruang kerja nya. Vino terlihat sangat serius didepan monitornya, lelaki itu hanya melirik Vitto yang datang masuk ke ruangannya lalu kembali lagi fokus pada monitornya. Vitto duduk didepan Vino tanpa permisi dan memainkan hiasan berupa pendulum diatas meja itu.
"Kudengar besok kau akan mengadakan pesta, kenapa kau tidak mengundangku"
"Tanpa ku undang pun kau pasti akan datang, jadi itu hanya akan membuang waktuku saja jika melakukannya" Vino menjawab dengan dingin.
"Kau dingin sekali, kau sama sekali tidak bisa menghargaiku sebagai kakakmu, baiklah lanjutkan kesibukanmu, aku mau tidur disini" Vitto berdiri dan langsung keluar meninggalkan ruangan kerja Vino.
Vitto langsung naik ke kamar yang sudah biasa dia gunakan saat menginap dirumah adiknya ini. Hubungan Vitto dengan Vino semakin hari semakin tidak jelas, adiknya itu seolah memendam kebencian kepadanya. Semua berawal setelah dia menolak keras untuk mengurus perusahaan keluarga, tetapi Vitto tetap berusaha bersikap baik dan menyayangi Vino walaupun adiknya itu sering mengabaikannya.
Vino hanya memandang dingin kepergian kakaknya dari ruangannya. Kakaknya itu terlalu berpikir bebas dan sesuka hatinya, seolah tidak memperdulikan apa yang terjadi dikeluarga mereka, sehingga membuat Vino menjadi sangat enggan berhubungan baik dengan Vitto. Kadangkala Vino juga merasa sangat ingin bisa hidup sebebas Vitto, tetapi situasi dan kondisii membuatnya tidak bisa melakukannya. Andai saja Vitto mau membantunya mengurus perusahaan tentu hubungan mereka akan lebih dekat seperti dulu.
*****
Vitto bangun cukup siang, itu sudah jadi kebiasaannya setiap hari dan tidak ada yang berani mengganggu tidurnya termasuk pelayan Adiknya juga, mereka sudah sangat mengerti kebiasaan dari Vitto. Lelaki itu berjalan kearah balkon kamarnya dan melihat ada kesibukkan yang terjadi dibawah. Ya dibalkon kamar itu dia bisa melihat apa yang terjadi di taman belakang rumah Vino, persiapan pesta nanti malam sudah mulai dikerjakan.
Orang-orang terlihat berlalu lalang dengan kesibukannya masing-masing untuk menyiapkan semuanya. Vitto mengernyit melihat apa yang ada dibawah sana, adiknya itu selalu mengadakana pesta rutin jika dia berhasil memenangkan tender besar dan mengundang rekanan bisnisnya serta para staffnya, tetapi yang dia tahu, saat ini belum ada tender yang dimenangkan Vino lalu kenapa adiknya itu memgadakan sebuah pesta. Vitto mencoba mengabaikan pertanyaannya lalu membalikkan badannya untuk masuk dan pergi mandi.
Vitto turun untuk sarapan ya walaupun ini lebih tepatnya sudah waktunya makan siang. Tampak Vino sedang menikmati makan siangnya sendirian diruang makan, Vitto datang dan langsung duduk sambil melempar senyum ke arah Vino tapi sudah pasti adiknya itu tidak membalas atau sekedar menyapanya dan hanya memandang sinis serta dingin kearahnya.
Pelayan datang dan langsung melayani serta menyiapkan makanan untuk Vitto. Vino menikmati makanannya dan tetap tidak mempedulikan Vitto yang ada didepannya. Ponsel Vino berdering dan dia pun langsung mengangkatnya. "Ya" Jawab Vino cepat lalu terdiam menyimak apa yang diucapkan oleh orang yang meneleponnya.
Vitto hanya diam memandang Vino yang sedang serius dengan telepon yang diterimanya.
"Oke, lanjutkan tugasmu dan tetap pantau dia terus, jika ada sesuatu langsung hubungi aku lagi" Ucap Vino lalu menutip teleponnya.
"Siapa yang sedang kau pantau???" Tanya Vitto penasaran.
"Bukan urusanmu!!!" Jawab Vino ketus lalu memundurkan kursinya dan berdiri meninggalkan Vitto diruang makan.
Entah apa yang sedang dilakukan adiknya itu, dan entah siapa yang sedang dipantau, Vitto merasa heran sekaligus penasaran tetapi kemudian melanjutkan makan siangnya lagi. Apapun yang dilakukan Vino adalah urusannya, Vitto tidak ingin tahu atau mencaritahu apa yang terjadi karena itu pasti akan membuat Vino marah kepadanya.
****
Rana pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya di Bakery miliknya, dia akan beristirahat sejenak sebelum nanti malam datang di pesta yang diadakan Vino. Walaupun dia merasa enggan tetapi dia kemarin sudah berjanji untuk datang dan lelaki itu juga akan mengirim supir untuk menjemputnya. Selain datang Rana juga akan mengembalikan barang yang kemarin Vino berikan padanya, dia tidak ingin mengenakan itu semua karena dia merasa kurang pantas, itu terlalu dan sangat mahal. Rana akan memakai gaunnya sendiri dibanding harus memakai pemberian Vino.
Malam tiba, Rana sudah bersiap dan tampak manis memakai gaun sederhana yang dimilikinya. Dia juga merias wajahnya dengan riasan sederhana. Ketukan pintu rumahnya mengalihkan Rana yang sedang duduk didepan meja riasnya, dia pun keluar untuk membuka pintu.
Seorang pria berpakaian hitam berdiri didepan pintu, dan mengenalkan dirinya sebagai supir yang disuruh oleh Vino untuk menjemputnya. Rana meminta supir itu untuk menunggunya sebentar karena dia akan mengambil tasnya di dalam. Rana kembali beberapa saat kemudian samhil membawa barang yang akan dia kembalikan pada Vino. Supir itu mulai mengendarai mobilnya menuju rumah Vino.
****
Mobil itu berhenti didepan rumah yang sangat mewah dan halamannya sangat luas, Rana melihat sudah banyak sekali mobil-mobil yang terparkir disana. Pintu dibuka dan Rana keluar dari mobil itu dan dipersilahkan untuk masuk karena pesta sudah dimulai dihalaman belakang rumah itu.
Rana masuk ke dalam rumah itu dan dia hanya bisa berdecak kagum melihat betapa mewah dan elegannya rumah itu. Furniture serta hiasan-hiasan yang ada tampak begitu mewah dan pasti sangat mahal Rana berjalan pelan dan terlihat di bagian belakang rumah itu ada banyak orang berlalu lalang. Sepertimya pesta memang sudah dimulai.
Brukkk.........!!!!
Rana ditabrak oleh seseorang dari belakang dan hampir saja dia tersungkur, untung saja orang itu langsung memegang kedua bahunya dan menahannya.
"Sorry sorry, aku terlalu fokus pada ponselku sehingga aku tidak tahu ada kau didepanku" Ucap seorang pria yang menabrak Rana.
Rana membalikkan badannya dan sempat terkesima sesaat kepada pria yang menabraknya itu. Pria itu sangat tampan, manis dan tampak begitu gagah, tetapi kemudian Rana menyadari bahwa dia sudah berlebihan memuji lelaki itu. "Iya tidak apa-apa" Ucap Rana.
"Sekali lagi maafkan aku???"
"Iya sama-sama, aku permisi dulu aku harus segera bertemu dengan pemilik pesta ini, permisi" Rana menunduk lalu pergi meninggalkan Vitto.
Vitto tersenyum melihat kepergian Rana, perempuan itu sangat manis, dan terlihat sedikit lugu. Vitto mengernyit melihat apa yang ada digenggaman Rana, itu adalah paper bag dari merk terkenal, untuk apa dia membawanya kesini dan tadi dia juga bilang ingin bertemu si pemilik pesta yang sudah tentu itu adalah Vino.
Mata Rana melirik ke seluruh penjuru tempat pesta itu, mencoba menemukan dimana keberadaan Vino. Dia harus mengembalikan barang yang dipegangnya dan berniat akan langsung meninggalkan pesta ini, karena melihat semua orang yang hadir dipesta ini berpenampilan elegan, Rana merasa malu dengan dirinya sendiri merasa tempat ini bukan tempat yang cocok untuknya.
Akhirnya Rana menemukan yang dicarinya, Vino. Lelaki itu tampak sedang berbincang dengan tamunya, dan ditangannya ada gelas berisi cairan bening berwarna keemasan. Rana pun langsung berjalan untuk menghampiri Vino.
Vino melihat kedatangan Rana dan mengerutkan dahinya karena perempuan itu datang dengan pakaian lain bukan pakaian darinya. "Shiitt... Kenapa dia tidak memakai pakaian dariku???" Gumam Vino kesal.
Rana mendekati Vino dan menyodorkan apa yang dibawa nya kepada Vino. "Maaf aku ingin mengembalikan ini pada anda" Gumam Rana pelan, matanya bertatapan dengan Vino yang tersenyum kepadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 374 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
apa maksudnya vino ini..
2023-10-06
0